BeritaNusa Tenggara Timur

Tarian Heuk dan Ronggeng Senitari Unimor Sambut Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi dalam Pengresmian Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Timor

462
×

Tarian Heuk dan Ronggeng Senitari Unimor Sambut Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi dalam Pengresmian Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Timor

Sebarkan artikel ini
Tarian untuk menyambut menteri pendidikan tinggi sains dan teknologi dalam acara peresmian gedung laboratorium terpadu universitas timor berupa tarian heuk dan ronggeng senitari unimor

Kefamenanu,detikreportase.com-

Tarian Heuk dan Ronggeng dari kelompok Senitari asal Kabupaten Malaka menyambut dengan semangat kunjungan Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi pada acara pengresmian Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Timor, 16 April 2025. Penyambutan ini dipenuhi semangat budaya dan kearifan lokal yang kuat.

Keunikan Tarian Heuk dan Ronggeng dalam Penyambutan Pejabat Negara

Tarian Heuk, yang dibawakan dengan penuh gaya dan liukan tubuh oleh para penari, mencuri perhatian banyak orang. Gerakan kaki yang teratur dan lentur, disertai dengan irama pukulan bibiliku (Tihar) yang bervariasi, menciptakan atmosfer yang mengesankan di hadapan Menteri dan para tamu undangan. Suara yang terdengar membawa suasana khidmat saat acara berlangsung.

Tarian Heuk menjadi simbol penyambutan yang mendalam, mengiringi tamu undangan dengan suasana penuh makna. Tarian ini tidak hanya menampilkan kecantikan gerakan, tetapi juga nilai sejarah dan budaya yang sudah diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan penari yang mengenakan kostum kain tenun khas Malaka, dominasi warna merah menambah kesan tradisional dan sangat kaya akan budaya lokal.

Asal Usul dan Makna Tarian Heuk serta Ronggeng

Nama tarian ini dikenal dengan nama Heuk dalam bahasa Tetun, yang mengandung makna sebagai bentuk penyambutan. Penari laki-laki menggunakan alat musik Knei (giring-giring) sebagai pelengkap gerakan tarian, sementara tarian Ronggeng menggunakan surik atau kelewang yang melengkapi keanggunan gerak penari. Kostum yang digunakan adalah kain tenun motif Malaka dengan dominasi warna merah, menambah kesan tradisional dan kaya budaya.

Tarian Heuk dan Ronggeng memiliki sejarah yang panjang, dimulai dari zaman peperangan. Dahulu, tarian ini digunakan untuk menyambut pahlawan yang pulang dari medan perang dengan membawa kepala musuh. Tarian ini dipertunjukkan untuk merayakan kemenangan dan memberikan penghormatan kepada para pejuang.

Di era modern, tarian Heuk dan Ronggeng tetap eksis dan dipertunjukkan dalam acara-acara penting seperti penyambutan pejabat tinggi negara. Seperti pada acara pengresmian Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Timor ini, tarian Heuk dan Ronggeng menjadi simbol kebudayaan yang tetap terjaga dan dihargai.

Gerakan Tarian Heuk yang Menggoda dan Menegangkan

Keunikan tarian ini terletak pada gerakan kaki yang mengikuti irama pukulan tangan penari. Tarian Heuk memiliki gerakan yang lebih teratur, sementara Ronggeng lebih bebas dan ekspresif. Penari ronggeng dapat mengekspresikan dirinya dengan gerakan kelewang yang mengarah ke atas, samping, atau bawah, menambah kesan keangkuhan dan ketangguhan seorang pejuang.

Sejarah dan Asal Usul Tarian Heuk

Menurut mitologi, tarian yang berkembang di Pulau Timor banyak terinspirasi oleh gerakan binatang, seperti katak, rusa, dan kera. Gerakan tarian Heuk diyakini berasal dari gerakan rusa jantan yang menunjukkan keperkasaan saat musim kawin, lompatan-lompatan yang menyerupai gerakan kaki penari Heuk, serta ekspresi fisik yang menggoda penari Ronggeng.

Tarian Heuk yang pertama kali ditampilkan pada acara Ganefo di Istora Senayan Jakarta pada tahun 1960-an oleh para penari asal Malaka ini, terus mempertahankan keaslian dan keunikannya hingga kini.

Tarian Heuk dan Ronggeng: Warisan Budaya Malaka yang Tak Terlupakan

Keberadaan tarian Heuk dan Ronggeng sebagai warisan budaya Malaka tidak hanya menjadi simbol sejarah tetapi juga bagian tak terpisahkan dari kehidupan budaya masyarakat Timor. Meskipun tidak ada catatan pasti mengenai penciptanya, tarian ini tetap hidup dan berkembang hingga kini, memberikan kebanggaan bagi masyarakat Malaka dan Pulau Timor secara umum.

✍️ Oktav M. Klau | detikreportase.com |NTT

Detikreportase — Media Nasional, Menyajikan Cerita Budaya dan Kearifan Lokal dengan Semangat Keadilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250