JENEPONTO | DETIKREPORTASE.COM
Di tengah sunyinya Desa Bulusuka, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, terselip kisah menyentuh tentang harapan dan semangat baru. Pada 26 Juni 2025, dua bersaudara, Hardiman Ponggi dan adiknya Jumhari, mendapat kunjungan tak biasa yang membawa lebih dari sekadar bantuan.
Dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Bontoramba, kunjungan ini merupakan bagian dari misi kemanusiaan yang diinisiasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jeneponto, melalui Kabid SMP dan Kasi Sarana SD. Mereka hadir di Dusun Tappalalo, Kampung Beru, dengan membawa amanah serta dukungan nyata bagi masa depan anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Sepatu Baru, Semangat Baru
Sebelumnya, Hardiman dan Jumhari telah menerima bantuan perlengkapan sekolah seperti tas, buku, dan baju seragam. Namun kali ini, mereka mendapat tambahan berupa sepatu dan sandal sekolah, menyempurnakan kebutuhan dasar mereka untuk terus melanjutkan pendidikan.
Namun, yang paling menyentuh bukan sekadar bantuan materi. Dalam kunjungan itu, Kepala Sekolah juga menyampaikan pesan motivasi yang dalam: pentingnya pendidikan sebagai jalan untuk mengubah nasib. Di hadapan keluarga dan warga sekitar, beliau mengajak Hardiman dan Jumhari untuk tidak pernah menyerah, dan terus bermimpi tinggi.
“Jangan biarkan keadaan mematahkan semangat kalian. Pendidikan adalah pintu masa depan. Kalian punya potensi, dan kami akan terus mendukung,” ujar Kepala Sekolah SMPN 2 Bontoramba dengan penuh empati.
Janji Beasiswa Hingga Lulus, Hadiah dari Pemerintah Daerah
Dalam kesempatan itu juga disampaikan komitmen besar dari pemerintah daerah. Melalui perwakilan dinas pendidikan, Kabid SMP menitipkan janji beasiswa penuh bagi Hardiman dan Jumhari hingga jenjang pendidikan selanjutnya.
“Ini bukan sekadar santunan atau bantuan sementara. Ini adalah investasi jangka panjang terhadap generasi muda Jeneponto, terutama mereka yang berada di pelosok,” tegas Kabid SMP dalam keterangan yang disampaikan Kepala Sekolah.
Pernyataan dukungan ini disambut haru oleh keluarga dan warga sekitar. Mereka mengaku tersentuh karena perhatian pemerintah yang begitu dekat dan personal. Banyak dari mereka yang berharap agar bantuan dan kepedulian seperti ini bisa dirasakan juga oleh anak-anak lain di desa-desa terpencil.
Pendidikan Merata, Harapan Nyata
Kisah Hardiman dan Jumhari menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan hanya tentang bangku dan buku, tetapi juga tentang cinta, kepedulian, dan keberpihakan pada mereka yang tak bersuara.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jeneponto menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan yang inklusi dan merata. Dukungan beasiswa dan kunjungan langsung seperti ini adalah bagian dari strategi pendekatan “jemput bola” kepada anak-anak yang memiliki semangat tinggi tetapi terkendala ekonomi.
Simbol Kepedulian untuk Masa Depan Jeneponto
Kunjungan ke rumah Hardiman dan Jumhari bukan sekadar rutinitas kedinasan, melainkan simbol nyata kehadiran negara di tengah masyarakat kecil. Di balik senyum polos dan rumah sederhana mereka, tersimpan potensi besar yang hanya butuh sedikit dorongan untuk tumbuh menjadi kekuatan bangsa.
Semoga langkah ini menjadi inspirasi, baik bagi para pendidik, pejabat, maupun masyarakat umum, untuk bersama-sama menjaga nyala semangat anak-anak Indonesia—khususnya di pelosok, agar tidak pernah padam oleh keterbatasan.
✍️ Rusli | DetikReportase.com | Jeneponto – Sulawesi Selatan
