PEKANBARU, sinarriau.com – Saat musim hujan, Demam Berdarah Dengue atau DBD cenderung meningkat. Hal itu disebabkan oleh bertambahnya genangan air hujan yang menjadi tempat perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypti.
Hal itu disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Andriani Liberti, salah seorang narasumber pada seminar awam tentang pengenalan dan pencegahan DBD. Seminar tersebut dilaksanakan di Auditorium Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Budhi Mulia, Pekanbaru.
Ia juga mengingatkan bahwa tidak ada pengobatan untuk penyakit DBD. Rumah Sakit hanya menanggulangi permasalahan yang muncul seperti pendarahan dan kekurangan cairan dalam tubuh.
“Ingat, tidak ada pengobatannya namun bisa dicegah,” ujarnya, Rabu (19/6/2024).
Cara pencegahan DBD dipaparkan oleh Dokter Spesialis Anak Rizalya Dewi. Mulai dari melakukan 3M Plus hingga vaksinasi.
Dokter yang lebih sering disapa dokter Lya itu menjelaskan 3M Plus adalah menguras, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas. Plus-nya adalah mencegah terjadinya gigitan dan perkembangan nyamuk.
“Sekarang bukan hanya menguras saja, namun juga menyikat. Karena telur-telur nyamuk bisa menempel ke dinding dan mengering. Nanti saat basah mereka bisa menetas,” jelasnya.
“Untuk menutup tempat penampungan air, sekarang sudah banyak yang mandi dengan shower, tapi yang masih memakai bak harus diperhatikan. Di luar rumah juga, misalnya kamar mandi sekolah,” tambahnya.
Selain 3M Plus tadi, pencegahan lainnya yang bisa diberikan adalah vaksinasi DBD. Vaksin DBD sendiri ada dua, yakni Dengvaxia dan Qdenga.
“Dengvaxia ini ditujukan bagi orang yang sudah pernah menderita DBD, khususnya anak usia 9-16 tahun,” terangnya.
Sedangkan untuk vaksin Qdenga boleh untuk semua orang meski belum pernah menderita DBD. mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dengan rentang usia usia 6- 95 tahun.
Saat ini hampir di semua Rumah Sakit sudah memiliki vaksin untuk DBD tersebut.