SIKKA,DETIKREPORTASE.COM–
Dalam rangka menjawab tantangan penyelesaian masalah kesehatan jiwa di tingkat lokal, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, resmi membentuk Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) pada Selasa (22/4/2025).
Langkah ini merupakan bentuk komitmen untuk memenuhi target minimal pelayanan bagi Orang Dengan Disabilitas Psikososial (ODDP) sesuai standar, sebagaimana diamanatkan dalam regulasi nasional.
Situasi Kesehatan Jiwa di Kabupaten Sikka
Kegiatan ini diikuti oleh unsur pemerintah Kecamatan Kangae, Puskesmas Waepare, perwakilan dari sembilan desa, Kapolsek Kewapante, Danramil, tokoh masyarakat, dan kader kesehatan jiwa dari desa dampingan Proyek BERSAHAJA, yakni Watumilok dan Langir.
Tim Kerja Promotif Dinas Kesehatan Sikka yang diwakili Ibu Venti menyampaikan data yang menunjukkan kondisi darurat kesehatan jiwa di Kabupaten Sikka. Sejak tahun 2018 hingga Desember 2024, jumlah ODDP tercatat sebanyak 1.220 orang. Namun, baru sekitar 50 persen yang telah mendapatkan layanan kesehatan jiwa.
Selain itu, angka bunuh diri juga menjadi perhatian serius, dengan 12 kasus pada tahun 2024 dan 5 kasus hingga April 2025.
TPKJM, Harapan Pemulihan Komunitas
TPKJM dibentuk sebagai mandat dari undang-undang yang mewajibkan pembentukan tim ini dari tingkat kabupaten hingga desa. Tugas utama TPKJM mencakup empat upaya: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
“Pemulihan ODDP ditentukan oleh tiga aspek utama: pengobatan teratur, keterlibatan dalam kegiatan sosial, dan partisipasi dalam aktivitas produktif,” jelas Ibu Venti.
SK pembentukan TPKJM Kecamatan Kangae akan segera diterbitkan oleh Camat dan akan ditindaklanjuti melalui pembahasan program kerja serta pelatihan bagi anggota.
Komitmen dan Dukungan Berbagai Pihak
Camat Kangae, Eric Staminus Hermianus, dalam sambutannya menegaskan bahwa ODDP adalah bagian dari masyarakat yang memiliki hak untuk sehat dan hidup bermartabat. “Sebagai pemerintah, kami wajib mendukung upaya ini, dan saya berharap desa-desa turut ambil bagian aktif,” ujarnya.
Eric juga menyampaikan apresiasi terhadap Yayasan PAPHA, Yayasan JPM, dan Proyek BERSAHAJA yang telah membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendukung ODDP.
Sementara itu, Siswaningtyas Try Nugraheni dari Pusat Rehabilitasi YAKKUM Yogyakarta dalam materinya menekankan pentingnya peran kader keswa. “Mereka adalah ujung tombak pemulihan ODDP. TPKJM harus hadir mendukung kerja-kerja mereka,” ujar Tyas.
Proyek BERSAHAJA untuk Flores Sehat Jiwa
Project Officer Yayasan PAPHA, Titon Nikolai Nau, mengapresiasi sinergi yang terbangun dengan pemerintah dan menyatakan komitmen perluasan program. “Terima kasih atas dukungan Dinkes Sikka yang akan membentuk TPKJM di dua kecamatan lain di luar area Proyek BERSAHAJA,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Proyek BERSAHAJA (Bersama untuk Flores yang Sehat Jiwa) merupakan program konsorsium Yayasan PAPHA, Yayasan JPM Kupang, dan Yayasan AYO Indonesia Manggarai, dengan dukungan dari CBM Disability Inclusion dan Australian Aid.
|✍ Yuven Fernandez| detikreportase.com| Nusa Tenggara Timur|


