BeritaSulawesi Selatan

Wakapolres Soppeng hadiri doa dan dzikir bersama peringati Hari Asyura 10 Muharram 1447 H

342
×

Wakapolres Soppeng hadiri doa dan dzikir bersama peringati Hari Asyura 10 Muharram 1447 H

Sebarkan artikel ini

SOPPENG | DETIKREPORTASE.COM

Dalam rangka memperingati Hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram 1447 Hijriah, Wakapolres Soppeng Kompol Sudarmin, S.Sos menghadiri kegiatan doa dan dzikir bersama di Masjid Agung Darussalam, Jalan Pemuda, Kelurahan Botto, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng. Acara tersebut berlangsung pada Minggu, 6 Juli 2025, mulai pukul 17.30 WITA.

Peringatan ini menjadi momen spiritual penting bagi masyarakat Soppeng untuk merenungkan nilai-nilai keimanan, sekaligus memperkuat tali silaturahmi antarwarga. Ratusan jamaah dari berbagai kalangan turut menghadiri kegiatan ini dengan penuh kekhusyukan.

Kegiatan digelar dalam suasana khidmat dan penuh makna

Dzikir dan doa bersama yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Soppeng dan sejumlah tokoh agama setempat berlangsung dalam suasana tenang dan penuh haru. Lantunan dzikir dan salawat menggema di dalam masjid, mengundang ketenangan batin para jamaah.

Kegiatan ini juga diisi dengan tausiyah keagamaan, yang mengingatkan umat Islam tentang sejarah penting di balik Hari Asyura, seperti peristiwa penyelamatan Nabi Musa dari kejaran Fir’aun, dan pengorbanan besar cucu Rasulullah, Sayyidina Husain, di Padang Karbala.

Wakapolres sampaikan pesan Kapolres Soppeng

Dalam kesempatan itu, Wakapolres Kompol Sudarmin menyampaikan pesan khusus dari Kapolres Soppeng, AKBP Aditya Pradana, S.I.K., M.I.K., yang memberikan dukungan penuh atas pelaksanaan kegiatan keagamaan ini.

> “Hari Asyura bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk meningkatkan spiritualitas, memperbanyak amal kebaikan, dan memperkuat kepedulian sosial,” ujar Wakapolres dalam sambutannya.

Ia juga menyampaikan bahwa Polres Soppeng siap mendukung setiap kegiatan masyarakat yang bersifat positif dan membangun, termasuk dalam menjaga kerukunan dan ketertiban selama kegiatan ibadah berlangsung.

Tausiyah: Asyura momentum introspeksi dan kepedulian

Tausiyah yang disampaikan oleh Ustaz H. Ruslan, S.Ag, menyoroti pentingnya menjadikan Asyura sebagai waktu muhasabah diri. Ia mengajak seluruh jamaah untuk meneladani sikap sabar Nabi Musa, keberanian Sayyidina Husain, serta kepedulian sosial Rasulullah Muhammad SAW yang menganjurkan menyantuni anak yatim dan berbagi kepada kaum dhuafa di hari Asyura.

> “Mari jadikan 10 Muharram ini sebagai momentum kita untuk berbuat baik. Tidak hanya berpuasa, tapi juga berbagi kepada sesama, terutama kepada anak-anak yatim dan saudara kita yang sedang mengalami kesulitan hidup,” tutur Ustaz Ruslan.

Ia juga mengingatkan bahwa peringatan seperti ini tidak hanya menumbuhkan kesalehan individu, tetapi juga membentuk kesalehan sosial.

Jamaah antusias, tokoh masyarakat beri apresiasi

Sejumlah tokoh masyarakat yang turut hadir menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan acara ini. Salah satunya adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Soppeng, KH. Ahmad Syamsuddin, yang menyebut bahwa kolaborasi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat dalam kegiatan keagamaan seperti ini harus terus diperkuat.

> “Ini contoh sinergi yang baik. Pemerintah hadir, aparat keamanan hadir, masyarakat pun terlibat. Semua bersatu dalam suasana yang menyejukkan. Ini bentuk ukhuwah islamiyah yang perlu dijaga,” katanya.

Sementara itu, warga bernama Ibu Nurlaela (47) yang datang bersama dua anaknya dari Kelurahan Bila, mengaku sangat bersyukur bisa mengikuti dzikir bersama tersebut.

> “Alhamdulillah, kegiatan seperti ini sangat menenangkan. Bisa dzikir berjamaah, mendengar tausiyah, dan saling bersilaturahmi. Semoga di tahun-tahun mendatang bisa lebih meriah dan melibatkan lebih banyak anak muda,” tuturnya.

Menjaga keberkahan bulan Muharram dengan amal sosial

Selain dzikir dan doa, sebagian jamaah juga melakukan pembagian bubur Asyura secara sukarela sebagai bentuk tradisi masyarakat Bugis dalam menyambut bulan Muharram. Bubur tersebut dibagikan kepada jamaah dan masyarakat sekitar, memperkuat nilai berbagi dalam tradisi Islam lokal.

Pihak panitia acara mengonfirmasi bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan 10 Muharram yang telah disiapkan jauh-jauh hari, bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk TP PKK, BKMT, ormas Islam, dan tokoh adat.

> “Kami ingin menghidupkan kembali tradisi keislaman di masyarakat Soppeng yang penuh makna dan kedamaian. Doa bersama ini bukan sekadar formalitas, tetapi bentuk cinta kita kepada ajaran Rasulullah,” ungkap panitia pelaksana, H. Amiruddin.

Harapan untuk keberlanjutan dan penguatan spiritual masyarakat

Kegiatan doa dan dzikir bersama ini ditutup dengan pembacaan doa keselamatan bangsa dan permohonan ampunan kepada Allah SWT agar masyarakat Soppeng selalu diberi ketentraman, keamanan, dan kesejahteraan.

Panitia berharap kegiatan seperti ini bisa dijadikan agenda rutin setiap tahun dengan skala yang lebih besar dan kolaboratif, agar bisa menjangkau lebih banyak masyarakat, khususnya generasi muda.

> “Kita ingin anak-anak muda kita tumbuh dengan nilai-nilai spiritual. Bukan hanya sibuk dengan dunia digital, tapi juga kenal sejarah Islam, cinta ulama, dan berbuat baik untuk masyarakat,” kata panitia.

Kegiatan resmi berakhir pada pukul 19.00 WITA dengan suasana yang penuh kehangatan dan rasa syukur.

✍️ Andi Rosha | Detikreportase.com | Soppeng – Sulawesi Selatan
DETIKREPORTASE.COM – Mengabarkan Kebaikan, Menyalakan Kesadaran Sosial

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250