JENEPONTO |DETIKREPORTASE.COM–
Sorak-sorai menggema di Alun-Alun Jeneponto malam itu, Senin (5/5/2025). Ribuan warga memadati panggung utama perayaan Hari Ulang Tahun ke-162 Kabupaten Jeneponto. Namun yang paling mencuri perhatian bukan tenda-tenda kuliner atau pesta kembang api — melainkan satu nama: Ridho Jeka.
Seniman muda asal Jeneponto ini tampil dengan gebrakan baru, membawa band format barunya, “Ridho Jeka and Friends”, dan langsung memukau penonton dengan genre Ska-Reggae yang catchy, unik, dan bersemangat tinggi. Tak butuh waktu lama, suasana berubah menjadi lautan manusia yang bergoyang dalam irama lokal dengan rasa nasional.
Lokal Banget, Tapi Kelas Nasional
Ridho Jeka selama ini dikenal sebagai penyanyi lokal yang rajin tampil di berbagai acara daerah. Namun malam itu, aura yang ia pancarkan berbeda. Dengan lagu-lagu ciptaan sendiri yang penuh energi dan lirik nyeleneh seperti “Ini Makassar Bosku” dan “Chicken Death Death alias Goyang Mate-Mate Jangan”, Ridho berhasil membuat para penonton histeris dan larut dalam lantunan beat-nya.
“Luar biasa! Serasa nonton konser besar kayak di kota-kota besar. Musiknya fresh, Ridho keren banget, energinya meledak!” kata Ayu, warga Bontosunggu yang rela datang sejak sore demi bisa berdiri di barisan depan.
Mengangkat Identitas Daerah Lewat Musik
Tak hanya menghibur, Ridho juga menyisipkan pesan kuat tentang kebanggaan terhadap identitas lokal. Lagu “Ini Makassar Bosku” misalnya, menjadi sindiran jenaka sekaligus promosi budaya Sulawesi Selatan dalam balutan musik modern. Ridho menyebut dirinya ingin mengangkat nama Jeneponto melalui karya-karya yang membumi namun bisa mendunia.
“Saya ingin Jeneponto dikenal tidak hanya lewat sejarah dan wisatanya, tapi juga lewat musik dan energi anak mudanya. Inilah cara kami bersuara,” ujar Ridho seusai tampil, sambil menyalami penggemar yang memadati sisi panggung.
Formasi Baru, Semangat Baru
“Ridho Jeka and Friends” bukan sekadar band pengiring, tapi keluarga kreatif yang dibangun dari sahabat-sahabat dekat Ridho yang punya semangat sama. Formasi ini menjadi rumah baru bagi kolaborasi musik-musika etnik, jazz, ska, hingga reggae yang dikemas dalam gaya kekinian. Semua personel band berasal dari Jeneponto dan sekitarnya, menjadikan proyek ini simbol kebangkitan musik daerah.
Musik yang Menyatukan, Jeneponto yang Membanggakan
Kemeriahan konser malam itu adalah bukti bahwa musik bisa menjadi alat pemersatu masyarakat. Tak peduli usia, profesi, atau latar belakang, malam itu semua orang bergoyang bersama di bawah langit Jeneponto yang cerah. Tak sedikit warga yang berharap penampilan Ridho Jeka dapat diboyong ke panggung yang lebih besar, bahkan ke level nasional.
Pemerintah daerah pun mengapresiasi penampilan Ridho. Salah satu panitia acara HUT Jeneponto mengatakan, “Ridho adalah contoh anak muda kreatif. Kami berharap lebih banyak pemuda yang terinspirasi untuk bangkit dan membawa nama Jeneponto dengan cara mereka sendiri.”
Satu Malam, Seribu Getar Kebanggaan
Ridho Jeka telah membuktikan bahwa panggung bukan soal besar atau kecil, tapi soal makna. Di tangan musisi yang tulus dan berani berekspresi, sebuah acara lokal pun bisa berubah menjadi peristiwa budaya yang membekas di ingatan banyak orang.
Dan malam itu, Jeneponto tidak hanya merayakan ulang tahun, tapi juga merayakan lahirnya bintang baru bernama Ridho Jeka.
✍️ LP Tim | Detikreportase.com | Jeneponto


