BeritaJawa Tengah

Menteri Kehutanan: Polri Kini Demam Jagung, Berebut Lahan Tidur untuk Ketahanan Pangan

348
×

Menteri Kehutanan: Polri Kini Demam Jagung, Berebut Lahan Tidur untuk Ketahanan Pangan

Sebarkan artikel ini

JAWA TENGAH | DETIKREPORTASE.COM

Komitmen Polri dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional melalui program penanaman jagung mendapat apresiasi tinggi dari Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni. Dalam kegiatan penanaman jagung kuartal III yang digelar di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (9/7/2025), Menteri Raja Juli bahkan menyebut fenomena keterlibatan Polri sebagai “demam jagung” yang merambah hingga ke seluruh penjuru negeri.

“Jajaran Kapolda itu sekarang lagi demam jagung. Di berbagai kesempatan kami bertemu, selalu saja yang ditanyakan adalah: ada lagi nggak lahan untuk ditanami jagung?” ungkap Menteri Raja Juli sambil tersenyum saat memberi sambutan.

Menurutnya, fenomena ini mencerminkan semangat baru dalam tubuh Polri, yang tak hanya menjalankan fungsi keamanan, tetapi juga menjadi aktor penting dalam pembangunan nasional, khususnya di sektor pangan.

Kapolda-Kapolda Aktif Cari Lahan, dari Riau hingga Kalimantan

Menteri Kehutanan mengisahkan bagaimana dirinya, dalam berbagai kunjungan kerja ke daerah, selalu disambut dengan antusiasme tinggi oleh jajaran Polda terkait program penanaman jagung. Mulai dari Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Tengah, hingga Kalimantan Timur, semangat yang ditunjukkan Polri selalu sama: ingin ambil bagian dalam mendorong swasembada jagung.

“Saya ke Riau, ke Kalteng, ketemu dengan Kapolda, ke Kaltim, semuanya selalu meminta, ‘Ada lagi nggak lahan perhutanan sosial untuk kita tanam?’” ujarnya.

Bagi Raja Juli, fenomena ini adalah bentuk nyata dari komitmen antar lembaga untuk saling mendukung dalam program prioritas nasional. Lahan-lahan perhutanan sosial yang sebelumnya tak termanfaatkan kini mulai digarap, bukan hanya untuk konservasi tetapi juga untuk produksi pangan.

Polri Tidak Asing Dalam Program Nasional, Dari COVID-19 Hingga Jagung

Menteri Raja Juli juga menekankan bahwa peran aktif Polri dalam program ketahanan pangan bukan hal baru. Ia menyinggung keterlibatan Polri dalam penanganan pandemi COVID-19 yang dianggap sangat menentukan keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan wabah.

“Tidak berlebihan kalau kita katakan, dalam kasus COVID-19, rasanya kita tidak akan menjadi negara yang bebas COVID-19 dengan segera kalau tidak ada kontribusi dari pasukan Pak Kapolri di bawah,” kata Raja Juli.

Dengan latar belakang itu, ia melihat wajar jika kini Polri kembali dipercaya menjalankan peran penting dalam sektor pangan. Mulai dari menjaga distribusi, membantu petani, hingga memastikan tidak ada penyimpangan dalam pengelolaan lahan dan pupuk.

Bersinergi dengan TNI dan Kementerian, Wujudkan Swasembada Jagung

Dalam penanaman jagung kuartal III ini, pemerintah tidak hanya mengandalkan Kementerian Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tetapi juga mengajak TNI dan Polri sebagai mitra strategis. Kerja sama lintas sektor ini bertujuan mempercepat terwujudnya swasembada jagung dalam waktu singkat.

“Program ketahanan pangan nasional ini tidak bisa dikerjakan sendiri. Kita harus bersama-sama. Maka Polri, TNI, dan berbagai kementerian lain ikut dilibatkan. Ini bentuk gotong royong dalam arti yang sebenarnya,” jelas Menteri Raja Juli.

Langkah kolaboratif ini dianggap sangat tepat mengingat banyaknya lahan tidur yang tersebar di seluruh Indonesia, terutama yang masuk dalam kategori perhutanan sosial.

Berebut Lahan Tidur, Antar Lembaga Berlomba dalam Kebaikan

Menurut Raja Juli, saat ini lembaga-lembaga negara justru saling berlomba untuk mencari dan mengelola lahan-lahan yang belum termanfaatkan. Hal ini disebutnya sebagai bentuk kompetisi sehat demi kebaikan bersama.

“Pendek kata, semua sedang berkompetisi secara sehat. Lomba-lomba dalam kebaikan, untuk mewujudkan swasembada pangan yang dicanangkan oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto,” tegasnya.

Ia juga berharap semangat ini dapat dijaga dan bahkan diperluas ke sektor pangan lainnya, sehingga Indonesia tidak lagi bergantung pada impor bahan pokok.

Lahan Perhutanan Sosial Dioptimalkan untuk Produksi Jagung Nasional

Program penanaman jagung yang dilakukan bersama Polri ini sebagian besar memanfaatkan lahan perhutanan sosial yang sebelumnya belum digarap maksimal. Dengan pendekatan ini, lahan yang tadinya hanya memiliki fungsi konservasi kini diberdayakan secara produktif.

Dalam acara di Grobogan, total 38.750 hektare lahan digarap, terdiri dari 36.287 hektare lahan produktif dan 2.463 hektare lahan perhutanan sosial. Sementara secara nasional, kuartal III mencatat penanaman seluas 168.432 hektare lebih.

Angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dukungan dan inisiatif dari jajaran kepolisian di berbagai daerah.

Petani dan Masyarakat Merasa Didampingi dan Diperhatikan

Dampak dari program ini tak hanya terlihat dari sisi angka, tapi juga dari respons masyarakat. Para petani yang tergabung dalam kelompok binaan merasa lebih percaya diri karena mendapat dukungan nyata dari aparat kepolisian.

“Sebelumnya kami cuma disuruh tanam, tapi nggak tahu soal pupuk dan alat. Sekarang polisi juga turun bantu. Kami jadi semangat,” ungkap salah satu petani di lokasi kegiatan.

Mereka menyebut bahwa dengan adanya keterlibatan aparat dan pemerintah, kegiatan bertani terasa lebih aman dan terarah. Tak hanya itu, pemasaran hasil panen pun mulai didampingi oleh BUMDes dan koperasi setempat.

Kolaborasi Jadi Kunci Ketahanan Pangan Indonesia

Dalam penutupan sambutannya, Menteri Raja Juli menegaskan bahwa ketahanan pangan tak mungkin terwujud jika berjalan sendiri-sendiri. Butuh kolaborasi, integrasi, dan semangat saling melengkapi dari semua unsur pemerintahan.

Ia berharap semangat “demam jagung” ini menjadi awal dari gerakan besar untuk mengatasi krisis pangan global yang kini menghantui banyak negara.

“Kita tidak bisa tinggal diam. Dunia sedang menghadapi krisis pangan. Tapi Indonesia bisa bangkit jika kita terus bekerja sama dan berlomba-lomba dalam kebaikan,” pungkasnya.

✍️ Tim | DetikReportase.com | Grobogan – Jawa Tengah

DETIKREPORTASE.COM – Ketahanan Pangan Butuh Kolaborasi, Bukan Sekadar Instruksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250