Rekonsiliasi di Boja Berlangsung Hangat dan Penuh Kebersamaan
CILACAP | DETIKREPORTASE.COM – Suasana penuh kehangatan dan rasa saling menghormati menyelimuti ruang rapat Pemerintah Desa Boja, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, pada Senin, 6 Oktober 2025. Dalam pertemuan yang dihadiri 17 kepala desa se-Kecamatan Majenang, para jurnalis, serta Dankorwil IV Pemuda Pancasila H. Cucu Sujana, S.E., berlangsung sebuah momentum penting: permintaan maaf Kepala Desa Boja, Dasto, kepada sejumlah wartawan terkait kesalahpahaman sebelumnya. Pertemuan itu menjadi simbol rekonsiliasi antara pemerintah desa dan insan pers setelah adanya miskomunikasi yang sempat menimbulkan ketegangan. Namun sore itu, suasana berubah cair, diwarnai saling sapa dan tawa kecil, menandai komitmen bersama untuk memperbaiki hubungan dan menjaga keharmonisan di tingkat lokal.
Kehadiran para tokoh desa dan perwakilan media menjadi penegasan bahwa sinergi antara pemerintah dan pers merupakan pondasi penting dalam membangun masyarakat yang informatif dan terbuka. Dalam kesempatan tersebut, Kades Dasto menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada jurnalis Pulloh, Sastri, Kasikin, dan rekan-rekan media lainnya.
Apresiasi Jurnalis: Momentum untuk Saling Memaafkan
Buyung, salah satu jurnalis yang hadir, memberikan tanggapan positif atas itikad baik dari Kades Boja. “Kami berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak. Ke depan, kita bisa saling bersinergi dalam membangun desa dan menghadirkan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya. Pernyataan Buyung mewakili perasaan banyak jurnalis yang hadir siang itu. Mereka menganggap permintaan maaf secara terbuka merupakan langkah dewasa dan patut diapresiasi. Tidak hanya sebagai penyelesaian masalah personal, tetapi juga sebagai upaya memperkuat kepercayaan antara media dan pemerintah desa.
Sementara itu, Sudarsono, salah satu jurnalis senior di wilayah Cilacap, juga menegaskan pentingnya menjaga profesionalisme dan etika komunikasi. “Kami menyambut baik pertemuan ini. Semoga sinergi antara jurnalis dan pemerintah desa terjalin lebih baik, tanpa dendam. Kami harap masing-masing pihak menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan menjunjung tinggi adab, etika, dan tanggung jawab,” ungkapnya.
Ucapan tersebut disambut anggukan dari para kepala desa dan tamu undangan lainnya. Momen ini memperlihatkan kedewasaan semua pihak dalam menyikapi perbedaan dan menjaga kehormatan profesi masing-masing.
Dukungan Pemuda Pancasila untuk Harmoni Desa dan Media
Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Dankorwil IV Pemuda Pancasila, H. Cucu Sujana, S.E., yang menyampaikan pandangan penting tentang peran media dalam pembangunan daerah. Menurutnya, jurnalis memiliki posisi strategis sebagai mitra pengawasan dan edukasi publik. “Media adalah mitra penting dalam pembangunan. Kami berharap dengan adanya permintaan maaf dan dialog terbuka ini, hubungan baik antara pemerintah desa dan wartawan dapat kembali terjalin dengan kuat. Kritik yang disampaikan media sejatinya bertujuan untuk memperbaiki, bukan untuk menjatuhkan,” ujarnya dengan tegas namun bersahabat.
Cucu Sujana menambahkan, Pemuda Pancasila siap menjadi jembatan komunikasi dan fasilitator jika di kemudian hari muncul perbedaan pendapat antara pemerintah desa dan awak media. “Kita semua satu tujuan, yakni membangun masyarakat yang sejahtera dan beretika,” tambahnya.
Paguyuban Desa Majenang Dorong Etika dan Sinergi
Ketua Paguyuban Desa se-Kecamatan Majenang, Heri Sudiono, S.IP., menilai bahwa pertemuan ini merupakan langkah maju dalam membangun komunikasi yang sehat antarstakeholder di tingkat kecamatan. Ia berharap momen tersebut dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola hubungan dengan media secara terbuka dan saling menghargai. “Pertemuan ini diharapkan menjadi awal yang baik untuk membangun hubungan yang lebih harmonis antara pemerintah desa, media, dan masyarakat, demi kemajuan Kecamatan Majenang,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Paguyuban, Tohari, menekankan pentingnya menjunjung tinggi etika dan adab dalam setiap interaksi, baik dari pihak pemerintah maupun media. “Dari permasalahan ini, kita ambil hikmahnya. Semoga pertemuan ini menjadi sarana introspeksi diri. Tidak ada dendam, hanya niat untuk memperbaiki hubungan dan memperkuat silaturahmi. Semoga niat baik ini menjadi ibadah yang diridai Allah SWT,” tuturnya penuh makna.
Pulloh, salah satu wartawan yang sempat bersinggungan dalam peristiwa sebelumnya, juga menyampaikan apresiasinya. “Saya ucapkan terima kasih banyak atas kehadiran semua pihak. Semoga hubungan antara seluruh kepala desa di Kecamatan Majenang dan awak media semakin baik, penuh saling memaafkan, dan Allah SWT melimpahkan pahala kebaikan untuk kita semua,” ucapnya tulus.
Membangun Kesadaran Baru di Tingkat Desa
Pertemuan di Boja bukan sekadar peristiwa formalitas, melainkan refleksi mendalam bahwa kolaborasi antara pemerintah dan pers sangat menentukan arah kemajuan masyarakat. Kesalahpahaman kecil tak seharusnya merusak hubungan besar yang dibangun atas dasar saling percaya. Melalui momentum ini, Paguyuban Desa Majenang dan insan pers bersepakat untuk memperkuat komunikasi dua arah yang lebih terbuka dan konstruktif. Para kepala desa diharapkan lebih responsif terhadap pemberitaan yang bersifat kritik membangun, sementara jurnalis juga diminta tetap mengedepankan etika profesi dan klarifikasi berimbang dalam setiap pemberitaan.
Langkah rekonsiliasi ini juga diharapkan menjadi contoh bagi wilayah lain di Kabupaten Cilacap bahwa dialog adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan perbedaan. Hubungan antara pemerintah desa dan media kini bukan lagi sebatas formalitas, melainkan kemitraan sejati yang berpijak pada rasa saling menghormati dan niat tulus membangun daerah.
Pertemuan ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah sederhana. Senyum dan jabat tangan antara para kepala desa dan wartawan menjadi penanda berakhirnya satu bab kecil penuh hikmah—dan dimulainya bab baru kerja sama yang lebih baik di Kecamatan Majenang.
✍️ Asep Saepudin | detikreportase.com | Cilacap – Jawa Tengah
DETIKREPORTASE.COM : Harmoni Desa, Pers Sehat, Indonesia Kuat


