BeritaJawa Tengah

Pak Marsito, Pedagang Batu Akik yang Setia Menghidupi Keluarga dari Pasar Wagean Cilacap

345
×

Pak Marsito, Pedagang Batu Akik yang Setia Menghidupi Keluarga dari Pasar Wagean Cilacap

Sebarkan artikel ini
Pasar Mempat Pak Marsito Menjual Dagangannya , Pedagang Batu Akik yang Setia Menghidupi Keluarga dari Pasar Wagean Cilacap

Meniti Hari dari Pasar ke Pasar

CILACAP | DETIKREPORTASE.COM – Di tengah riuhnya hiruk-pikuk **Pasar Wagean Cilacap**, terselip sosok sederhana yang penuh semangat: **Pak Marsito**, pria paruh baya yang sejak bertahun-tahun dikenal sebagai penjual batu akik keliling. Lahir dan besar di sekitar kawasan wisata payau Cilacap, Marsito tetap setia menekuni dunia pernak-pernik batu mulia meski tren sudah tak sepopuler dulu.Setiap hari, ia membawa dagangannya — berbagai jenis batu akik dengan warna dan bentuk yang memikat — menelusuri sudut-sudut pasar. Tak hanya di Pasar Wagean, Marsito juga menyambangi pasar-pasar lain di wilayah Cilacap dan sekitarnya, demi mengejar “hari pasaran” dan mencari nafkah untuk keluarganya.

> “Ya beginilah, Mas. Keliling pasar tiap hari jualan batu akik, demi keluarga. Kalau lagi sepi, ya sabar saja. Rejeki kadang naik turun,” ujar Marsito kepada tim DetikReportase, sambil menyusun batu-batu kecil di lapaknya.

Batu Akik dan Bonsai: Dua Cinta Seorang Marsito

Menariknya, selain menjual batu akik, Marsito juga dikenal sebagai pegiat **bonsai rumahan**. Usai berdagang, ia kembali ke rumah untuk merawat koleksi tanaman hiasnya yang ditanam dengan telaten. Aktivitas ini bukan sekadar hobi, melainkan menjadi bentuk terapi batin setelah lelah mengelilingi pasar.“Kalau sudah sampai rumah, ya ngurus bonsai. Dari dulu saya suka dua hal: batu akik dan bonsai. Dua-duanya butuh kesabaran dan cinta,” katanya sambil tersenyum.

Batu akik yang ia jual berasal dari berbagai daerah, dengan bentuk dan motif yang unik. Ia sendiri menyusun dan membersihkan setiap batu sebelum dijual, memastikan bahwa pembeli mendapatkan kualitas terbaik dari tangan seorang perajin lokal.

Harapan Sederhana untuk Lapak yang Layak

Meski sudah bertahun-tahun berdagang, Marsito mengaku belum pernah mendapatkan bantuan atau fasilitas dari pemerintah setempat. Ia masih berjualan dengan sistem berpindah-pindah dan membuka lapak seadanya di sisi jalan pasar.> “Saya cuma ingin ada tempat jualan yang layak. Biar nggak hujan-hujanan terus. Apalagi sekarang persaingan berat, pembeli makin sepi,” ujar Marsito penuh harap.

Ia berharap Pemerintah Kabupaten Cilacap bisa melihat dan memperhatikan nasib para pedagang kecil seperti dirinya. Bukan hanya sebagai sumber ekonomi, tapi juga sebagai bagian dari pelestarian budaya lokal seperti kerajinan batu akik dan bonsai.

Mereka yang Bertahan di Tengah Perubahan Zaman

Marsito adalah satu dari sekian banyak wajah pejuang ekonomi rakyat di balik gemerlap kota Cilacap. Di tengah arus digitalisasi dan tren modern yang kian cepat berubah, masih ada yang bertahan menjaga nilai-nilai keuletan, tradisi, dan rasa syukur.Ia bukan hanya berdagang, tapi juga merawat budaya dan menebar inspirasi. Dengan langkah yang sederhana, Marsito mengajarkan bahwa pengabdian untuk keluarga dan kecintaan terhadap kerajinan tradisional bisa menjadi warisan yang tak ternilai.

✍️ Arifin | detikreportase.com | Cilacap – Jawa Tengah
DETIKREPORTASE.COM : Dari Pasar, Kita Belajar Ketulusan dan Harapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250