Temuan Awal di Lapangan
MUSI RAWAS | DETIKREPORTASE.COM – Proyek pembangunan drainase lingkungan di Desa G2 Dwijaya, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, kembali menuai sorotan tajam. Pekerjaan yang menelan anggaran Rp199.600.000 dari APBD 2025 itu diduga tidak sesuai standar teknis (RAB) dan menggunakan material di bawah spesifikasi. Investigasi dilakukan oleh tim kontrol sosial dan awak media pada Minggu (27/9/2025). Dari hasil penelusuran, ditemukan penggunaan semen bermerek yang berbeda dari perencanaan awal. Hal ini menimbulkan dugaan adanya pengurangan kualitas yang bisa mempengaruhi daya tahan drainase.
> “Kami sangat kecewa melihat proyek bernilai ratusan juta rupiah ini justru memakai material yang tidak sesuai dengan dokumen perencanaan. Ini jelas merugikan masyarakat yang akan memanfaatkan drainase tersebut,” ujar salah satu anggota tim investigasi yang turut memantau langsung di lokasi.
Warga Minta Pengawasan Diperketat
Kekecewaan serupa juga disuarakan oleh warga Desa G2 Dwijaya. Mereka khawatir proyek yang seharusnya menjadi solusi banjir justru berumur pendek. > “Kami meminta pemerintah daerah melalui Dinas PU Cipta Karya untuk menurunkan tim pengawasan dan mengecek langsung ke lapangan. Jangan sampai proyek ini hanya jadi ajang mencari keuntungan kontraktor,” tegas perwakilan warga.
Masyarakat berharap proyek drainase yang dibangun dengan dana APBD bisa memberikan manfaat jangka panjang. Drainase yang berkualitas baik sangat penting untuk mencegah genangan air saat musim hujan dan menjaga kebersihan lingkungan.
Sejumlah warga bahkan menyayangkan jika proyek seperti ini dikerjakan asal-asalan. Menurut mereka, dana ratusan juta rupiah berasal dari pajak yang dibayarkan rakyat, sehingga penggunaannya harus transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
Dugaan Lemahnya Pengawasan
Temuan ini memperlihatkan adanya celah dalam sistem pengawasan proyek infrastruktur di tingkat desa. Tim kontrol sosial menilai lemahnya monitoring dari pemerintah daerah membuat kontraktor bisa leluasa mengurangi kualitas material yang digunakan. > “Dana APBD harus digunakan dengan transparan dan akuntabel. Jika kualitas diabaikan, kerugian besar justru akan ditanggung rakyat, karena drainase bisa rusak lebih cepat dari usia teknisnya,” kata anggota tim kontrol sosial.
Mereka menekankan bahwa kasus seperti ini bisa menciptakan preseden buruk bagi proyek-proyek pembangunan lainnya jika tidak segera ditindak. Publik semakin kritis terhadap penggunaan dana daerah dan menuntut pemerintah bersikap tegas.
Selain itu, masyarakat mengingatkan agar setiap pekerjaan proyek dilengkapi papan informasi yang jelas, termasuk nama kontraktor, nilai anggaran, dan lama pengerjaan. Hal ini dinilai penting agar masyarakat dapat ikut mengawasi jalannya proyek.
Pemkab Didesak Tindak Tegas
Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Musi Rawas diminta turun tangan dan melakukan pengecekan langsung. Pemeriksaan di lapangan diharapkan dapat memastikan seluruh pekerjaan sesuai dokumen RAB dan standar teknis yang berlaku. Warga juga menginginkan agar hasil temuan tim investigasi dijadikan bahan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang. Transparansi dan akuntabilitas anggaran dinilai menjadi kunci keberhasilan pembangunan infrastruktur desa.
> “Kami tidak ingin proyek ini hanya menjadi formalitas. Drainase ini penting untuk kesejahteraan kami. Pemerintah harus memastikan kualitasnya bagus agar bermanfaat bagi semua warga,” pungkas perwakilan warga.
Sorotan terhadap proyek drainase ini menjadi alarm bagi semua pihak agar pengawasan pembangunan diperketat. Infrastruktur desa adalah urat nadi peningkatan kualitas hidup masyarakat. Jika kualitas diabaikan, maka kerugian besar justru akan dirasakan rakyat yang seharusnya menikmati hasil pembangunan tersebut.
✍️ Heri | detikreportase.com | Musi Rawas – Sumatera Selatan
DETIKREPORTASE.COM : Kontrol Sosial, Infrastruktur, dan Transparansi Anggaran


