Tragedi longsor yang terjadi saat hujan deras
CILACAP | DETIKREPORTASE.COM – Suasana duka menyelimuti Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, setelah bencana tanah longsor hebat menerjang kawasan tersebut pada Kamis (13/11/2025) sekitar pukul 19.00 WIB. Hujan deras yang mengguyur wilayah Majenang sejak sore memicu pergerakan tanah di beberapa titik perbukitan, hingga akhirnya meluncur deras menimpa rumah-rumah warga yang berada di bawah tebing.Masyarakat yang tengah beristirahat dikejutkan oleh suara gemuruh yang keras, disusul padamnya aliran listrik di beberapa dusun. Dalam hitungan menit, material tanah, bebatuan, serta pepohonan menimbun permukiman warga. Kepanikan pun terjadi, terutama ketika jeritan minta tolong terdengar dari lokasi yang tertimbun.
Warga sekitar dan perangkat desa langsung melakukan pertolongan awal menggunakan alat seadanya. Namun kondisi gelap, akses jalan yang licin, dan ancaman longsor susulan membuat proses penyelamatan berjalan sangat sulit. Tidak lama kemudian, laporan resmi diteruskan kepada Kapolsek Majenang AKP Hadi Nugroho, yang kemudian bergerak cepat menginformasikan kejadian tersebut ke Polresta Cilacap.
Kapolresta Cilacap turun langsung pimpin evakuasi
Setelah menerima laporan pada Kamis malam, Kapolresta Cilacap Kombes Pol Dr. Budi Adhy Buono, S.H., S.I.K., M.H. segera bergerak menuju lokasi bencana. Ia datang bersama sejumlah personel untuk memastikan proses penanganan darurat berjalan cepat dan terkoordinasi. Setibanya di lokasi, Kombes Adhy langsung melakukan pemantauan, memberikan arahan kepada jajaran, serta berkoordinasi dengan unsur TNI, Basarnas, BPBD, dan relawan.“Saat menerima informasi dari Kapolsek Majenang, kita langsung bergerak. Kondisi di lapangan cukup berat, tetapi penanganan harus segera dilakukan karena menyangkut keselamatan warga,” ujarnya.
Sejak dini hari hingga Jumat siang, proses pencarian dan evakuasi terus berlangsung tanpa henti. Data sementara mencatat sebanyak 23 warga berhasil ditemukan selamat, tiga orang dinyatakan meninggal dunia, dan 20 orang lainnya masih dilaporkan hilang. Tim SAR gabungan bekerja dengan sistem penyisiran berlapis untuk memastikan tidak ada area yang terlewat. Alat berat disiagakan, namun beberapa titik harus ditangani secara manual karena kondisi tanah sangat labil.
Polresta kerahkan anjing pelacak dan personel ke titik rawan
Untuk mempercepat proses pencarian, Polresta Cilacap menurunkan unit anjing pelacak (K9) guna membantu menemukan korban yang diduga masih tertimbun material longsor. Kehadiran K9 diharapkan mempermudah deteksi lokasi keberadaan korban, terutama di area-area yang sulit dijangkau.“Kami menambah kekuatan personel dan menyiapkan anjing pelacak untuk membantu proses pencarian. Polresta Cilacap akan terus bersinergi dengan seluruh unsur terkait hingga seluruh korban ditemukan,” tegas Kombes Adhy.
Selain menerjunkan K9, Polri juga menempatkan personel tambahan di titik-titik rawan longsor. Petugas berjaga untuk memastikan tidak ada warga yang mendekati area berbahaya, serta membantu mengamankan jalur evakuasi. Di beberapa titik, jalur yang tertutup lumpur dan pohon tumbang dibersihkan secara manual oleh relawan dan petugas gabungan agar mobilisasi tim SAR tidak terhambat.
Kondisi cuaca yang masih tidak menentu menjadi tantangan besar. Sesekali hujan ringan masih mengguyur Desa Cibeunying sehingga membuat kontur tanah semakin rapuh. Tim dari TNI dan Polri memasang garis pengamanan dan melakukan evaluasi berkala terhadap potensi longsor susulan untuk memastikan keselamatan petugas.
Pemerintah daerah dirikan posko darurat bagi warga terdampak
Bupati Cilacap bersama Kapolresta Cilacap dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) turun langsung meninjau lokasi dan memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi. Pemerintah daerah bersama BPBD telah mendirikan posko darurat lengkap dengan dapur umum, tenda pengungsian, serta layanan kesehatan.Banyak warga yang mengungsi membawa anak-anak serta lansia dalam kondisi masih syok. Suara tangis histeris beberapa keluarga yang kehilangan anggota keluarga membuat suasana posko semakin haru. Para relawan, psikolog, dan tenaga kesehatan bekerja membantu menenangkan warga, khususnya anak-anak yang trauma dengan suara gemuruh longsor.
Sementara itu, perangkat desa terus mendata rumah yang terdampak, termasuk kerusakan fasilitas umum seperti jalan desa, jembatan kecil, dan jaringan listrik lokal yang ikut tertimbun. Hingga Jumat sore, PLN masih melakukan perbaikan bertahap di area yang aman dari ancaman longsor susulan.
Harapan warga dan komitmen aparat dalam penanganan bencana
Bagi warga Cibeunying, bencana longsor ini bukan sekadar kerusakan fisik, tetapi juga pukulan emosional yang mendalam. Beberapa keluarga kehilangan rumah dan harta benda, sementara sebagian lainnya masih menunggu kabar anggota keluarga yang belum ditemukan. Para tokoh masyarakat berharap proses pencarian berjalan cepat agar kepastian nasib korban segera diketahui.Aparat gabungan menyatakan komitmennya untuk terus berada di lokasi hingga seluruh korban berhasil ditemukan. Polresta Cilacap, TNI, Basarnas, BPBD, pemerintah daerah, dan para relawan bekerja tanpa lelah, menunjukkan solidaritas yang kuat dalam menangani bencana alam ini.
Kombes Adhy menegaskan bahwa keselamatan warga adalah prioritas utama. “Kami mohon doa seluruh masyarakat Cilacap. Personel di lapangan bekerja maksimal. Semoga seluruh korban segera ditemukan,” ujar Kapolresta.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Cilacap menyampaikan bahwa penanganan jangka panjang akan dilakukan setelah proses evakuasi tuntas. Langkah mitigasi bencana di daerah rawan akan diperkuat, termasuk kajian ulang tata ruang dan pemetaan struktur tanah di kawasan perbukitan Majenang.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa ancaman bencana alam dapat terjadi kapan saja. Kekompakan lintas lembaga, empati, serta gotong royong masyarakat menjadi fondasi penting dalam menghadapi situasi darurat.
✍️ Babeh Kosim | detikreportase.com | Cilacap – Jawa Tengah
DETIKREPORTASE.COM : Soliditas Aparat, Keselamatan Warga, Indonesia Kuat


