BeritaSulawesi Selatan

Spekulasi Menguat Jelang Bhayangkara Off Road di Bontolojong: Pemkab Jeneponto Dinilai Kurang Respon

469
×

Spekulasi Menguat Jelang Bhayangkara Off Road di Bontolojong: Pemkab Jeneponto Dinilai Kurang Respon

Sebarkan artikel ini
Spekulasi Menguat Jelang Bhayangkara Off Road di Bontolojong: Pemkab Jeneponto Dinilai Kurang Respon

Ketidakhadiran Bupati Picu Tanda Tanya Publik

JENEPONTO | DETIKREPORTASE.COM – Berbagai spekulasi mulai bermunculan menjelang pelaksanaan *Event Bhayangkara Off Road* Polda Sulawesi Selatan yang dijadwalkan berlangsung di Kawasan Agrowisata Bontolojong, Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto.Kegiatan prestisius ini merupakan bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79, namun sayangnya tidak diiringi dengan sinergi maksimal dari Pemerintah Kabupaten Jeneponto. Ketidakhadiran Bupati Paris Yasir dalam rapat koordinasi persiapan menuai banyak pertanyaan, terutama dari komunitas otomotif dan masyarakat pegiat wisata alam di Sulsel.

Dalam agenda rapat penting yang digelar pada 2 Juli 2025 lalu, kehadiran Wadir Lantas Polda Sulsel hanya diterima oleh Sekretaris Daerah (Sekda) M. Arifin Nur di Kantor Bupati. Padahal, rapat itu menjadi momentum penting untuk memantapkan dukungan lintas sektor, termasuk pemerintah daerah, terhadap pelaksanaan kegiatan berskala provinsi tersebut.

“Ketika perwakilan Kapolda hadir langsung di Jeneponto, namun tak disambut oleh Bupati, tentu saja publik mempertanyakan keseriusan Pemkab mendukung acara ini,” ujar Ketua Fraksi Revolusi Keadilan (FRK), Muh Alim Bahri, Kamis (17/7/2025).

Event Nasional, Tapi Dukungan Lokal Dinilai Minim

Panitia Bhayangkara Off Road telah melakukan serangkaian koordinasi teknis dengan Polres Jeneponto. Wakapolres Kompol Sahabuddin dan Kasat Lantas Iptu Baharuddin bahkan memimpin langsung rapat pematangan acara bersama komunitas otomotif dan unsur IOF Sulsel.Namun, ketika perhatian dan energi besar ditunjukkan oleh kepolisian dan komunitas otomotif, respons dari Pemkab Jeneponto justru tampak hambar. Minimnya kehadiran unsur pimpinan daerah dalam agenda-agenda strategis tersebut dianggap sebagai sinyal bahwa pemerintah tidak serius memanfaatkan momentum ini sebagai pendorong sektor pariwisata dan UMKM lokal.

“Padahal kegiatan ini sudah dipersiapkan dengan sangat matang dan akan dihadiri langsung oleh Kapolda Sulsel beserta jajarannya,” tambah Alim Bahri.

Kondisi diperparah dengan beredarnya narasi penolakan terhadap event tersebut dari beberapa oknum yang mengklaim diri sebagai tokoh masyarakat. Pernyataan mereka muncul di media online tanpa disertai data dan fakta yang memadai. Bahkan, opini tersebut dinilai sangat bertentangan dengan kenyataan di lapangan.

Bontolojong, Permata Wisata Ekstrem Sulsel yang Terabaikan

Kawasan Agrowisata Bontolojong sebenarnya menyimpan potensi besar. Dengan suhu yang bisa mencapai -9°C, lanskap ekstrem, dan medan off road yang menantang, kawasan ini memiliki daya tarik tersendiri yang tidak kalah dibanding Labuan Bajo (NTT), Cikole (Jawa Barat), hingga Bromo (Jatim) dan Merapi (Jateng).Event off road bertaraf provinsi semestinya menjadi batu loncatan untuk memperkenalkan Bontolojong ke kancah nasional. Selain menjadi ajang uji nyali pecinta otomotif, kegiatan ini juga diyakini mampu mendongkrak sektor UMKM lokal, membuka lapangan kerja, serta menghidupkan kembali geliat wisata di wilayah selatan Sulawesi Selatan.

“Bontolojong bisa jadi ikon baru wisata ekstrim Sulsel. Tapi kalau event seperti ini saja tak disambut antusias, bagaimana destinasi ini bisa naik kelas?” kritik Alim.

Lebih jauh, munculnya narasi penolakan dinilai memiliki motif tersembunyi. Alim menyebutkan bahwa kemungkinan ada manuver tertentu dari elit lokal yang tidak menghendaki event ini sukses dihelat. Hal ini bahkan sudah mulai dirasakan sejak adanya upaya penggiringan opini negatif di beberapa kanal media yang menyudutkan kegiatan.

“Bila ditelusuri lebih dalam, opini-opini penolakan itu sangat janggal. Tidak ada satu pun data valid yang mendasarinya. Publik justru curiga, apakah ini bagian dari manuver politik tingkat lokal yang ingin menggagalkan acara yang seharusnya membanggakan ini?” tegas Alim.

Antusiasme Komunitas Tak Surut, Masyarakat Tetap Dukung

Di tengah polemik yang berhembus, dukungan dari komunitas otomotif dan masyarakat tetap mengalir. Komunitas IOF Sulsel dan para peserta dari berbagai kabupaten/kota di Sulawesi bahkan dari luar provinsi sudah menyatakan siap hadir.Antusiasme tersebut menjadi bukti bahwa event ini sangat ditunggu-tunggu oleh para offroader. Tahun-tahun sebelumnya, kegiatan serupa di lokasi yang sama sukses digelar tanpa kendala berarti.

“Komunitas kami siap meramaikan. Kami lihat medan Bontolojong sangat ideal untuk off road. Apalagi suasana alamnya eksotis dan punya daya tarik tersendiri,” ujar salah satu pengurus IOF Sulsel.

Alim pun menegaskan kembali posisi FRK untuk mendukung penuh kegiatan ini. “Kami tetap mendukung sepenuhnya agar kegiatan Bhayangkara Off Road tetap dilaksanakan di Bontolojong. Jangan sampai kepentingan segelintir elit menghambat kemajuan daerah,” tegasnya.

Kini, masyarakat menanti langkah tegas dari Pemerintah Kabupaten Jeneponto. Apakah akan tetap bersikap pasif, atau memilih bergandengan tangan untuk menyukseskan event besar yang bukan hanya untuk kepolisian, tetapi juga untuk rakyat Jeneponto.

✍️ Tim | detikreportase.com | Jeneponto – Sulawesi Selatan
DETIKREPORTASE.COM : Polisi Humanis, Wisata Bangkit, Daerah Terangkat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250