BeritaSulawesi Utara

Dugaan Penyimpangan Proyek Rp 2,8 Miliar di SD Negeri 110 Manado: Warga Pertanyakan Kualitas dan Transparansi Pekerjaan

593
×

Dugaan Penyimpangan Proyek Rp 2,8 Miliar di SD Negeri 110 Manado: Warga Pertanyakan Kualitas dan Transparansi Pekerjaan

Sebarkan artikel ini

Pembangunan sekolah yang menuai sorotan publik

MANADO | DETIKREPORTASE.COM – Proyek pembangunan gedung SD Negeri 110 Kota Manado yang berlokasi di Kecamatan Wanea, Kelurahan Ranotana Weru, tepatnya di wilayah Karombasan Selatan, kini tengah menjadi sorotan tajam masyarakat. Proyek senilai **Rp 2,8 miliar** yang menggunakan anggaran dari Dana Alokasi Umum (DAU) Pemerintah Pusat itu dinilai menyimpan sejumlah kejanggalan sejak awal pelaksanaan.Warga sekitar menyebutkan bahwa proyek tersebut terlihat tidak maksimal dan tidak sesuai harapan, terlebih karena sejumlah struktur bangunan yang sebelumnya dibongkar justru hanya mengalami penambahan bangunan dua tingkat dengan beberapa bilik saja. Kondisi ini menimbulkan kecurigaan bahwa pelaksanaan proyek tidak sebanding dengan anggaran yang digelontorkan pemerintah.

Pemerintah kelurahan setempat juga disebut telah menerima banyak keluhan dari masyarakat yang mempertanyakan transparansi, kualitas, serta kesesuaian spesifikasi bangunan yang saat ini masih dalam tahap pengerjaan.

Pertanyaan publik terkait kualitas konstruksi

Sorotan semakin tajam ketika masyarakat dan pemerhati lingkungan menilai bahwa proyek dengan nilai besar tersebut justru menggunakan material yang dianggap kurang layak, terutama pada bagian struktur utama bangunan sekolah.Menurut informasi yang dihimpun di lapangan, rangka bangunan disebut menggunakan baja ringan (baja jaringan) untuk menopang konstruksi yang diperuntukkan bagi ruang kelas dua lantai. Keputusan teknis ini dinilai berpotensi menimbulkan risiko keselamatan dalam jangka panjang, terlebih mengingat fungsi bangunan yang akan digunakan anak-anak untuk kegiatan belajar mengajar setiap hari.

Kekhawatiran semakin menguat saat beberapa warga menilai proses pembongkaran bangunan lama dan pembangunan ulang dilakukan secara terbatas, tidak sebanding dengan angka anggaran yang mencapai miliaran rupiah. Kondisi inilah yang membuat proyek tersebut menjadi pusat perhatian publik.

Pernyataan keras dari pemerhati lingkungan

Pemerhati lingkungan sekaligus anggota LSM Lembaga Pemantau Pembangunan dan Kebijakan Publik (Lp2kp), **Michael Lintang**, yang telah melakukan investigasi langsung di lapangan, menyatakan keprihatinan mendalam terkait kualitas pekerjaan proyek tersebut.Ia menegaskan bahwa penggunaan baja ringan pada bangunan dua lantai yang digunakan sebagai ruang belajar anak-anak dapat menimbulkan risiko keselamatan apabila tidak sesuai standar teknis dan regulasi konstruksi bangunan pendidikan.

> “Proyek sebesar ini kok masih menggunakan baja jaringan. Ini berdampak negatif untuk kegiatan belajar mengajar ketika terjadi angin kencang atau hujan lebat. Bisa-bisa membahayakan anak didik. Di mana spesifikasi dan aturan undang-undang yang seharusnya?” ujar Michael kepada awak media, Kamis (15/11/2025).

Michael juga mengungkapkan bahwa dari hasil investigasi di lapangan, pihaknya menemukan sejumlah kejanggalan pada struktur bangunan yang disebut hanya mengalami penambahan beberapa bilik di lantai atas. Kondisi tersebut, katanya, tidak mencerminkan proyek senilai Rp 2,8 miliar sebagaimana tercantum dalam papan proyek.

> “Bangunannya dibongkar sebagian, kemudian hanya ditambahkan menjadi dua tingkat dengan beberapa bilik saja. Ini jelas-jelas diduga terjadi penyimpangan dan potensi tindak pidana korupsi,” tegasnya.

Tuntutan transparansi dan audit menyeluruh

Sejumlah tokoh masyarakat juga meminta dinas terkait di Pemerintah Kota Manado agar segera turun tangan dan mengklarifikasi seluruh proses pelaksanaan proyek, mulai dari perencanaan, spesifikasi teknis, penggunaan anggaran, hingga pengawasan lapangan.Warga berpendapat, proyek pendidikan yang menyangkut keselamatan anak-anak seharusnya tidak dikerjakan secara asal-asalan. Transparansi dokumen perencanaan, konsultan pengawas, jenis material yang digunakan, dan progres pekerjaan harus dibuka seluas-luasnya agar tidak menimbulkan kecurigaan publik.

Selain itu, beberapa pihak juga mendorong dilakukannya audit menyeluruh terhadap proyek tersebut oleh inspektorat daerah maupun aparat penegak hukum apabila ditemukan indikasi kuat penyimpangan di lapangan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak dinas terkait belum memberikan keterangan resmi. DetikReportase.com masih berupaya menghubungi pihak pelaksana proyek serta Dinas Pendidikan Kota Manado untuk meminta tanggapan dan klarifikasi.
Detikreportase com akan terus mengawal kasus ini dan masih mengupayakan konfirmasi ke berbagai pihak,jika ditemukan data dan tanggapan dari pihak terkait akan dimuat berita lanjutan demi prifesionalusme jurnalistik.

Kasus ini menjadi perhatian publik karena menyangkut sarana pendidikan dasar yang seharusnya menjadi prioritas pemerintah dalam meningkatkan mutu dan kenyamanan belajar siswa. Masyarakat berharap proyek pembangunan SD Negeri 110 dapat benar-benar memenuhi standar keselamatan dan kualitas yang layak, sesuai dengan anggaran yang digunakan.

✍️ Tim | detikreportase.com | Manado – Sulawesi Utara
DETIKREPORTASE.COM : Pengawasan publik, transparansi anggaran, sekolah aman untuk anak-anak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250