Sosialisasi Kebangsaan yang Menyentuh Generasi Muda
SIKKA | DETIKREPORTASE.COM – Dalam suasana yang sarat semangat nasionalisme, Wakil Bupati Sikka, **Ir. Simon Subandi Supriadi**, mendampingi Anggota DPR RI **Melchias Markus Mekeng** dalam kegiatan *Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara* di SMAS dan SMAK St. Petrus Kewapante, Jumat (1/8/2025).Kegiatan yang melibatkan ratusan pelajar ini bukan sekadar rutinitas kenegaraan. Di balik aula yang sederhana, terpancar semangat kebangsaan yang kuat, saat para pemimpin daerah dan nasional hadir langsung menyapa generasi muda dan berbagi nilai-nilai dasar bangsa.
Wakil Bupati Simon Subandi menyampaikan rasa bangganya atas kehadiran anggota DPR RI dari Fraksi Golkar tersebut. Ia menekankan pentingnya peran pelajar sebagai pilar masa depan bangsa yang harus memahami jati diri Indonesia sejak dini.
> “Empat pilar kebangsaan—Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika—harus menjadi bagian dari cara berpikir dan bertindak generasi muda. Saya mengapresiasi Pak Mekeng yang terus konsisten memberikan pemahaman ini langsung kepada pelajar,” tegas Subandi, disambut tepuk tangan meriah dari para siswa dan guru.
Menurutnya, Kabupaten Sikka menaruh perhatian serius terhadap pendidikan karakter dan penguatan identitas kebangsaan di tengah tantangan zaman yang makin kompleks.
Mekeng: Empat Pilar Bukan Sekadar Hafalan
Melchias Markus Mekeng, yang dikenal sebagai legislator senior asal Nusa Tenggara Timur, dalam paparannya tampil lugas namun penuh empati. Ia menegaskan bahwa sosialisasi empat pilar merupakan **tanggung jawab moral dan konstitusional** setiap anggota DPR RI, sebagai bagian dari upaya menjaga integritas dan persatuan bangsa.Ia menyampaikan bahwa:
Pancasila adalah fondasi nilai yang membentuk kepribadian bangsa.
UUD 1945 sebagai konstitusi harus dimengerti dan dihargai sebagai dasar demokrasi dan hukum.
NKRI adalah bentuk final negara kesatuan yang harus dipertahankan.
Bhineka Tunggal Ika adalah semangat pemersatu dalam keberagaman budaya, agama, dan suku.
> “Empat pilar ini bukan hafalan untuk ujian. Ini adalah nilai yang harus hidup dalam keseharian kita. Setiap tindakan kita sebagai warga negara harus berpijak pada nilai-nilai ini,” ujar Mekeng dengan penuh semangat.
Ia juga mengajak para siswa untuk tidak hanya memahami, tetapi juga mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam perilaku sehari-hari, terutama di era digital saat informasi begitu deras mempengaruhi cara pandang generasi muda.
Antusiasme Siswa dan Guru: Tumbuhnya Harapan Baru
Kegiatan sosialisasi tersebut bukan sekadar seremonial. Para siswa tampak antusias mengikuti pemaparan dan diskusi. Mereka mendengarkan, mencatat, dan bahkan mengajukan pertanyaan kritis dalam sesi tanya jawab bersama Wakil Bupati dan anggota DPR RI.Kepala SMAS St. Petrus Kewapante, dalam sambutannya, mengaku bangga karena sekolahnya terpilih menjadi lokasi pelaksanaan sosialisasi kebangsaan yang penting ini.
> “Kami menyambut baik kegiatan ini karena sangat membantu siswa memahami jati diri bangsa di tengah arus globalisasi. Pemaparan yang disampaikan sangat kontekstual dan membumi,” ujarnya.
Salah satu siswa, Maria (17), mengungkapkan kegembiraannya. Ia merasa lebih percaya diri sebagai generasi muda setelah mendapatkan pemahaman tentang pentingnya peran pelajar dalam menjaga keutuhan bangsa.
> “Saya jadi lebih paham bahwa Bhineka Tunggal Ika itu bukan hanya slogan, tapi realitas yang harus kita rawat setiap hari,” katanya dengan mata berbinar.
Sesi dialog antara siswa dan pemateri pun berlangsung hangat. Beberapa pelajar bertanya tentang praktik kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari, ancaman disinformasi digital, dan bagaimana menjadi pemuda yang nasionalis di tengah dunia yang semakin individualistis.
Pemerintah Daerah Dukung Penuh Pendidikan Kebangsaan
Wakil Bupati Sikka, dalam wawancara usai acara, menyampaikan bahwa pihaknya terus mendukung inisiatif edukatif seperti ini. Ia menyebut bahwa pendidikan kebangsaan adalah bagian dari investasi jangka panjang untuk membentuk warga negara yang tangguh, toleran, dan cinta tanah air.> “Kita tidak bisa hanya membangun jalan dan jembatan. Kita juga harus membangun karakter. Generasi muda hari ini adalah pemimpin masa depan. Tanpa nilai-nilai kebangsaan, pembangunan akan kehilangan arah,” tuturnya.
Lebih jauh, Pemkab Sikka juga tengah merancang program Ekstra Kurikuler Patriotisme di sekolah-sekolah menengah, bekerja sama dengan tokoh masyarakat, TNI/Polri, dan lembaga legislatif daerah untuk menyemai nilai-nilai kebangsaan secara berkelanjutan.
Acara ditutup dengan sesi foto bersama, pembacaan doa lintas iman, serta penyerahan simbolik buku saku “Empat Pilar Kebangsaan” kepada perwakilan siswa. Para guru berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan, karena manfaatnya sangat terasa bagi para pelajar.
✍️ Yuven Fernandez | detikreportase.com | Sikka – Nusa Tenggara Timur
DETIKREPORTASE.COM : Polisi Humanis, Pers Profesional, Indonesia Terang


