AdvertorialNusa Tenggara Timur

Usaha Tradisional Batu Merah: Memberi Harapan bagi Ekonomi Keluarga dan Pendidikan Anak

363
×

Usaha Tradisional Batu Merah: Memberi Harapan bagi Ekonomi Keluarga dan Pendidikan Anak

Sebarkan artikel ini

Sikka, Detikreportase.com

– Di tengah gempuran produk modern, usaha tradisional batu merah tetap menjadi pilar ekonomi bagi masyarakat Kelurahan Wailiti dan Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Usaha mikro ini telah dijalankan selama puluhan tahun dan terbukti mampu menopang kebutuhan hidup serta pendidikan anak-anak hingga ke perguruan tinggi.

Ketahanan Ekonomi dari Batu Merah

Dominikus Korvinus (Kor) dari Kelurahan Wolomarang, serta Mikael Bernabas (Nabas) dan Stefanus Boli (Tarsis) dari Kelurahan Wailiti, adalah tiga pengrajin yang telah menggeluti usaha batu merah sejak muda hingga berkeluarga. Melalui usaha ini, mereka mampu memenuhi kebutuhan harian dan membiayai pendidikan anak-anak mulai dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi. Tak heran, banyak pelaku usaha batu merah di daerah ini telah memiliki rumah permanen sebagai bukti kestabilan ekonomi mereka.

Usaha ini juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Selain membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja lokal, usaha batu merah turut membantu pertumbuhan sektor konstruksi di Sikka. Banyak pembangunan rumah, sekolah, dan fasilitas umum yang menggunakan batu merah produksi lokal, sehingga roda perekonomian terus berputar.

Keunggulan Batu Merah Produksi Lokal

Kualitas terjamin – Dibuat dari tanah hitam berkualitas yang menghasilkan batu merah lebih kuat dan tahan lama.

Proses alami – Dikeringkan secara tradisional dengan bantuan sinar matahari sebelum dibakar, memastikan struktur batu tetap padat dan kokoh.

Harga bersaing – Lebih terjangkau dibandingkan produk pabrik, namun tetap berkualitas tinggi.

Ramah lingkungan – Para pelaku usaha turut menanam kembali pohon untuk menjaga ketersediaan kayu bakar dan keseimbangan alam.

Proses Produksi dan Tantangan

Produksi batu merah ini lebih optimal saat musim kemarau, yaitu antara bulan April hingga November, karena pengeringan membutuhkan sinar matahari langsung. Bahan baku utama yang digunakan antara lain tanah hitam, air, dan kayu bakar. Selain itu, pengrajin juga menggunakan terpal, cetakan (mal), dan lokasi yang cukup luas sebagai tempat produksi.

Biaya produksi untuk satu kali pembuatan batu merah:

Tanah hitam 1 dam truk – Rp 350.000

Air tangki – Rp 120.000

Kayu bakar 1 mobil Carry – Rp 200.000

Biaya tambahan lainnya – Konsumsi pekerja, perlengkapan produksi, dan terpal

Meskipun keuntungan per unit tidak terlalu besar, jumlah produksi yang bisa mencapai lebih dari 30.000 batu merah per siklus menjadikan usaha ini tetap menguntungkan. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi para pengrajin adalah ketersediaan bahan bakar kayu. Untuk itu, mereka mulai menerapkan sistem tanam kembali agar produksi batu merah dapat terus berkelanjutan tanpa merusak lingkungan.

Pemesanan Mudah dan Ramah

Bagi yang ingin membeli batu merah berkualitas langsung dari pengrajin lokal, pemesanan dapat dilakukan dengan mudah. Kami siap melayani pesanan dalam jumlah kecil maupun besar dengan harga yang bersaing dan layanan ramah. Dukung usaha mikro lokal untuk pembangunan yang lebih baik!

Alamat Pemesanan

:

📌 Stefanus Boli

🏠 RT/RW: 009/003, Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka

📲 Nomor kontak/WA: 0853 8012 2248

Para pelaku usaha berharap pemerintah daerah dan masyarakat semakin mendukung usaha mikro seperti ini. Dengan perhatian lebih terhadap UMKM, usaha batu merah dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi generasi mendatang.

📢 Artikel ini merupakan advertorial yang didukung oleh pelaku para usaha batu merah di Sikka.

✍️ Penulis: Stefanus Keban| Detikreportase.com Nusa Tenggara Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250