BeritaJawa Tengah

Humanis dan Berhati Nurani: Satgas Operasi Patuh Polda Jateng Tegur Lansia Pelanggar Lalu Lintas Tanpa Tilang

345
×

Humanis dan Berhati Nurani: Satgas Operasi Patuh Polda Jateng Tegur Lansia Pelanggar Lalu Lintas Tanpa Tilang

Sebarkan artikel ini
Satgas Operasi Patuh Polda Jateng Tegur Lansia Pelanggar Lalu Lintas Tanpa Tilang

Pelanggaran Kecil, Pendekatan Besar Penuh Empati

SEMARANG | DETIKREPORTASE.COM – Di tengah pelaksanaan razia Operasi Patuh Candi 2025 yang digelar di Jalan Veteran, Kota Semarang, Sabtu pagi (19/7/2025), terselip kisah menyentuh dari lapangan. Seorang pengendara lansia yang kedapatan berkendara tanpa spion lengkap dan menggunakan plat nomor kendaraan yang sudah kadaluarsa tidak langsung ditilang. Petugas justru memilih memberikan teguran simpatik dan edukasi sebagai bentuk pendekatan humanis yang menjadi ciri khas pelaksanaan Operasi Patuh tahun ini. Lansia tersebut, meski tampak lelah, tetap kooperatif dan menunjukkan kelengkapan surat-surat seperti SIM dan STNK yang masih aktif.

> “Kami paham situasinya. Plat nomor barunya memang ada di dalam jok, dan pengendara sudah mengakui kekeliruannya. Maka kami arahkan secara baik agar segera dipasang dan tidak diulangi lagi,” terang AKP Henry, Kanit V Subdit Gakkum Ditlantas Polda Jateng yang memimpin razia pagi itu.

Instruksi Pimpinan: Tegakkan Aturan dengan Hati Nurani

Kebijakan tersebut, menurut AKP Henry, merupakan bagian dari arahan pimpinan agar penegakan hukum dalam Operasi Patuh Candi 2025 tidak dilakukan secara kaku, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia atau penyandang disabilitas. > “Jika kami menilang beliau, bisa sangat menyulitkan dari sisi fisik untuk mengurus administrasinya. Maka kami pilih jalur yang lebih manusiawi,” tambahnya.

Dalam operasi pagi itu, Satgas gabungan mencatat hasil penindakan dengan 24 surat teguran untuk pelanggaran ringan, serta 5 surat tilang untuk pelanggaran yang membahayakan pengguna jalan lainnya.

Kesadaran Berlalu Lintas, Bukan Sekadar Penindakan

Lebih dari sekadar razia rutin, pelaksanaan Operasi Patuh Candi 2025 membawa misi penting: **membangun budaya tertib berlalu lintas secara berkelanjutan**. Hal ini ditunjukkan dengan pendekatan yang lebih mengedepankan edukasi dan dialog, bukan semata-mata sanksi.> “Operasi ini bukan tentang menakut-nakuti masyarakat, tapi soal membentuk kebiasaan dan kesadaran hukum sejak dini,” jelas AKP Henry.

Sasaran utama operasi adalah pengendara yang tidak menggunakan helm, melawan arus, penggunaan ponsel saat berkendara, dan kendaraan dengan kelengkapan yang tidak sesuai aturan.

Polri Humanis, Masyarakat Teredukasi

Menanggapi pendekatan yang dilakukan oleh jajaran Ditlantas di lapangan, **Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto** mengapresiasi langkah yang dianggap sejalan dengan semangat Polri Presisi. > “Operasi Patuh Candi bukan hanya soal razia dan penilangan. Ini adalah bagian dari misi besar Polri untuk mengedukasi masyarakat agar lebih tertib dan sadar keselamatan berlalu lintas,” ungkap Kombes Artanto.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk menjadikan momentum operasi ini sebagai refleksi kolektif dalam menjaga keselamatan di jalan raya.

> “Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Mari mulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar untuk patuh pada rambu dan aturan lalu lintas,” tegasnya.

Dengan pendekatan yang lebih simpatik, Operasi Patuh Candi 2025 diharapkan bukan hanya menurunkan angka pelanggaran, tapi juga membangun hubungan yang lebih harmonis antara masyarakat dan Polri, khususnya dalam konteks budaya lalu lintas yang lebih aman dan tertib.

✍️ Tim | detikreportase.com | Semarang – Jawa Tengah
DETIKREPORTASE.COM : Polisi Humanis, Jalan Raya Lebih Aman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250