BeritaSumatra Selatan

Digitalisasi Petani Sawit: Musi Rawas Dorong Transformasi Pertanian Berkelanjutan

366
×

Digitalisasi Petani Sawit: Musi Rawas Dorong Transformasi Pertanian Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini

Seminar pembukaan di gedung auditorium Musi Rawas

MUSI RAWAS | DETIKREPORTASE.COM – Gedung auditorium Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dipenuhi ratusan peserta pada Rabu, 10 September 2025. Suasana penuh semangat itu menyertai pembukaan **Seminar dan Paparan Budidaya Pertanian yang Baik serta Digitalisasi Petani Sawit** yang diinisiasi oleh PT Sawitpro bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Musi Rawas. Bupati Musi Rawas, Hj Ratna Machmud, diwakili Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Musi Rawas, H Oktaviano, ST, membuka kegiatan ini secara resmi. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya inovasi dan pemanfaatan teknologi di sektor perkebunan sebagai motor penggerak ekonomi daerah.

“Sebagaimana kita ketahui, sektor perkebunan merupakan penggerak utama ekonomi pertanian di Musi Rawas. Untuk itu, perhatian lebih kepada subsektor ini akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Pentingnya peran sektor perkebunan

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat, nilai ekonomi perkebunan di Musi Rawas mencapai Rp 2,49 triliun dari total PDRB sektor pertanian sebesar Rp 5,49 triliun. Angka tersebut menunjukkan betapa besar kontribusi perkebunan, terutama kelapa sawit, dalam menopang ekonomi kabupaten yang terdiri dari 14 kecamatan, 186 desa, dan 13 kelurahan ini. Namun, tantangan yang dihadapi tidak kecil. Perubahan iklim, degradasi lahan, dan fluktuasi harga pasar menjadi hambatan nyata. Menurut Oktaviano, kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan petani menjadi solusi agar sektor ini tidak hanya berorientasi pada produksi, melainkan juga keberlanjutan, kesejahteraan petani, dan pelestarian lingkungan.

“Budidaya perkebunan tidak bisa lagi hanya mengandalkan kebiasaan turun-temurun. Dengan pengetahuan, teknologi, dan dukungan pihak swasta, produktivitas petani bisa meningkat signifikan,” tambahnya.

Dorongan modernisasi dan digitalisasi

Produktivitas petani mandiri di Musi Rawas masih berada di angka 0,5–1 ton tandan buah segar (TBS) per hektar per bulan. Angka ini tertinggal jauh dari perusahaan swasta yang bisa mencapai 2–3 ton, bahkan dibandingkan Malaysia yang rata-rata sudah mencapai 4–5 ton per hektar per bulan. Seminar ini menjadi upaya konkret untuk mengurangi kesenjangan tersebut. Lewat materi yang disampaikan panelis, para petani diberikan pemahaman tentang penggunaan benih unggul bersertifikat, pencatatan hasil panen berbasis digital, hingga pemanfaatan aplikasi pertanian modern.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Musi Rawas, Kgs Effendi Feri, SSTP, menegaskan bahwa 400 peserta dari berbagai kalangan – kepala desa, pengurus koperasi, kelompok tani, hingga petani mandiri – mendapat kesempatan untuk belajar langsung dari para ahli.

“Penggunaan bibit unggul dan sistem pencatatan berbasis aplikasi merupakan prasyarat penting dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas petani sawit. Dengan demikian, kesenjangan produksi antara petani tradisional dan swasta dapat ditekan,” jelasnya.

Kolaborasi pemerintah, swasta, dan perbankan

Selain menghadirkan panelis dari PT Sawitpro, seminar juga melibatkan pihak perbankan, salah satunya Bank Sumsel Babel Syariah. Keterlibatan ini sangat penting karena investasi di bidang perkebunan bersifat padat modal dan membutuhkan akses pembiayaan yang efektif serta efisien. Menurut Effendi, banyak petani yang belum memahami prinsip penggunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor perkebunan. Dengan adanya materi ini, diharapkan mereka bisa mengelola modal dengan tepat untuk mendukung keberhasilan usaha tani sawit.

Satria Kresna, Head Small Holder Leader PT Sawitpro, menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah dan para peserta seminar. “Kegiatan ini bertujuan membantu petani sawit dalam merencanakan budidaya yang baik. Melalui digitalisasi, kita ingin mendorong efisiensi, transparansi, dan peningkatan pendapatan petani,” ungkapnya.

Oktaviano menutup sambutannya dengan mengajak seluruh perusahaan perkebunan di Musi Rawas memanfaatkan dana tanggung jawab sosial (CSR) untuk mengadakan pelatihan dan seminar di tingkat kecamatan. Harapannya, petani lokal semakin siap menghadapi tantangan global dan tidak tertinggal dari perkembangan teknologi.

✍️ Heri | detikreportase.com | Musi Rawas – Sumatera Selatan

DETIKREPORTASE.COM : Petani Modern, Sawit Berkelanjutan, Ekonomi Bangsa Kuat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250