BeritaSulawesi Selatan

Sambut HUT ke-79 Bhayangkara, Kapolres Jeneponto Bedah Rumah Nenek Tanaloe yang Hidup di Gubuk Nyaris Roboh

348
×

Sambut HUT ke-79 Bhayangkara, Kapolres Jeneponto Bedah Rumah Nenek Tanaloe yang Hidup di Gubuk Nyaris Roboh

Sebarkan artikel ini

JENEPONTO | DETIKREPORTASE.COM

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Bhayangkara, Polres Jeneponto melaksanakan kegiatan sosial yang menyentuh hati. Kapolres Jeneponto, AKBP Widi Setiawan, memimpin langsung aksi bedah rumah terhadap hunian seorang lansia bernama Tanaloe (90), yang tinggal bersama anaknya di sebuah gubuk nyaris roboh di Lingkungan Balang, Kelurahan Balang Toa, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Rabu, 25 Juni 2025.

Tanaloe, yang telah menapaki usia senja, menjalani hari-hari dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Ia hidup bersama anak laki-lakinya yang mengalami gangguan kejiwaan di sebuah rumah tak layak huni—berlantai tanah, berdinding bambu lapuk, dan beratap rumbia yang bocor di berbagai sisi. Tidak ada sanitasi memadai, dan kebutuhan sehari-hari pun dipenuhi dengan mengandalkan belas kasihan tetangga.

Gubuk Reot yang Akhirnya Tersentuh Keadilan Sosial

Situasi memilukan ini akhirnya sampai ke telinga Kapolres Jeneponto, yang kemudian langsung menginstruksikan timnya untuk melakukan asesmen lapangan. Tak menunggu lama, bedah rumah pun dimulai dengan melibatkan personel Polres Jeneponto, warga sekitar, dan beberapa tukang bangunan yang dikerahkan secara gotong-royong.

“Kami tidak ingin hanya hadir saat menjaga keamanan. Polri juga harus hadir dalam kepedulian sosial, terutama bagi warga yang benar-benar membutuhkan. Nenek Tanaloe sudah terlalu lama hidup dalam kesunyian dan kekurangan. Kami ingin kehadiran kami menjadi cahaya harapan baginya,” tutur AKBP Widi Setiawan saat meninjau langsung proses pengerjaan rumah.

Proyek bedah rumah ini ditargetkan rampung dalam waktu 10 hari. Rumah baru yang sedang dibangun akan memiliki struktur permanen yang kokoh, lantai semen, dinding tembok, dan atap seng yang lebih aman dari kebocoran, serta satu kamar tidur dan ruang tamu sederhana.

Tak Sekadar Seremoni, tapi Aksi Nyata

Kapolres menegaskan bahwa kegiatan ini bukanlah sekadar simbol atau seremonial menyambut HUT Bhayangkara, tetapi merupakan aksi nyata untuk mewujudkan slogan Polri Presisi: Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan.

“Kami ingin menjadikan momen ini sebagai pengingat bahwa tugas Polri tak hanya sebatas patroli atau pengamanan, tetapi juga turun tangan secara langsung dalam menyentuh sisi kemanusiaan. Inilah wujud nyata kehadiran Polri di tengah masyarakat,” jelasnya.

Selain bedah rumah, Polres Jeneponto juga menyerahkan bantuan logistik berupa sembako, perlengkapan tidur, serta kebutuhan khusus bagi anak Tanaloe yang berkebutuhan khusus. Bantuan ini diberikan untuk membantu meringankan beban ekonomi keluarga tersebut, sekaligus memastikan keberlangsungan hidup mereka pasca-bedah rumah.

Pesan Menyentuh dari Seorang Kapolres

Dalam kesempatan tersebut, AKBP Widi Setiawan juga menyampaikan pesan penuh makna yang menggugah kesadaran akan pentingnya menanamkan nilai-nilai kebaikan.

“Berbuat baiklah lalu lupakan. Hidup ini penuh misteri. Tapi bisa jadi, kebaikan yang kita tanam hari ini menjadi alasan kita dipertemukan dengan hal-hal indah di masa depan,” ujarnya, disambut haru oleh warga sekitar.

Pernyataan itu mencerminkan filosofi hidup seorang pemimpin yang tak hanya menjalankan tugas sebagai aparat penegak hukum, tetapi juga pemelihara nilai-nilai kemanusiaan di tengah masyarakat.

Warga: “Baru Kali Ini Ada yang Peduli Seperti Ini”

Beberapa warga sekitar mengaku tersentuh dan merasa bangga atas langkah nyata yang dilakukan Kapolres Jeneponto. Salah seorang warga yang ikut membantu proses bedah rumah mengatakan bahwa selama puluhan tahun tinggal di Balang Toa, baru kali ini ada perhatian serius terhadap kondisi nenek Tanaloe.
“Bukan hanya membantu, tapi benar-benar hadir. Kami bersyukur, semoga lebih banyak pemimpin seperti ini ke depan,” ujar warga tersebut.

Kisah Tanaloe adalah cermin nyata dari betapa pentingnya keberpihakan negara kepada kelompok rentan. Di usia 90 tahun, perempuan renta ini akhirnya mendapatkan rumah layak huni, sekaligus secercah harapan untuk menjalani sisa hidupnya dengan lebih bermartabat.

✍️ Rusli | detikreportase.com | Sulawesi Selatan
DetikReportase.com – Karena Kepedulian Tak Cukup di Atas Kertas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250