JakartaNasional

Wapres Gibran Tegaskan Pemimpin Harus Turun ke Lapangan: Adaptif, Kolaboratif, dan Siap Jawab Tantangan Global

343
×

Wapres Gibran Tegaskan Pemimpin Harus Turun ke Lapangan: Adaptif, Kolaboratif, dan Siap Jawab Tantangan Global

Sebarkan artikel ini
Wapres Gibran Tegaskan Pemimpin Harus Turun ke Lapangan: Adaptif, Kolaboratif, dan Siap Jawab Tantangan Global

Pembekalan Strategis di Istana Wapres untuk P3N dan P4N

JAKARTA | DETIKREPORTASE.COM – Wakil Presiden Republik Indonesia, **Gibran Rakabuming Raka**, memberikan pembekalan inspiratif kepada para peserta program kepemimpinan nasional yang diselenggarakan di Istana Wakil Presiden, Senin (14/07/2025).Sebanyak 100 peserta Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) Angkatan XXV dan 110 peserta Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) Angkatan LXVIII hadir dalam forum penting tersebut. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya strategis pemerintah untuk mencetak pemimpin-pemimpin unggul yang mampu menjawab tantangan masa depan Indonesia.

Dalam sambutannya, Wapres Gibran menekankan pentingnya membentuk pemimpin yang adaptif terhadap perubahan, kolaboratif lintas sektor, serta mampu bekerja berdasarkan realitas lapangan, bukan sekadar laporan administratif.

> “Kepemimpinan hari ini tidak bisa hanya duduk di balik meja. Kita butuh pemimpin yang hadir langsung di lapangan, yang tahu kondisi nyata masyarakat, dan mampu menjadi jembatan solusi,” tegas Gibran.

Menurutnya, di tengah dinamika global yang semakin kompleks—dari konflik geopolitik, perubahan iklim, hingga disrupsi teknologi—Indonesia memerlukan sosok pemimpin yang tidak hanya responsif, tetapi juga memiliki visi jauh ke depan.

Tiga Pilar Strategis: Hilirisasi, Energi, dan SDM Unggul

Dalam forum pembekalan tersebut, Gibran secara khusus menggarisbawahi tiga pilar utama yang menjadi prioritas pemerintahan dalam menuju **Indonesia Emas 2045**, yakni:1. Hilirisasi industri nasional

2. Kemandirian energi dan pangan

3. Penguatan sumber daya manusia (SDM)

Wapres menjelaskan bahwa hilirisasi bukan hanya soal industri tambang atau mineral, tetapi juga harus menyentuh sektor pertanian, perikanan, hingga teknologi digital.

> “Kita tidak bisa terus menjual bahan mentah. Kita harus naik kelas. Hilirisasi adalah kunci menciptakan nilai tambah dan membuka lapangan kerja,” katanya dengan penuh semangat.

Soal energi dan pangan, Gibran menekankan pentingnya ketahanan jangka panjang yang tidak bergantung pada negara lain. Ia menyebut bahwa pembangunan bioenergi, pengelolaan air terpadu, serta program pertanian berbasis teknologi harus menjadi prioritas.

Sedangkan penguatan SDM, menurutnya, tidak bisa ditawar. Pendidikan, pelatihan vokasi, dan ekosistem riset harus ditingkatkan agar anak-anak muda Indonesia menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi masa depan.

> “Jangan sampai bonus demografi justru menjadi bumerang. Kita harus pastikan generasi muda kita siap bersaing dan menjadi pemain global,” tambah Gibran.

Dorongan untuk Kepemimpinan yang Melayani

Lebih jauh, Gibran menyampaikan pentingnya paradigma baru dalam kepemimpinan nasional. Menurutnya, pemimpin masa kini harus memiliki **etos pelayanan publik yang tinggi**, bukan sekadar mengedepankan jabatan atau kewenangan.Ia mengajak para peserta P3N dan P4N untuk melepaskan ego sektoral dan mengedepankan kerja sama lintas instansi. Menurutnya, kompleksitas persoalan bangsa saat ini tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan silo atau sektoral yang kaku.

> “Kita ini satu tim besar. Kalau masih ada yang merasa instansinya paling penting, paling benar, ya kita akan jalan di tempat,” ujar Gibran di hadapan peserta.

Wapres juga menekankan pentingnya mendengarkan suara masyarakat secara langsung, dan tidak hanya terpaku pada angka-angka statistik atau laporan birokratis. Ia mendorong agar semua pemimpin turun ke lapangan, menyapa rakyat, dan menjadi bagian dari solusi.

Menjadi Bagian dari Agenda Indonesia Emas 2045

Agenda besar Indonesia Emas 2045—yang menargetkan Indonesia menjadi negara maju pada satu abad kemerdekaannya—menjadi benang merah dari seluruh arah kebijakan pemerintah saat ini. Dalam konteks itu, Gibran menilai bahwa keberhasilan agenda tersebut sangat tergantung pada kualitas kepemimpinan di semua lini.Ia berharap, para peserta yang telah mengikuti program P3N dan P4N bukan hanya memahami teori kepemimpinan, tetapi mampu menjadi motor perubahan dan transformasi nyata di lapangan. Menurutnya, negara akan terus berkembang bila pemimpin-pemimpinnya mampu merespons zaman dengan tepat.

> “Transformasi itu dimulai dari cara kita berpikir dan bertindak. Jangan puas jadi pemimpin administratif. Jadilah pemimpin yang menggerakkan, memotivasi, dan membuktikan lewat kerja nyata,” tutup Wapres Gibran disambut tepuk tangan peserta.

Sebagai informasi, Program P3N dan P4N diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) bersama sejumlah lembaga mitra untuk memperkuat kompetensi strategis aparatur sipil negara (ASN) dan pejabat publik di berbagai instansi.

Acara pembekalan ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga menjadi momentum konsolidasi arah pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

✍️ Tim | detikreportase.com | Jakarta – DKI Jakarta
DETIKREPORTASE.COM : Kepemimpinan Adaptif, Indonesia Maju 2045

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250