Kabar pemecatan yang cepat menyebar
PACAR | DETIKREPORTASE.COM – Suasana di Dusun Wewak, Desa Manong, Kecamatan Pacar, mendadak penuh cerita sejak kabar pemecatan **Yohanes Ilham Jomi**, pengecer pupuk bersubsidi setempat, beredar di kalangan petani. Pemilik Toko Simpati itu resmi diberhentikan oleh **Yohanes Suherman**, Direktur CV Harum Jaya—distributor pupuk bersubsidi Kabupaten Manggarai Barat—pada 6 Agustus 2025. Bagi banyak petani, keputusan ini bukan sekadar pergantian pengecer. Ini seperti menghapus duri yang selama bertahun-tahun menusuk dalam diam. Harga pupuk yang jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) membuat mereka tertekan, terlebih di tengah kondisi ekonomi yang serba sulit.
Suara lega dari para petani
Agustinus Biar, petani sepuh yang ditemui di rumahnya, tak mampu menahan rasa syukur.
> “Saya sangat senang dan bersyukur karena pengecer sudah diganti. Selama ini dia bikin susah kami petani yang serba krisis. Kami mau dapat pupuk subsidi dari pemerintah, tapi pengecer jual semaunya sendiri di atas harga subsidi,” keluh Agus. Kisah yang sama datang dari Marselinus Raimon, Ketua Kelompok Tani Bea Laja. Ia menyebut harga pupuk sempat melonjak dari Rp320.000 menjadi Rp330.000 per pasang pada 2024, jauh melampaui HET Rp230.000. “Berkat LSM dan media, harga sempat turun mendekati HET, tapi tidak lama naik lagi ke Rp280.000. Kami tidak merasakan harga subsidi,” ujarnya.
Bagi mereka, pupuk bukan sekadar barang dagangan—ini adalah nafas bagi lahan pertanian mereka. Kenaikan harga yang tidak wajar berarti mengancam hasil panen, dan pada akhirnya, dapur rumah tangga mereka.
Kecemasan jelang musim tanam
Meski lega, para petani kini dihadapkan pada pertanyaan baru: siapa yang akan menggantikan pengecer lama? Marsel tak menutupi kekhawatirannya.
> “Kami cemas, apakah distributor sudah siapkan pengecer baru? Musim tanam ketiga sudah dekat, mulai September sampai Desember. Kalau belum ada pengecer baru, tentu kami akan kesulitan pupuk,” katanya. Benediktus Engkot, anggota Kelompok Tani Manong Mekar, turut menambahkan bahwa masalah harga hanyalah satu sisi. Sikap pelayanan pengecer lama yang “seperti raja” membuat hubungan dengan petani renggang. “Pupuk subsidi itu milik pemerintah untuk bantu kami, bukan untuk dijadikan ajang mencari untung berlebih,” tegas Beny.
Distributor siapkan dua pengecer pengganti
Kabar baik datang dari **Beny Mursono**, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Pacar. Ia mengonfirmasi bahwa dua calon pengecer baru telah diajukan, dengan dokumen administrasi lengkap dan proses peralihan **Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK)** tengah berjalan. Distributor pupuk bersubsidi Kabupaten Manggarai Barat, Yohanes Suherman, memastikan bahwa pengganti sudah disiapkan: UD Sinar Pelita Pacar milik Hendrikus Hibur dan UD Suasana Baru milik Yosep Din. “Kecemasan petani bisa diantisipasi. Pengecer baru siap melayani sebelum musim tanam dimulai,” tegasnya.
Dengan langkah ini, harapan petani Pacar kembali tumbuh. Mereka berharap harga pupuk kembali sesuai HET dan distribusi berjalan lancar, sehingga musim tanam ketiga tahun 2025 bisa berlangsung tanpa hambatan berarti.
—
✍️ Adrianus Jehamat | detikreportase.com | Manggarai Barat – NTT
DETIKREPORTASE.COM : Menyuarakan Kebenaran, Mengawal Perubahan


