Sikka, Detikreportase.com– SMAS Katolik Caritas Maumere, Kabupaten Sikka, Flores, NTT, menggelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Bhineka Tunggal Ika”, pada Sabtu (15/3/2025). Kegiatan ini melibatkan peserta didik kelas X hingga kelas XII serta seluruh guru dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut.
Koordinator P5, Ibu Elisabeth Nona Lince, S.Pd, Gr, dalam laporannya menyampaikan bahwa Gelar Karya P5 merupakan bentuk penerapan keterampilan peserta didik serta implementasi dari materi pembelajaran yang telah diajarkan sebelumnya. Namun, kegiatan ini dikemas secara lebih modern tanpa meninggalkan unsur keaslian dari karya yang ditampilkan.
“Selain itu, Gelar Karya P5 ini juga merupakan bentuk apresiasi terhadap hasil pembelajaran peserta didik,” tandas Lince.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala SMAS Katolik Caritas Maumere, Tarsisius Kris Lidi, yang dalam sambutannya menegaskan makna dari tema “Bhineka Tunggal Ika”, yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu.
“Makna ini menanamkan nilai toleransi dan kecintaan terhadap keberagaman agama, ras, suku, bangsa, bahasa, adat, dan budaya yang ada di Indonesia,” ujar Tarsisius.
Lebih lanjut, alumni Seminari San Dominggo Hokeng Tahun 2005 ini menjelaskan bahwa tujuan Gelar Karya P5 “Bhineka Tunggal Ika” adalah untuk menumbuhkan kepedulian peserta didik terhadap keberagaman, memupuk rasa persatuan dan kesatuan, serta menanamkan nilai-nilai luhur seperti toleransi, kerja sama, dan penerimaan terhadap perbedaan.
Pameran Budaya: Warisan Tiga Suku di Flores
Gelar Karya P5 dikemas dalam bentuk pameran budaya dari tiga suku di Flores, yaitu Suku Ende Lio, Suku Sikka Krowe, dan Suku Flores Timur, dengan menampilkan ritual adat khas masing-masing suku:
1. Suku Ende Lio – Tarian Wanda Pa’u
Tarian Wanda Pa’u merupakan tarian khas suku Lio yang bermakna mengoper selendang dari satu individu ke individu lainnya. Dalam bahasa Lio, Wanda berarti tarian, sedangkan Pa’u berarti mengoper atau membuang selendang.
2. Suku Sikka Krowe – Ritual Adat Lodong Me
Upacara Lodong Me atau menurunkan anak merupakan prosesi adat yang dilakukan sebelum matahari terbit. Ritual ini menandai momen ketika seorang bayi secara simbolis diperkenalkan kepada dunia luar setelah beberapa waktu berada dalam rumah.
3. Suku Flores Timur – Ritual Adat Bu’a Hira
Bu’a Hira adalah ritual makan bersama dengan leluhur sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilan panen. Upacara ini masih dilakukan hingga saat ini oleh masyarakat Desa Kiwangona, Kecamatan Adonara Timur, sebagai wujud terima kasih kepada Tuhan melalui leluhur atas berkah yang diterima keluarga.
Penutupan dan Apresiasi
Kegiatan Gelar Karya P5 ini ditutup oleh Master of Ceremony, Ambrosius Moa, S.Pd, Gr, dengan pesan inspiratif:
“Budaya adalah cara menghadapi dunia dengan mendefinisikannya secara terperinci.”
Sebagai penutup, seluruh peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan mengabadikan momen dengan foto bersama dan saling berjabatan tangan sebagai simbol persatuan dan kebersamaan.
(Yuven Fernandez, Red)


