Langkah Modernisasi Pasar Tradisional
PURWOREJO | DETIKREPORTASE.COM – Pemerintah Kabupaten Purworejo terus melakukan terobosan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan retribusi pasar. Salah satunya dengan menggelar **sosialisasi E-Retribusi dan optimalisasi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)** di Pasar Sepeda Kutoarjo, Kecamatan Kutoarjo, Kamis (21/8/2025). Acara ini menghadirkan perwakilan dari Dinas Perdagangan Purworejo serta ratusan pedagang setempat. Tujuannya sederhana tapi strategis: memperkenalkan sistem pembayaran digital yang aman, cepat, sekaligus akuntabel.
Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Perdagangan Purworejo, Ari Wibowo, dalam sambutannya menyebutkan, penerapan E-Retribusi dan QRIS bukan sekadar inovasi, melainkan kebutuhan untuk menghindari kebocoran penerimaan sekaligus memudahkan pedagang.
“Dengan adanya E-Retribusi dan QRIS, kami berharap proses pembayaran retribusi menjadi lebih mudah, cepat, dan transparan. Selain itu, sistem ini juga memungkinkan kami untuk memantau penerimaan retribusi secara real-time dan akurat,” ujarnya.
Pelatihan Langsung untuk Pedagang
Tak sekadar sosialisasi, kegiatan ini juga diisi dengan **pelatihan langsung**. Para pedagang dipandu untuk mendaftar aplikasi pembayaran digital dan mencoba simulasi pembayaran retribusi dengan QRIS. Materi yang diberikan meliputi cara penggunaan aplikasi, keuntungan pencatatan transaksi otomatis, hingga laporan rekap penerimaan retribusi yang bisa diakses berkala.
“Kami ingin memastikan pedagang tidak hanya tahu, tetapi benar-benar paham dan bisa menggunakan sistem ini sehari-hari,” jelas Ari.
Salah satu peserta, Eko, pedagang di Pasar Kutoarjo, mengaku antusias. Menurutnya, program ini bisa menghapus keribetan antre panjang saat membayar retribusi. “Kami sangat mendukung program ini. Dengan adanya QRIS, pembayaran retribusi jadi lebih mudah dan tidak ribet. Semoga bisa segera diterapkan di semua pasar,” ungkapnya.
Manfaat Nyata: Transparan dan Efektif
Implementasi E-Retribusi dan QRIS dinilai membawa sejumlah manfaat nyata. Dari sisi pemerintah, sistem ini memudahkan monitoring penerimaan retribusi secara real-time, sehingga potensi kebocoran dapat ditekan seminimal mungkin. Dari sisi pedagang, tidak perlu lagi menyimpan bukti manual atau khawatir salah catat. “Kalau sistem ini berjalan baik, pendapatan daerah juga akan meningkat. Ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal kepercayaan masyarakat bahwa uang yang dibayarkan benar-benar masuk ke kas daerah,” ujar seorang pemerhati kebijakan publik Purworejo yang turut hadir.
Selain itu, keberadaan QRIS memungkinkan pedagang melakukan pembayaran kapan saja, tanpa harus bertemu langsung dengan petugas penarik retribusi. Hal ini dianggap penting, terutama untuk menjaga efisiensi waktu di pasar tradisional yang aktivitasnya padat sejak pagi.
Target 2025: Semua Pasar Pakai QRIS
Pemerintah Kabupaten Purworejo menargetkan **implementasi penuh E-Retribusi dan QRIS di seluruh pasar tradisional pada akhir tahun 2025**. Bila target ini tercapai, maka Purworejo bisa menjadi salah satu daerah pionir dalam digitalisasi layanan publik di Jawa Tengah. “Harapan kami, seluruh pasar tradisional di Purworejo sudah terintegrasi QRIS tahun ini. Dengan begitu, sistem retribusi akan lebih efektif, transparan, dan akuntabel. Ujungnya, tentu saja peningkatan pendapatan daerah yang bisa kembali dirasakan masyarakat,” kata Ari Wibowo menutup sesi sosialisasi.
Para pedagang pun menyatakan dukungannya. Mereka berharap sistem digital ini tidak hanya diberlakukan di Kutoarjo, tetapi juga merata ke pasar-pasar lain di kecamatan seluruh Purworejo.
Kini, bola ada di tangan Pemkab Purworejo untuk memastikan infrastruktur, sosialisasi lanjutan, serta pendampingan bagi para pedagang terus berlanjut hingga implementasi penuh.
✍️ Edvin Riswanto | detikreportase.com | Purworejo, Jawa Tengah
DETIKREPORTASE.COM : Suara Rakyat Kecil, Teguran untuk Penguasa
