Berita

Satgas Pamtas RI-RDTL Tanamkan Wawasan Kebangsaan di SD Perbatasan TTU

347
×

Satgas Pamtas RI-RDTL Tanamkan Wawasan Kebangsaan di SD Perbatasan TTU

Sebarkan artikel ini
Satgas Pamtas RI-RDTL Tanamkan Wawasan Kebangsaan di SD Perbatasan TTU

Pendidikan Karakter di Tapal Batas

TIMOR TENGAH UTARA | DETIKREPORTASE.COM
Upaya menjaga kedaulatan negara tidak semata dilakukan lewat senjata, tapi juga melalui pembinaan generasi muda di daerah perbatasan. Hal inilah yang dilakukan **Satgas Pamtas RI–RDTL Sektor Barat Yon Arhanud 15/DBY**, yang secara konsisten melaksanakan kegiatan *wawasan kebangsaan* (wasbang) bagi anak-anak sekolah dasar di wilayah perbatasan.Pada Selasa, 15 Juli 2025, tiga personel Pos Aplal yang dipimpin oleh Pratu Fajar, menyambangi SD Sitnoni Aplal, Desa Tasinifu, Kecamatan Mutis, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur. Dalam kunjungan ini, mereka menggelar sesi edukasi kebangsaan yang penuh semangat dan inspiratif, menyasar siswa-siswi kelas IV hingga VI.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari agenda rutin Satgas Pamtas dalam memperkuat kecintaan tanah air serta membentengi anak-anak perbatasan dari pengaruh negatif, baik dari luar negeri maupun dalam negeri.

Bangun Semangat Cinta Tanah Air Sejak Dini

Dalam sesi tersebut, Pratu Fajar dan rekan-rekannya mengajak para siswa memahami **lima sila dalam Pancasila**, arti penting **Bhinneka Tunggal Ika**, serta mengenali **simbol-simbol negara**. Materi disampaikan dengan metode **interaktif**, permainan, dan tanya jawab agar lebih mudah diserap oleh anak-anak.> “Kami ingin anak-anak tidak hanya belajar pelajaran formal, tetapi juga memahami jati diri sebagai warga negara Indonesia. Mereka harus tahu bahwa mereka adalah bagian dari negeri ini yang sangat penting,” ujar Pratu Fajar saat ditemui tim redaksi DetikReportase.com di lokasi kegiatan.

Anak-anak terlihat antusias saat mengikuti kegiatan ini. Mereka diajak menyebutkan lima sila Pancasila, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, hingga berdiskusi mengenai makna persatuan.

Menurut Pratu Fajar, pelibatan militer dalam kegiatan pendidikan seperti ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan membangun figur yang positif dan bersahabat di mata anak-anak. Hal ini juga menjadi bagian dari strategi non-militer dalam menjaga wilayah kedaulatan, terutama di kawasan rawan penyusupan ideologi asing dan disinformasi.

Respons Positif Guru dan Masyarakat Sekitar

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari pihak sekolah. **Kepala SD Sitnoni Aplal**, **Maria Felisiana Teti, S.Pd**, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kehadiran Satgas yang turut berkontribusi dalam pendidikan karakter siswa.> “Kami merasa sangat terbantu. Di sini, guru-guru kami terbatas jumlahnya. Dengan adanya kegiatan ini, anak-anak jadi lebih paham tentang arti penting Pancasila, NKRI, dan cinta tanah air,” kata Maria.

Ia berharap kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkala, bahkan ditingkatkan menjadi program pembinaan rutin di sekolah-sekolah perbatasan lain.

Salah satu siswa kelas VI, Bernardus Amahelu, mengaku senang bisa bertemu langsung dengan tentara dan belajar hal-hal baru tentang Indonesia.

> “Saya jadi tahu arti lambang Garuda, saya juga ingin jadi tentara agar bisa jaga perbatasan,” ujarnya polos namun penuh semangat.

Komitmen Satgas Pamtas Dukung Pendidikan Daerah 3T

Selain menjaga keamanan dan kedaulatan wilayah negara, **Satgas Pamtas RI–RDTL** juga memiliki misi kemanusiaan dan pembangunan, salah satunya dengan aktif mendukung pendidikan di wilayah **terdepan, terluar, dan tertinggal (3T)**.Dansatgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yon Arhanud 15/DBY, Letkol Arh Azrul Azis, S.I.P., dalam keterangannya menyebutkan bahwa pihaknya mendorong personelnya untuk selalu hadir dalam kegiatan sosial masyarakat, terutama dalam aspek pendidikan.

> “Kami ingin mencetak generasi perbatasan yang sadar akan identitas bangsa dan bangga menjadi warga Indonesia. Lewat pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan, kami harap anak-anak ini menjadi agen perubahan di masa depan,” jelasnya.

Satgas juga berkomitmen melakukan pembinaan terhadap sekolah, membantu perbaikan sarana-prasarana, serta memberikan bantuan alat tulis dan perlengkapan sekolah kepada siswa yang membutuhkan.

Benteng NKRI Dimulai dari Sekolah Dasar

Daerah perbatasan seperti **Desa Tasinifu**, yang berbatasan langsung dengan **Republik Demokratik Timor Leste (RDTL)**, memiliki tantangan tersendiri dalam pembangunan dan integrasi nasional. Keterbatasan akses informasi, minimnya fasilitas, dan kuatnya arus budaya luar, dapat menjadi celah dalam menumbuhkan sikap nasionalisme generasi muda.Oleh karena itu, kegiatan seperti yang dilakukan Satgas Pamtas ini merupakan bentuk konkret dari kehadiran negara di tapal batas. Negara tidak hanya hadir lewat infrastruktur, tetapi juga melalui nilai-nilai.

Dengan semangat pengabdian, para prajurit TNI dari Pos Aplal membuktikan bahwa pendidikan dan keamanan bisa berjalan beriringan. Mereka bukan hanya penjaga batas wilayah, tetapi juga penjaga masa depan bangsa.

> “Kami bukan hanya berdiri di batas fisik, tapi juga menjaga perbatasan ideologi dan karakter generasi muda,” tutup Pratu Fajar, dengan penuh semangat.

✍️ Tim|detikreportase.com|Timor Tengah Utara – NTT
DETIKREPORTASE.COM : Pendidikan Kebangsaan, Benteng Masa Depan Bangsa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250