AcehBerita

Silaturahmi Wali Nanggroe dan Mendagri, Bahas Masa Depan Aceh dan Penguatan Kelembagaan Daerah

346
×

Silaturahmi Wali Nanggroe dan Mendagri, Bahas Masa Depan Aceh dan Penguatan Kelembagaan Daerah

Sebarkan artikel ini
Silaturahmi Wali Nanggroe dan Mendagri, Bahas Masa Depan Aceh dan Penguatan Kelembagaan Daerah

Hangatnya makan siang, terobosan untuk kemajuan Aceh

JAKARTA | DETIKREPORTASE.COM – Di tengah hiruk-pikuk Jakarta, kehangatan silaturahmi hadir di kediaman dinas Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Sabtu siang, 12 Juli 2025. Sosok yang datang bukan sembarang tamu. Paduka Yang Mulia (PYM) Teungku Malik Mahmud Al Haythar, Wali Nanggroe Aceh, datang bersilaturahmi, membicarakan masa depan tanah Serambi Mekah.

Pertemuan keduanya berlangsung dalam suasana akrab, penuh semangat kekeluargaan. Bukan hanya makan siang biasa, tetapi pertemuan strategis yang membahas langkah-langkah konkret dalam memperkuat kelembagaan Wali Nanggroe dan mempercepat pembangunan kesejahteraan rakyat Aceh.

Mendagri Tito Karnavian menyambut baik inisiatif silaturahmi ini. “Kami sangat menghargai kehadiran Paduka Yang Mulia dan rombongan. Ini adalah bentuk sinergi yang patut dicontoh dalam memperkuat semangat otonomi daerah,” ujarnya saat membuka diskusi santai namun sarat makna tersebut.

Membahas struktur, anggaran, hingga peran strategis Wali Nanggroe

Salah satu poin penting yang disoroti dalam pertemuan ini adalah penguatan kelembagaan Wali Nanggroe. Mendagri menegaskan pentingnya menyusun struktur yang kuat, menyusun anggaran yang memadai, serta sistem evaluasi kerja yang jelas agar peran Wali Nanggroe sebagai lembaga adat tertinggi di Aceh dapat dijalankan secara optimal.

Selain aspek kelembagaan, diskusi juga menyentuh optimalisasi potensi daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Mendagri mendorong Pemerintah Aceh agar menciptakan iklim investasi yang ramah dan memperluas akses pasar global.

“Kalau ingin PAD meningkat, maka harus ada keberanian dalam membuka diri kepada investor dan mempercepat pelayanan publik. Jangan sampai potensi besar Aceh terhambat oleh birokrasi yang lambat,” ujar Mendagri dengan tegas namun penuh semangat kolaboratif.

Ia menambahkan bahwa tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota juga menjadi kunci untuk mendorong kepercayaan publik dan investor.

Dana Otsus dan peluang audiensi langsung dengan Presiden

Mendagri Tito juga menyarankan agar Wali Nanggroe bersama Gubernur Aceh melakukan audiensi langsung dengan Presiden RI Prabowo Subianto, guna membahas secara komprehensif kelanjutan dan tata kelola Dana Otonomi Khusus (Otsus) Aceh.

Ia menyinggung model pendanaan di Papua yang menggunakan skema block grant dan earmarking, yang bisa dijadikan acuan untuk Aceh.

“Jangan ragu menyampaikan gagasan secara langsung kepada Presiden. Kita ingin Dana Otsus bukan sekadar dana rutin, tapi benar-benar berdampak ke rakyat,” ujar Mendagri.

Wacana ini disambut positif oleh Wali Nanggroe dan rombongan, yang menilai perlu ada reformasi dalam sistem penyaluran dan pemanfaatan Dana Otsus agar tepat sasaran dan tidak hanya berputar di lingkaran elite.

Sinergi dan harapan dari tokoh-tokoh Aceh

Wali Nanggroe Teungku Malik Mahmud datang tidak sendiri. Ia didampingi oleh sejumlah tokoh penting Aceh seperti Guru Besar UIN Ar-Raniry Syahrizal Abbas yang juga anggota Majelis Tuha Peut Wali Nanggroe, Staf Khusus Urusan Diplomasi Mohammad Raviq, hingga jajaran Sekretariat Lembaga Wali Nanggroe.

Pertemuan ini menjadi momentum penting yang mencerminkan soliditas antara tokoh adat dan pemerintah pusat, dengan semangat membangun Aceh dari nilai-nilai lokal yang kuat namun tetap bersinergi dengan kebijakan nasional.

“Kami membawa aspirasi rakyat Aceh agar pembangunan lebih merata dan kelembagaan Wali Nanggroe makin kokoh sebagai simbol persatuan dan penjaga nilai luhur,” ujar Teungku Malik Mahmud.

Dari pihak Kemendagri, hadir Sekjen Tomsi Tohir, Irjen Sang Made Mahendra Jaya, Dirjen Bina Adwil Safrizal ZA, dan Kapuspen Benni Irwan, menunjukkan bahwa silaturahmi ini bukan sekadar seremoni, tetapi memang serius diarahkan untuk menyusun strategi konkret kemajuan Aceh.

✍️ Tim | detikreportase.com | Jakarta – DKI Jakarta
DETIKREPORTASE.COM : Aceh Bangkit Lewat Kolaborasi, Menguatkan Adat dan Merangkul Perubahan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250