BeritaNusa Tenggara Timur

Renungan Ibu Dara Saat Api Unggun: Hujan Air Mata di Bumi Perkemahan Pramuka SLB Bhakti Luhur Maumere

475
×

Renungan Ibu Dara Saat Api Unggun: Hujan Air Mata di Bumi Perkemahan Pramuka SLB Bhakti Luhur Maumere

Sebarkan artikel ini

Api unggun yang membangkitkan rasa

**SIKKA | DETIKREPORTASE.COM** – Malam itu, langit di atas Bumi Perkemahan Pramuka SLB Bhakti Luhur Maumere bertabur bintang. Hembusan angin malam yang lembut seakan membawa pesan damai, sementara nyala api unggun memancarkan kehangatan yang menyentuh hati. Di tengah suasana hening itu, **Maria Dara Sintani**, guru agama SLB Bhakti Luhur, memulai renungan yang akan mengubah malam menjadi momen penuh haru. Dengan suara lembut, Bu Dara menyapa peserta.

> “Selamat malam teman-teman dan anak-anak yang terkasih. Marilah kita meninggalkan kesibukan kita untuk menghadirkan Tuhan di dalam hati kita masing-masing,” ucapnya pelan.

Ia mengajak semua untuk duduk tenang, merasakan setiap hembusan angin malam yang menyentuh baju, rambut, dan kulit mereka. Lalu, perlahan, ia membimbing imajinasi anak-anak untuk membayangkan wajah orang-orang terkasih yang mereka tinggalkan demi mengikuti perkemahan ini — wajah bapak dan mama, kakak, adik, opa, oma, dan semua yang mencintai mereka.

Air mata yang tak tertahan

Suasana hening perlahan berubah menjadi lautan emosi. Banyak anak yang mulai terisak mengingat jerih payah orang tua mereka, sebagian merantau jauh demi memenuhi kebutuhan hidup, sebagian lagi berjuang menghadapi stigma masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus. Bu Dara melanjutkan dengan suara yang sarat empati:

> “Pernahkah kita membayangkan betapa bahagianya mereka saat tahu mengandung kita? Betapa sakitnya melahirkan kita? Mama rela mempertaruhkan nyawanya demi kelahiran kita. Tapi apa balasan kita? Kadang kita mengecewakan mereka, melawan, bahkan melukai hati mereka.”

Ia juga mengingatkan pengorbanan seorang ayah yang rela pergi ke kebun atau bekerja keras hanya untuk memenuhi permintaan anaknya. Bahkan ketika tidak cukup, mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik.

> “Mama sering memberikan lauknya untuk kita, padahal beliau sendiri hanya makan nasi kosong,” ucap Bu Dara yang membuat banyak peserta tak mampu menahan tangis.

Pelukan yang menyembuhkan

Momen itu semakin mengharukan ketika **Suster Corrie, ALMA**, Kepala SLB Bhakti Luhur Maumere, ikut meneteskan air mata. Ia memeluk anak-anak satu per satu, sambil berbisik penuh kasih:
> “Tabahlah anak-anakku. Belajarlah dengan baik agar menjadi orang yang berguna bagi gereja dan bangsa. Buatlah orang tua tersenyum, walau mereka berada di negeri rantau mencari biaya pendidikanmu.” Para pembina dan pendamping pun diajak untuk memeluk anak-anak yang membutuhkan rangkulan. Bu Dara mengingatkan, tak ada yang tahu sejauh mana luka batin yang mereka bawa. Pelukan dan penguatan menjadi bahasa cinta yang tak membutuhkan kata-kata.

Instrumen musik lembut mengalun, membiarkan anak-anak menumpahkan perasaan mereka. Tangis haru terdengar di berbagai sudut perkemahan, namun di baliknya ada rasa lega dan kehangatan karena mereka merasa dimengerti.

Menutup dengan sukacita

Setelah sekitar tiga puluh menit peneguhan, suasana mulai tenang. Bu Dara menutup renungan dengan ajakan untuk bangkit berdiri dan saling bergandengan tangan.
> “Mari kita saling menguatkan. Kita nyanyikan lagu *Hari Ini Ku Rasa Bahagia*, dilanjutkan *Jangan Lelah Bekerja di Ladangnya Tuhan*,” ujarnya. Nyanyian itu diiringi gerakan sederhana yang membuat anak-anak kembali tersenyum. Api unggun yang sebelumnya menjadi saksi tangis kini memantulkan cahaya di wajah-wajah ceria.

Renungan malam itu meninggalkan pesan mendalam — bahwa cinta orang tua adalah anugerah yang harus disyukuri, dan bahwa setiap anak, tak peduli apapun keadaannya, berharga di mata Tuhan dan layak mendapatkan pelukan yang menguatkan.

✍️ Yuven Fernandez | detikreportase.com | Sikka – Nusa Tenggara Timur
DETIKREPORTASE.COM : Cinta Orang Tua, Pelukan Kehidupan, Harapan yang Menyala

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250