SIAK,sinarriau.com – Warga kampung yang berdampingan langsung dengan pabrik PT Indah Kiat Perawang mempertanyakan kepedulian anggota DPRD Siak dapil Tualang terkait abu dari pabrik PT Indah Kiat Perawang yang menyelimuti rumah dan perkarangan masyarakat.
Abu berwarna putih dan hitam itu diduga berasal dari gudang bahan bakar perusahaan. Masyarakat mempertanyakan kepedulian anggota DPRD Siak daerah pemilihan kecamatan Tualang.
Beberapa tahun belakang ini warga rutin melaporkan keluhan mereka kepada anggota DPRD Siak yang reses di kampung mereka. Tapi hingga saat ini belum ada perubahan di lokasi.
“Abu dari pabrik ini sudah bertahun tahun kami hirup. Kami sudah laporkan ke DPRD Siak dapil Tualang setiap reses di sini maupun ketika pileg, namun sampai saat ini belum ada tanda tanda perubahan yang kami lihat, ” kata Wardani RK 06 Dusun III Kampung Pinang Sebagang Timur, Jumat (12/7/2024).
Ketua RK tersebut berharap anggota DPRD Siak memperhatikan lingkungan masyarakat yang tercemar oleh pabrik perusahaan.
“Kami minta kepada DPRD Siak yang merupakan wakil rakyat di dapil Tualang memperhatikan kami. Lingkungan kami sudah bertahun tahun tercemar. Jangan waktu mau memilih saja datang ke sini, ” kesal Wardani.
Diketahui berdasarkan pengakuan warga setempat, warga dusun III sudah bertahun tahun menghirup abu dari pabrik PT Indah Kiat. Tak hanya abu, bunyi bising meresahkan membuat mereka tidak bisa tidur malam ketika pabrik mengeluarkan sesuatu dari dalam pipa melalui kran. Selain itu bau busuk menyengat akan terasa ketika selesai hujan.
Tak cukup sampai disitu derita yang mereka alami, pohon bambu yang menggurita di sepanjang tembok perusahaan menjadi momok menakutkan bagi warga di sana. Pohon bambu yang tumbang atau patah terkena tiupan angin kencang terkadang menancap di atap asbes dan masuk ke dalam rumah warga.
“Kalau sudah keluar bunyi keras itu kami tak bisa tidur. Bunyinya itu bikin pekak telinga. Apalagi dulu waktu cucu kami lahir kasihan kali terganggu kami pindahkan ke rumah lain yang lebih jauh. Kemudian bambu ini lagi pak, tangki air kami entah berapa kali diganti karena pecah kena timpa bambu, belum lagi atap rumah kami yang banyak pecah pak. Entah kepada siapa lagi kami mengadu pak, ” ujar Rayani Situmorang warga setempat.
Situmorang pun mengherankan kenapa perusahaan sudah mencemari lingkungan mereka tapi tak ada perhatian perusahaan tentang kesehatan mereka.
“Orang (perusahaan) itu pun tidak ada kasi kami puding telor atau obat. Kadang udah bosan kami dengan kayak gini. Kalau rapat kadang sering kali rapat ke rapat aja tapi kayak gini juganya, ” keluhnya.
Penghulu Kampung Pinang Sebatang Timur Sudarno saat dikonfirmasi melalui sambungan aplikasi whatapps tidak menjawab awak media.
Begitupun salah satu anggota DPRD Siak Dapil Tualang Zulkifli SSos saat dikonfirmasi awak media belum menjawab
Sementara itu,Humas PT Indah Kiat Perawang Hasanudin the dikonfirmasi awak media pun belum merespon.(Afrijon)