SIKKA | DETIKREPORTASE.COM
Membimbing anak-anak berkebutuhan khusus bukan pekerjaan yang mudah. Diperlukan kesabaran ekstra dan pendekatan yang penuh kelembutan. Itulah prinsip hidup yang dijalani oleh Fransiskus Saverius Badar (49), pengajar kerajinan tangan di SLB Bhakti Luhur Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Sudah lebih dari 15 tahun Fransiskus mendampingi para siswa dengan kebutuhan khusus (ABK) untuk mengembangkan keterampilan melalui karya seni. Salah satu yang paling ia tekankan adalah tidak memaksakan kehendak.
“Kalau pakai komando, anak-anak bisa ngambek. Yang penting kita ikuti saja ritme mereka, tetap dampingi, dan yang utama adalah sabar,” ujar Frans saat ditemui DetikReportase.com di sela kegiatan Expo dan Pentas Seni SLB Bhakti Luhur Maumere, beberapa waktu lalu.
Dari Tongkol Jagung hingga Papan Telur, Semua Jadi Karya Seni
Kesabaran dan ketekunan Frans berbuah hasil yang membanggakan. Di bawah bimbingannya, anak-anak SLB Bhakti Luhur berhasil menciptakan berbagai kerajinan tangan dari bahan sederhana dan ramah lingkungan.
Beberapa karya yang dihasilkan antara lain:
Lampu hias dari tongkol jagung
Lampu hias dari pelepah pisang dan bambu
Asbak rokok dari kayu lapis dan bambu
Hiasan dinding dari papan telur dan daun pisang kering
Karya-karya tersebut tak hanya menjadi media belajar bagi para ABK, tetapi juga membuktikan bahwa mereka memiliki potensi kreatif yang luar biasa jika dibimbing dengan hati.
Prestasi Nasional Jadi Bukti Kemampuan ABK
Lebih dari sekadar menghasilkan kerajinan, anak-anak SLB Bhakti Luhur juga telah mengharumkan nama daerah di tingkat nasional. Pada tahun 2017, mereka berhasil meraih Juara 1 Pameran Kerajinan Tangan Tingkat Nasional yang digelar di Yogyakarta dan Bandung.
“Anak-anak berkebutuhan khusus juga bisa berprestasi, sama seperti anak lainnya. Mereka hanya butuh pendekatan yang tepat dan penguatan dari lingkungan sekitar,” terang Frans.
Prestasi ini menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk menginspirasi dan membanggakan. Justru dari keterbatasan itulah muncul keunikan dan kekuatan tersendiri.
Bekerja dengan Hati, Bukan Sekadar Tugas
Frans mengaku bahwa tugas yang ia emban selama ini lebih dari sekadar pekerjaan. “Kalau tidak pakai hati, tidak akan bertahan lama. Saya percaya, anak-anak ini adalah anugerah. Kita hanya perlu membuka hati untuk melihat potensi mereka,” ucapnya lirih.
Dalam kesehariannya, Frans juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan sekolah untuk mendorong inklusi dan memperkenalkan karya-karya ABK ke masyarakat luas. Tujuannya agar masyarakat semakin sadar dan menghargai keberadaan serta kemampuan anak-anak berkebutuhan khusus.
Menebar Inspirasi dari Sikka ke Seluruh Indonesia
Kisah Fransiskus Saverius Badar bukan hanya tentang mengajar. Ini adalah tentang membuka jalan bagi anak-anak luar biasa untuk tumbuh dan menunjukkan kemampuannya kepada dunia. Ia adalah satu dari sedikit pendidik yang menjadikan kesabaran dan cinta sebagai fondasi utama dalam proses belajar.
Dari Maumere, ia menunjukkan bahwa pengabdian yang tulus bisa melahirkan prestasi dan perubahan. Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi lebih banyak guru dan masyarakat untuk membuka ruang dan hati bagi ABK di seluruh penjuru tanah air.
✍️ Yuven Fernandez | DetikReportase.com | Sikka – NTT


