BeritaSulawesi Selatan

Panen Jagung ASTACITA Polres Soppeng di Lilirilau: Dari Lahan Institusi Menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan

345
×

Panen Jagung ASTACITA Polres Soppeng di Lilirilau: Dari Lahan Institusi Menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini
Panen Jagung ASTACITA Polres Soppeng di Lilirilau: Dari Lahan Institusi Menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan

SOPPENG | DETIKREPORTASE.COM – Polres Soppeng kembali menegaskan komitmennya terhadap ketahanan pangan melalui panen jagung berkelanjutan yang digelar di lahan produktif milik Polsek Lilirilau, Kamis, 17 Juli 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program ASTACITA (Akselerasi Strategi Ketahanan Pangan), sebuah inisiatif lokal Polres Soppeng yang berakar dari semangat nasional dalam memperkuat ketersediaan dan keterjangkauan bahan pangan di tengah masyarakat.

Panen tersebut dipimpin langsung oleh Kapolres Soppeng AKBP Aditya Pradana, S.I.K., M.I.K., yang hadir bersama sejumlah pejabat utama Polres, Lurah Ujung Hasruddin Jamardin, tokoh masyarakat setempat, serta mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Hasanuddin yang sedang menjalani program KKN. Tak hanya itu, Ketua Bhayangkari Ranting Lilirilau juga turut hadir bersama anggota, menambah kekuatan sinergi dalam kegiatan yang sarat makna ini.

Kapolres: Lahan Institusi Jadi Solusi Pangan

Dalam keterangannya kepada wartawan, AKBP Aditya Pradana menjelaskan bahwa kegiatan panen ini bukanlah sekadar simbolisasi atau seremonial belaka, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk mengakselerasi ketahanan pangan berbasis lokal.

“Kegiatan panen jagung ini bukan sekadar kegiatan simbolik, tetapi merupakan bentuk nyata dukungan Polres Soppeng terhadap program pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Kami berkomitmen memanfaatkan lahan produktif milik institusi untuk kepentingan masyarakat secara luas,” tegasnya.

Menurut Aditya, pemanfaatan lahan milik institusi negara, termasuk kantor polisi, memiliki potensi besar dalam mengatasi krisis pangan lokal. Program ASTACITA, lanjutnya, tidak hanya menyasar hasil pertanian semata, tetapi juga mengembangkan keterlibatan masyarakat, pendidikan pertanian praktis, hingga peningkatan nilai ekonomi petani dan warga sekitar.

ASTACITA: Akselerasi Strategis Menuju Ekosistem Pertanian Inklusif

Program ASTACITA dirancang oleh jajaran Polres Soppeng sebagai bentuk inisiatif lokal yang menyatu dengan misi nasional dalam menjaga stabilitas pangan. Dalam pelaksanaannya, program ini tidak hanya berhenti pada kegiatan tanam dan panen, tetapi menyentuh aspek pelatihan, penyuluhan, dan pemberdayaan masyarakat secara inklusif.

“Kami ingin menciptakan ekosistem pertanian yang tidak bergantung pada intervensi luar. Polri hadir sebagai penggerak masyarakat untuk mandiri pangan, mulai dari pengolahan lahan, penanaman, hingga distribusi hasil panen,” tambah Kapolres.

Salah satu bentuk keberhasilan ASTACITA adalah keterlibatan berbagai elemen seperti mahasiswa KKN dari Universitas Hasanuddin, yang memberikan edukasi dan pendampingan teknis kepada kelompok tani lokal dan aparat kepolisian yang bertugas di sektor pertanian. Sinergi ini menjadi salah satu pilar penting dalam memperkuat produktivitas dan keberlanjutan lahan pertanian milik Polsek maupun lahan tidur di desa-desa binaan.

Warga, Mahasiswa, dan Polisi Bergandengan Tangan

Panen jagung yang dilakukan pada Kamis pagi itu berlangsung dalam suasana penuh kebersamaan. Tidak hanya anggota polisi yang turun ke lahan, tetapi juga warga setempat dan para mahasiswa KKN yang ikut serta dalam memanen hasil jerih payah mereka.

Hasruddin Jamardin, Lurah Ujung, menyampaikan apresiasi kepada Polres Soppeng yang telah menjadi pionir pemanfaatan lahan institusi untuk ketahanan pangan.

“Program seperti ini patut ditiru. Tidak hanya membantu menyediakan pangan, tetapi juga membangun kedekatan antara aparat dan masyarakat. Ini langkah konkret yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu mahasiswa KKN dari Unhas, Rini Kartika, mengaku bangga bisa menjadi bagian dari proses tersebut. “Kami belajar banyak dari sinergi ini. Polisi bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga bisa menjadi pelopor pertanian modern,” katanya.

Dampak Ekonomi dan Edukasi Jangka Panjang

Tak sekadar berorientasi pada hasil panen, ASTACITA juga diharapkan memberikan dampak ekonomi dan edukasi jangka panjang bagi masyarakat di Soppeng. AKBP Aditya menekankan bahwa hasil panen tidak hanya dikonsumsi sendiri oleh institusi, tetapi juga didistribusikan ke masyarakat yang membutuhkan, termasuk kelompok rentan.

Ke depan, Polres Soppeng menargetkan perluasan lahan tanam jagung dan komoditas lainnya, termasuk sayur-mayur dan hortikultura, dengan menggandeng lebih banyak kelompok tani lokal dan organisasi kemasyarakatan.

“Semangat gotong royong ini harus terus dijaga. Kami percaya, dari hal kecil seperti memanfaatkan lahan tidur, kita bisa membangun kemandirian pangan di tingkat akar rumput,” tutup Kapolres.

Kegiatan panen jagung di Polsek Lilirilau ini menjadi salah satu contoh implementasi program yang tidak hanya menyentuh sisi ketahanan pangan, tetapi juga mempererat hubungan antara polisi, rakyat, dan generasi muda dalam satu cita-cita yang sama: Indonesia kuat karena pangan cukup.

✍️ Andi Rosha | detikreportase.com | Soppeng – Sulawesi Selatan
DETIKREPORTASE.COM : Ketahanan Pangan Adalah Ketahanan Negara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250