BeritaKalimantan Barat

“Selamatkan PSI Kalbar!” Mantan Pengurus Daerah Melawan Ketua DPW, Isu ‘Dizalimi’ Menggema

522
×

“Selamatkan PSI Kalbar!” Mantan Pengurus Daerah Melawan Ketua DPW, Isu ‘Dizalimi’ Menggema

Sebarkan artikel ini

Riak Internal PSI Kalbar Menguat

PONTIANAK | DETIKREPORTASE.COM – Awan gelap tengah menyelimuti tubuh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Kalimantan Barat. Sejumlah mantan pengurus PSI di tingkat Kabupaten/Kota mulai bersuara lantang mengenai dinamika internal yang mereka sebut mengkhawatirkan masa depan partai di Bumi Khatulistiwa.

Seruan keras “Selamatkan PSI Kalbar!” menggema dari para eks pengurus daerah yang mengaku tidak lagi dilibatkan dalam struktur kepengurusan terbaru. Mereka menilai arah partai tiba-tiba berbelok, menjauh dari semangat solidaritas dan keadilan sebagaimana spirit yang selama ini dikumandangkan partai besutan generasi muda tersebut.

Persoalan ini mencuat usai pergantian kepengurusan DPW yang dipimpin Ketua DPW PSI Kalbar, H. Robi Susandi, SE. Sejumlah mantan pengurus menuding kebijakan pemimpin baru membawa dampak yang mereka sebut “meminggirkan orang-orang yang berjuang di masa sulit.”

“Banyak di antara kami yang membesarkan PSI dari nol, dari tidak dikenal hingga punya basis suara. Tapi setelah pemilu, kami justru ditinggalkan tanpa komunikasi,” ujar salah satu eks pengurus DPD yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Klaim Perombakan Tanpa Komunikasi

Menurut beberapa narasumber, konflik berawal dari proses penyusunan struktur baru DPW dan DPD yang dinilai dilakukan secara tertutup tanpa mempertimbangkan kontribusi tokoh-tokoh lama. Situasi ini diperparah oleh dugaan absennya proses komunikasi internal yang baik.

“Kami tidak pernah dihubungi, tiba-tiba saja struktur baru muncul tanpa nama kami. Seolah kami bukan siapa-siapa dalam perjalanan partai ini,” ucap seorang mantan pengurus DPD lainnya.

Nama Shela Aprilia, mantan Sekretaris DPW PSI Kalbar, juga ikut disebut memiliki peran besar dalam proses perombakan. Beberapa eks pengurus mengaku keputusan internal partai semakin tidak mudah dipahami.

“Waktu itu kita semua berjuang di bawah, sosialisasi partai, keliling daerah, sosialisasi sampai pelosok, tapi sekarang seperti dibuang. Kami kecewa,” tambahnya.

Kritik pun muncul terhadap latar belakang Ketua DPW yang dinilai para mantan kader lebih berorientasi bisnis daripada membangun mesin partai.

“Susah kalau partai dipimpin gaya pengusaha. Politik itu rasa, bukan sekadar hitung-hitungan,” keluh salah satu eks kader.

Meski demikian, beberapa mantan pengurus menegaskan bahwa gerakan mereka bukan untuk merusak partai, melainkan mengembalikannya ke roh perjuangan semula—solidaritas dan keterbukaan.

Ancaman Aksi Hingga Potensi Eksodus

Gelombang kekecewaan tersebut kini berkembang menjadi ancaman gerakan nyata. Sejumlah eks pengurus mengaku memberi tenggat waktu kepada DPP PSI untuk turun tangan dalam satu pekan. Bila tidak, langkah aksi hingga pengunduran diri massal dikabarkan siap dilakukan.

“Kami sudah kirim keberatan resmi, tapi tidak ada respons sampai sekarang. Kalau tidak ada tanggapan, kami siap bergerak,” kata seorang eks pengurus dari DPD Kubu Raya.

Menurutnya, dinamika ini bukan baru terjadi. Saat pergantian ketua DPW sebelumnya, beberapa kader bahkan sudah mengembalikan KTA sebagai bentuk protes.

Gelombang mundur pun mulai terlihat. DPD Bengkayang disebut telah lebih dulu keluar dari keanggotaan partai dan memilih bergabung dengan partai lain. Disusul kabar serupa dari DPD Ketapang yang menyatakan langkah serupa.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, sejumlah DPD lain yang ikut menyuarakan sikap kritis meliputi DPD Kayong Utara, DPD Kubu Raya, DPD Sambas, serta beberapa nama pengurus kabupaten/kota lain yang masih menahan diri.

“Kami bukan anti-perubahan, tapi perubahan jangan sampai memutus sejarah perjuangan. Jangan lupa perjuangan ketika PSI belum dilirik siapa-siapa,” kata mereka.

Isu eksodus kader secara masif kini menjadi bayang-bayang serius PSI Kalbar. Bila tak diselesaikan cepat, kondisi ini berpotensi menggerus kekuatan politik PSI di Kalimantan Barat menjelang kontestasi politik berikutnya.

Menanti Respons DPP dan Sikap Resmi DPW

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari DPW PSI Kalbar terkait isu ini. DPP PSI pun belum memberikan tanggapan terhadap protes terbuka dari mantan pengurus wilayah tersebut.

Beberapa mantan pengurus berharap pimpinan pusat segera turun tangan untuk meredam situasi. Mereka mengklaim masih mencintai PSI, namun tidak ingin partai berjalan tanpa arah komunikasi dan solidaritas.

“Kalau masalah ini dibiarkan, PSI di Kalbar akan semakin kecil dan ditinggalkan. Sayang sekali karena banyak anak muda yang sudah percaya pada platform PSI,” ujar seorang eks anggota DPD PSI.

Mereka juga menegaskan kritik ini bukan bentuk kebencian, tetapi bentuk loyalitas terhadap nilai partai itu sendiri.

“Loyalitas kami bukan pada orang, tapi pada nilai solidaritas. Kalau nilai itu hilang, untuk apa berpartai?” tegasnya.

Para eks kader ini berharap pertemuan terbuka difasilitasi agar semua pihak bisa menyampaikan pandangan secara jujur dan transparan. Mereka percaya ruang dialog adalah bagian tak terpisahkan dari demokrasi internal.

Sampai berita ini diturunkan, upaya konfirmasi kepada DPW PSI Kalbar masih belum mendapatkan tanggapan. Publik kini menantikan langkah DPP PSI dalam menyikapi dinamika yang kian mencuat di daerah ini.

Apakah PSI Kalbar akan kembali solid, atau justru menghadapi gelombang hengkang kader lebih besar? Warga politik Kalbar kini menunggu jawaban.

✍️ Slamet | detikreportase.com | Pontianak – Kalimantan Barat

DETIKREPORTASE.COM : Suara publik, integritas, dan keberimbangan informasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250