Nusa Tenggara TimurRefleksi dan Inspirasi

Refleksi Sabtu Cahaya! Dalam Diam, Allah Berkarya: Allah Sumber Cahaya, Air, Inspirasi, dan Keselamatan

382
×

Refleksi Sabtu Cahaya! Dalam Diam, Allah Berkarya: Allah Sumber Cahaya, Air, Inspirasi, dan Keselamatan

Sebarkan artikel ini

Detikreportase.com — Sabtu Cahayaadalah momen sunyi dalam kalender liturgi Gereja, hari yang terjepit di antara penderitaan salib dan sorak-sorai kebangkitan. Tidak banyak perayaan liturgis dilakukan hari ini. Tetapi justru dalam kesenyapan inilah, kita diajak menyelami misteri karya Allah yang tersembunyi namun begitu dalam: penciptaan, penyelamatan, pewahyuan, penebusan, dan pembangkitan.

Hari ini, kita tidak melihat mukjizat yang spektakuler. Yang kita dapati hanyalah keheningan makam. Tetapi di balik batu yang terguling, tersembunyi revolusi ilahi: Allah sedang berkarya dalam diam. Mari kita merenungkan Sabtu Cahaya dalam lima sorotan utama dari Kitab Suci yang menyinari perjalanan iman kita.

Allah sebagai Sumber Cahaya yang Membebaskan (Kejadian 1:1–2:2)

“Jadilah terang!” — itulah sabda Allah pertama ketika dunia masih kacau dan gelap. Dalam Kitab Kejadian, terang bukan hanya cahaya fisik, tetapi simbol keteraturan, harapan, dan pemulihan dari kekacauan. Allah tidak membiarkan ciptaan tenggelam dalam gelap; Ia hadir dan menyalakan terang yang membawa harapan.

Dalam konteks Sabtu Cahaya, terang ini menunjuk kepada Kristus, Sang Cahaya Sejati (Yoh 1:9). Kebangkitan-Nya menjadi peristiwa penciptaan baru, di mana terang menggantikan kegelapan dosa dan maut. Di sinilah kita melihat bahwa setiap kali hidup terasa kacau dan tanpa arah, Allah masih bersabda: Jadilah terang.

Allah sebagai Sumber Air yang Menghidupkan dan Menyelamatkan (Keluaran 14:15–15:1)

Di tepi Laut Teberau, umat Israel terjepit antara ketakutan dan ketidakpastian. Tapi Allah membuka jalan melalui laut. Bagi Mesir, air menjadi hukuman; bagi Israel, air menjadi penyelamat.

Air selalu menjadi simbol kehidupan baru dalam iman kita — air baptisan, air dari lambung Kristus, air yang memurnikan dan memberi hidup. Dalam Sabtu Cahaya ini, kita diingatkan bahwa Allah tidak hanya menyelamatkan dari bahaya fisik, tetapi memberikan kehidupan yang baru dan kekal lewat air keselamatan-Nya.

Allah sebagai Sumber Inspirasi melalui Sabda dan Para Nabi (Yesaya 54:5–14)

Nabi Yesaya berbicara tentang Allah yang mencintai dengan kasih kekal, bahkan saat Ia tampak menyembunyikan wajah-Nya. Ia tetap setia.

Sabtu Cahaya mengingatkan kita bahwa Allah tidak pernah membiarkan umat-Nya berjalan dalam kegelapan total. Ia mengutus nabi-nabi, penyambung lidah-Nya, untuk menyuarakan kasih dan pengharapan. Dan pada akhirnya, Firman itu menjadi daging dalam diri Kristus. Di tengah sunyi, Allah tetap berbicara — tidak selalu dalam gemuruh, tetapi dalam bisikan sabda yang menyentuh hati.

Allah yang Merendah demi Keselamatan Manusia (Roma 6:3–11)

Allah yang Mahatinggi tidak segan turun ke kedalaman maut. Ia mati, dikuburkan, dan dalam baptisan, kita pun turut serta dalam misteri itu. Sabtu ini bukan hanya hari diam; ini hari di mana Allah memasuki pengalaman terdalam manusia — kematian — untuk mengangkat kita kepada kehidupan.

Inilah kerendahan Allah yang menyelamatkan. Ia tidak hanya menyentuh luka kita dari jauh, tapi masuk ke dalam penderitaan kita, menyatukan diri dengan manusia, agar kita memperoleh hidup yang sejati.

Allah yang Mengalahkan Maut melalui Kebangkitan (Lukas 24:1–12)

Makam yang kosong bukan akhir cerita. Itu adalah awal dari segalanya. Ketika para perempuan datang dengan duka, mereka menemukan harapan. Batu terguling, dan malaikat berkata: “Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit!”

Dalam kebangkitan Kristus, Allah menunjukkan bahwa kasih lebih kuat dari maut, bahwa terang tidak bisa dikalahkan kegelapan. Sabtu Cahaya menjadi jembatan suci menuju fajar kemenangan.

Penutup: Diam yang Melahirkan Terang

Hari ini, kita belajar bahwa keheningan bukan berarti ketiadaan. Dalam sunyi, Allah sedang mencipta. Dalam diam, Ia menyelamatkan. Dalam gelap, Ia menyalakan terang. Sabtu Cahaya adalah undangan untuk mempercayai karya Allah, bahkan ketika kita tidak melihat-Nya bekerja secara nyata.

Mari kita buka hati terhadap cahaya-Nya, biarkan air hidup-Nya menyegarkan iman kita, dengarkan sabda-Nya yang menginspirasi, hayati kerendahan-Nya yang penuh cinta, dan nantikan fajar baru dari makam yang kosong.

Karena di tengah diam… Allah tetap berkarya.

Di tengah gelap… terang-Nya tak pernah padam.

Di tengah maut… hidup baru sedang disiapkan.

Dan di tengah dunia yang lelah… harapan sedang dilahirkan.

✍️ Rm. Yudel Neno, Pr

(Imam muda Katolik, penulis dan peziarah cahaya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250