Kolaborasi Strategis untuk Masa Depan Anak Usia Dini
SIKKA | DETIKREPORTASE.COM – Bertempat di Aula BAPPERIDA Kabupaten Sikka, Sabtu 2 Agustus 2025, Yayasan PAPHA Indonesia bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka resmi meluncurkan proyek TAMAN EMAS (Transformasi Layanan Anak Menuju Generasi Emas). Proyek ini menjadi tonggak penting dalam upaya peningkatan layanan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI), khususnya bagi anak usia 0–3 tahun di Kecamatan Magepanda.
Didukung oleh William & Lily Foundation (WLF) serta Yayasan Amanah Bangun Negeri (YABN), proyek ini akan diimplementasikan hingga Agustus 2026 di 8 desa, dengan melibatkan pemerintah desa, kader Posyandu, serta komunitas setempat. Tujuannya jelas: memastikan setiap anak usia dini di Kabupaten Sikka, terutama yang paling rentan, mendapatkan dukungan menyeluruh sejak awal kehidupan.
Peluncuran ini menandai dimulainya langkah kolaboratif antara sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk menjawab tantangan besar: belum optimalnya layanan bagi anak usia 0-3 tahun, terutama di wilayah pedesaan. Selama ini, layanan PAUD HI masih didominasi untuk anak usia 4-6 tahun yang berpusat di lembaga PAUD formal.
Pemimpin Daerah Tegaskan Komitmen terhadap Anak Usia Dini
Bupati Sikka Juventus Prima Yoris Kago, SH., dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengembangan anak usia dini adalah kunci utama untuk menyiapkan Generasi Emas Indonesia 2045. Ia menekankan bahwa perhatian pemerintah tidak boleh hanya tertuju pada usia sekolah, tetapi dimulai sejak bayi lahir.
> “Kita memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan layanan PAUD HI benar-benar menyentuh anak-anak usia 0–3 tahun, terutama melalui Posyandu. Ini langkah strategis, karena Posyandu adalah gambaran layanan komprehensif di desa,” tegas Bupati Juventus disambut tepuk tangan peserta.
Menurutnya, pendekatan yang mengintegrasikan layanan pendidikan, kesehatan, gizi, perlindungan, hingga pengasuhan akan menciptakan fondasi kuat bagi anak-anak untuk tumbuh optimal, sehat, dan berdaya saing.
Direktur PAPHA Indonesia, Bernardus Lewonama Hayon, turut menyoroti fakta bahwa hampir seluruh Posyandu di Kecamatan Magepanda belum memberikan layanan PAUD HI untuk anak usia 0-3 tahun. Ia menyayangkan bahwa Rencana Aksi Daerah (RAD) PAUD HI Kabupaten Sikka tahun 2024-2028 masih fokus pada satuan pendidikan formal.
> “TAMAN EMAS hadir untuk menjembatani ketimpangan layanan ini. Kami ingin mengubah sistem dari akar rumput, agar anak usia 0-3 tahun tak lagi terpinggirkan dalam skema kebijakan,” jelas Bernardus.
Pendekatan Berbasis Desa dan Posyandu sebagai Ujung Tombak
Dalam pelaksanaan di lapangan, proyek TAMAN EMAS akan langsung bekerja bersama kader Posyandu dan pemerintah desa, memperkuat kapasitas mereka dalam menyelenggarakan layanan PAUD HI secara menyeluruh. Termasuk di dalamnya pelaksanaan kelas pengasuhan untuk orang tua, dengan pendekatan kesetaraan antara ayah dan ibu dalam tanggung jawab mengasuh anak.
Program Lead dari William & Lily Foundation, Sudaryanto, menegaskan bahwa fase awal kehidupan anak adalah fase krusial yang harus dipenuhi dengan layanan berkualitas.
> “Kami ingin memastikan bahwa anak usia 0–3 tahun tidak hanya dijangkau, tetapi mendapat layanan terbaik. Melalui TAMAN EMAS, kami mendorong perubahan sistem layanan dari desa, diperkuat oleh Posyandu, dan terhubung langsung dengan sistem di tingkat kabupaten,” terang Sudaryanto.
Ia menambahkan, kualitas layanan anak usia dini bukan hanya soal pendidikan, tetapi juga menyangkut gizi, kesehatan, pengasuhan dan perlindungan. Semua unsur ini wajib terpenuhi agar anak tumbuh secara utuh—baik secara motorik, kognitif, maupun emosional.
Kepala BAPPERIDA Kabupaten Sikka, Margaretha Movaldes Da Maga Bapa, menyampaikan bahwa peluncuran proyek ini menjadi bagian dari sinergi nyata untuk memperjuangkan hak anak dalam kebijakan daerah.
> “Tim Gugus Tugas PAUD HI akan memetakan layanan prioritas, mendorong dukungan kebijakan anggaran hingga ke DPRD, dan menjadikan PAUD HI bagian dari Perda inisiatif. Anak-anak kita harus menjadi perhatian utama pembangunan,” ujar Margaretha.
Dampak Lebih Luas: Dari Anak 0-3 Tahun hingga Masyarakat Umum
Meski fokus utama proyek TAMAN EMAS adalah anak usia 0-3 tahun, namun pendekatan berbasis siklus hidup yang diusung oleh PAPHA, WLF, dan YABN diyakini akan memberikan manfaat lebih luas. Peningkatan kapasitas kader Posyandu, penguatan kelembagaan desa, serta kelas pengasuhan untuk orang tua akan turut berdampak pada layanan bagi anak 4-6 tahun dan kelompok masyarakat lainnya, termasuk lansia.
Selain itu, proyek ini akan menjadi model yang dapat direplikasi di kecamatan lain di Kabupaten Sikka. Jika berhasil, TAMAN EMAS berpotensi menjadi katalis perubahan paradigma layanan PAUD HI di wilayah timur Indonesia.
Dengan semangat kolaboratif, peluncuran TAMAN EMAS bukan sekadar seremoni peluncuran proyek. Ia menjadi penanda komitmen daerah dalam menjamin hak dasar anak sejak dini. Di tengah upaya bangsa menuju Indonesia Emas 2045, langkah kecil dari desa-desa di Magepanda ini bisa menjadi pijakan besar menuju masa depan yang lebih cerah.
✍️ Yuven Fernandez | detikreportase.com | Sikka – Nusa Tenggara Timur
DETIKREPORTASE.COM : Dari Desa, Membangun Masa Depan Anak Indonesia


