SIKKA | DETIKREPORTASE.COM – Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Sikka, Paulus Prasetya, SE secara resmi memaparkan proyek perubahan (Proper) bertajuk Tata Aset untuk PAD Kuat Menuju Sikka Baru yang Mandiri (TAPAK SIKKA) dalam Rapat Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Renja PD) Triwulan II Tahun Anggaran 2025, Rabu (16/7/2025). Kegiatan strategis ini digelar di Aula Bapperida Kabupaten Sikka dan dihadiri oleh jajaran pimpinan OPD se-Kabupaten Sikka.
Melalui proyek TAPAK SIKKA, Kaban Paul mendorong lahirnya sistem pengelolaan aset daerah berbasis data digital guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya melalui pemanfaatan aset tidak bergerak seperti lahan tidur milik pemerintah daerah yang belum terkelola secara maksimal.
> “Banyak investor sebenarnya tertarik masuk ke Kabupaten Sikka, tapi terkendala informasi aset yang tidak lengkap, tidak jelas, dan belum tersedia secara resmi. TAPAK SIKKA hadir menjawab semua itu,” ujar Paul dalam presentasinya.
Optimalisasi Aset untuk Kemandirian Daerah
Dashboard TAPAK SIKKA dirancang sebagai sistem informasi terpadu yang mendukung pengelolaan aset milik Pemda secara transparan, efisien, dan berdaya guna. Program ini didesain dengan tahapan jangka pendek, menengah, dan panjang yang mencerminkan transformasi bertahap menuju pengelolaan aset daerah yang profesional dan produktif.
Pada tahapan jangka pendek, BPKAD Sikka telah membentuk Tim Efektif untuk pengembangan sistem dashboard, menyusun kajian optimalisasi aset, memperkuat komitmen antar-perangkat daerah, serta merancang Surat Edaran (SE) Bupati terkait pemanfaatan aset dalam pola kerja sama.
Masuk ke tahapan jangka menengah, TAPAK SIKKA akan menyasar pelatihan ASN di bidang manajemen aset, revisi Peraturan Bupati terkait SOP Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD), serta pelaksanaan sosialisasi sistem dashboard dan modul pemanfaatan aset kepada seluruh pemangku kepentingan.
Sementara itu, jangka panjang program diarahkan pada integrasi penuh dengan sistem e-BMD (elektronik Barang Milik Daerah), monitoring dan evaluasi berkala terhadap pemanfaatan aset, serta penyempurnaan struktur dan layanan berbasis digital.
“TAPAK SIKKA bukan hanya sistem, melainkan fondasi menuju transformasi kelembagaan yang akuntabel dan inovatif. Ini langkah awal membentuk ekosistem pemanfaatan aset daerah yang sehat dan kompetitif,” tegas Paul.
Makna Logo TAPAK SIKKA: Simbol Inovasi dan Identitas Daerah
Dalam pemaparannya, Kaban Paul juga memperkenalkan logo TAPAK SIKKA berbentuk telapak kaki kanan yang membentuk huruf “S”—merujuk pada inisial “Sikka.” Warna biru dongker pada logo merepresentasikan kepercayaan, stabilitas, dan profesionalisme lembaga keuangan, sementara warna kuning keemasan mencerminkan semangat inovasi dan cita-cita daerah menuju kemajuan.
Simbol telapak kaki itu sendiri dimaknai sebagai langkah awal yang kokoh dan pasti dalam perjalanan panjang membangun Kabupaten Sikka yang mandiri melalui pengelolaan aset yang berkelanjutan.
Logo ini juga akan digunakan dalam seluruh dokumen resmi, papan informasi aset, dan visualisasi digital di dalam dashboard TAPAK SIKKA untuk memperkuat branding kelembagaan dan memastikan identitas program ini melekat di seluruh jenjang pemerintahan daerah.
Dukungan Sekda dan Seluruh OPD Kabupaten Sikka
Rapat evaluasi Renja PD Triwulan II ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sikka, Adrianus Firminus Parera, SE., M.Si, yang dalam sambutannya menyampaikan dukungan penuh terhadap langkah-langkah inovatif yang ditempuh oleh BPKAD.
> “Pengelolaan aset daerah yang baik merupakan tulang punggung pembiayaan daerah ke depan. Program TAPAK SIKKA perlu didukung semua pihak karena menyasar langsung perbaikan tata kelola, efisiensi fiskal, dan peningkatan PAD yang nyata,” ungkap Sekda Adrianus.
Kegiatan ini turut dihadiri para kepala perangkat daerah, camat, kepala bagian, sekretaris dinas, serta fungsional perencana dari seluruh OPD. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen bersama untuk mendukung proses transformasi ini dalam kerangka sistem pemerintahan yang terintegrasi dan berbasis kinerja.
TAPAK SIKKA sendiri diharapkan dapat menjadi role model pengelolaan aset di tingkat kabupaten/kota di NTT. Jika berhasil, bukan tidak mungkin sistem ini dapat direplikasi atau dijadikan inspirasi kebijakan serupa oleh pemerintah provinsi maupun daerah lain yang menghadapi tantangan serupa dalam memanfaatkan aset secara maksimal.
Dengan peluncuran program ini, Kabupaten Sikka menegaskan komitmennya menjadi daerah yang transparan, responsif, dan mampu menciptakan nilai tambah dari setiap aset yang dimiliki.
—
✍️ Yuven Fernandez | detikreportase.com | Sikka – NTT
DETIKREPORTASE.COM : Aset Dikelola Baik, Daerah Menuju Mandiri


