Pelalawan (Detikreportase.com) – Syafrizal SE, Ketua DPC PDI Perjuangan Pelalawan diambil sumpahnya sebagai Ketua DPRD Pelalawan melalui rapat pleno yang digelar di Gedung DPRD Pelalawan, Senin (7/10/2024). Pengucapan sumpah dipandu oleh ketua Pengadilan Negeri Pelalawan.
Pengukuhan sang ketua nya wakil rakyat itu menasbihkan hegemoni (pengaruh kekuasaan) Banteng Merah yang menaklukkan dominasi Beringin yang berpengaruh di gedung itu lebih dari dua setengah dekade lamanya.
Sang ketua, yang merupakan refresentasi dari kesuksesan Partai Moncong Putih dalam mendulang suara pemilih di lima daerah pemilihan (Dapil) se Kabupaten Pelalawa itu di arena pertarungan kursi legislatif lalu menjadi kredit pointnya di tunjukkanya kader terbaik PDIP Pelalawan untuk memimpin para legislator di negeri seiya sekata Kabupaten Pelalawan.
Keberhasilan mendudukkan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pelalawan Syafrizal SE melengkapi sukses besar partai bernomor urut tiga ini setelah sebelumnya berhasil mendudukkan kader terbaiknya H Zukri SE sebagai orang nomor satu di Pemerintahan Kabupaten pelalawan tahun 2020 silam.
Dominasi Banteng Merah tak hanya di Kabupaten Pelalawan saja, di gedung tempat berkantor nya para legislator Provinsi Riau pun, PDI Perjuangan berhasil menumbangkan rival abadinya Partai Golkar yang harus berpuas diri di posisi wakil ketua.
Keberhasilan PDIP di Riau ini tidak pula terlepas dari sentuhan tangan dingin sang ketua DPD, putra asli kabupate Pelalawan, putra kelahiran Terusan Baru, Zukri Misran.
Keberhasilan PDI-Perjuang Kabupaten Pelalawan mendapatkan kursi mayoritas di gedung wakil rakyat Kabupaten pelalawan ini mendapat respon berbagai kalangan.
Salah satunya dari Alumni Universitas Pajajaran Fazly Herman S.AP, Selasa (8/10/2024). Dia menyebutkan, keberhasilan PDI-P meraih kursi terbanyak di DPRD Provinsi ataupun DPRD di Kabupaten Pelalawan berkat kepiawaian putra dari Haji Misran meracik strategi pemenangan dalam pertarungan meraih suara di negeri melayu Riau ini.
“Sosok dan peran tangan dingin Ketua DPD PDI-P Riau H. Zukri SE lah, yang merubah peta perpolitikan Riau, dari dominasi kuning ke merah.,” ujar Fazly Hermawan.
Sambung pemuda enerjik ini, keberhasilan yang di raih oleh PDI Perjuangan saat ini tidak terjadi dalam semalam, atau dalam satu putaran kampanye saja. Namun kerja keras dari H Zukri SE dalam menempatkan kader kader terbaik di posisi dan waktu yang tepatlah yang menjadikan pembeda partai ini dengan partai lainnya di Riau ini.
“Sosok H Zukri sepertinya memiliki kharisma kepemimpinan yang diharapkan bagi masyarakat Riau,” imbuhnya.
Selain itu, dominasi PDI-P dengan raih kursi terbanyak yakni 12 kursi di Parlemen Pelalawan akan tentu sangat berpengaruh ke masyarakat dalam Pilkada nanti.
“Iya, kredit poinnya disitu. Di Riau saja H Zukri sudah berkharisma apalagi di Pelalawan,” tegasnya.
Persoalan ini, berbanding terbalik dengan Partai Golkar Pelalawan hari ini, selama dua setengah dekade mengusai Parlemen di Pelalawan. Harus merelakan tampuk kekuasaan kepada PDI-Perjuangan tahun ini.
Lanjut Fazly Hermawan, kemenangan telak PDIP di Pileg tahun ini merubah sejarah kekuasaan Golkar Pelalawan selama lebih kurang 25 tahun di DPRD Pelalawan.
“Kedepan Partai Golkar harus lebih berusaha keras untuk membangun Koalisi dalam mencalonkan kadernya di Pilkada Pelalawan tahun 2024 mendatang,” bebernya.
Di Pilkada tahun ini, kans H Zukri untuk menduduki kursi Bupati Pelalawan periode kedua sangat terbuka lebar, Optimisme itu berasal dari kemenangan. Untuk partai nya Megawati di Pileg lalu, menjungkir balikkan nama nama besar Golkar yang mengakar di Pelalawan dan Raih selama 25 tahun menjadi nilai plus bagi seorang H Zukri.
Jika ia memiliki masa jabatan yang besar, SK DPP PDI untuk mengantarkannya sebagai calon Gubri di pemilihan gubernur Riau sangat lah mudah ia dapatkan.
Posisi nya sebagai ketua DPD PDIP Perjuangan Riau dan keberhasilannya dalam menempatkan kader terbaik banteng sebagai Ketua DPRD Riau menjadi catatan prestasi yang sangat diapresiasi oleh sang pendiri Partai. Banteng moncong putih itu.
Namun tidak, ia mengabaikan bisikan dan rayuan untuk memimpin Riau, hatinya masih ingin berbuat lebih banyak untuk Pelalawan. Di periode kedua nanti dengan waktu normal pemerintahan 5 tahun sangat efektif baginya untuk memajukan Kabupaten Pelalawan menempatkan sejajar dengan Kota Pekanbaru baru sepdannya di ibukota Provinsi.
Di helat Pilkada tahun ini, banyak survey dan pengamat yang menjagokannya, tentukan berdasarkan track record dan statistik kepercayaan masyarakat Kabupaten Pelalawan yang sangat besar padanya.***