Apel kesiapsiagaan di markas Yonif 323
BANJAR | DETIKREPORTASE.COM – Suasana disiplin dan semangat juang terasa begitu kental di halaman Markas Yonif 323/Buaya Putih pada Senin (01/09/2025). Ratusan prajurit dari batalyon kebanggaan ini berdiri tegap mengikuti **Apel Kesiapsiagaan Bangsit**. Apel ini digelar bukan sekadar formalitas, melainkan langkah nyata untuk memastikan kesiapan personel dalam menghadapi setiap dinamika yang mungkin muncul di Kota Banjar dan sekitarnya. Potensi aksi unjuk rasa, kerawanan sosial, hingga situasi tak terduga lainnya menjadi alasan utama mengapa kegiatan ini dipandang penting.
Barisan prajurit terlihat begitu kokoh. Dari sorot mata mereka, tergambar tekad kuat menjaga stabilitas dan memberi rasa aman kepada masyarakat. Kesiapsiagaan bukan hanya soal barisan yang rapi, tetapi juga kesiapan mental, disiplin, dan profesionalisme yang terus diasah.
Pesan komandan: profesional dan humanis
Komandan Yonif 323/Buaya Putih, Mayor Inf Satria Virajati, S.I.P., memimpin langsung jalannya apel. Dalam amanatnya, ia menegaskan pentingnya keseimbangan antara sikap tegas dan pendekatan humanis. > “Setiap prajurit harus senantiasa siap siaga, profesional, dan mengedepankan pendekatan humanis. Kehadiran kita di lapangan harus menenangkan, bukan memicu. Kita hadir untuk melindungi, bukan menakut-nakuti,” ujar Mayor Satria.
Ia menambahkan bahwa tugas prajurit bukan hanya menjaga stabilitas keamanan, melainkan juga menghadirkan rasa damai bagi masyarakat. “Ketenangan rakyat adalah prioritas utama yang tidak bisa ditawar,” tegasnya.
Menurut Mayor Satria, Yonif 323/Buaya Putih harus menjadi teladan di tengah masyarakat. Prajurit diharapkan tidak hanya dikenal sebagai aparat bersenjata, melainkan juga sebagai sosok yang ramah, mampu berkomunikasi baik, dan menjaga hubungan harmonis dengan warga.
Kesiapan menghadapi dinamika masyarakat
Apel kesiapsiagaan ini sekaligus menjadi refleksi atas tantangan yang dihadapi prajurit dalam kehidupan nyata. Kota Banjar, seperti daerah lain di Indonesia, tidak lepas dari potensi gejolak sosial. Untuk itu, personel dituntut mampu membaca situasi dengan cermat, bertindak cepat, dan mengambil keputusan bijak. Salah seorang prajurit muda yang ikut apel menyampaikan pandangannya. “Apel ini mengingatkan kami bahwa pengabdian bukan hanya pada institusi, tetapi juga kepada rakyat. Kami harus siap menghadapi kondisi apa pun, dari yang kecil hingga besar,” ucapnya dengan penuh keyakinan.
Kesiapan ini bukan hanya soal fisik, tetapi juga mental. Prajurit dilatih untuk tetap tenang dalam menghadapi situasi sulit, serta mampu meredam potensi konflik dengan cara-cara persuasif. Dalam konteks ini, kekuatan bukan hanya diukur dari senjata, melainkan juga dari kebijaksanaan dan empati.
Bukti nyata komitmen prajurit Buaya Putih
Apel kesiapsiagaan Bangsit membuktikan bahwa Yonif 323/Buaya Putih selalu berada di garis depan dalam menjaga kondusivitas wilayah. Keberadaan mereka bukan hanya untuk mengantisipasi ancaman keamanan, tetapi juga untuk merawat harmoni sosial yang ada di tengah masyarakat. Sejarah panjang batalyon ini memperlihatkan kiprah yang konsisten dalam menjaga stabilitas. Dari operasi militer hingga tugas pengamanan di wilayah rawan, Buaya Putih dikenal sigap, disiplin, dan berjiwa sosial. Tradisi itu kembali ditegaskan lewat apel ini, yang menjadi bukti nyata komitmen mereka.
Di akhir apel, para prajurit serentak menyuarakan sumpah setia pada bangsa dan negara. Suasana yang tercipta begitu khidmat. Ketegasan berpadu dengan rasa bangga, menegaskan bahwa pengabdian mereka bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan demi tegaknya kedamaian masyarakat.
Dengan semangat juang yang menyala, Prajurit Buaya Putih mengirim pesan kuat: mereka selalu siap menghadapi tantangan, menjaga keamanan, dan melindungi rakyat. Bagi mereka, ketenangan masyarakat adalah amanah yang harus dijaga dengan sepenuh hati.
✍️ Asep Saepudin | detikreportase.com | Banjar – Jawa Barat
DETIKREPORTASE.COM : Prajurit Humanis, Rakyat Tenang, Indonesia Kuat


