Jeneponto,Detikreportase.com
– Di usia yang tak lagi muda, Saripa Dg Baji (72) terpaksa meninggalkan rumah kayunya yang telah berdiri puluhan tahun di Bontosunggu, Kelurahan Empang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto. Rumah itu kini hanya tinggal puing, tiangnya lapuk, dimakan rayap, dan akhirnya roboh. Sejak itu, perempuan sepuh yang hidup sebatang kara ini harus menumpang di rumah tetangganya. Tak ada anak, cucu, atau keluarga dekat yang mendampinginya.
Setiap hari, Ibu Saripa menyusuri gang-gang kampung, memungut botol bekas yang kemudian ia jual demi menyambung hidup. Usia tak menghalanginya untuk terus berjuang, walau tubuhnya mulai renta dan langkahnya tak lagi secepat dulu.
Tragedi kemanusiaan ini sampai ke telinga Kapolres Jeneponto, AKBP Widi Setiawan. Mendengar kabar tentang robohnya rumah seorang nenek tua yang hidup sendirian, hatinya tergerak. Tanpa banyak kata, ia pun segera mendatangi lokasi kediaman Ibu Saripa yang sudah rata dengan tanah.
Kepedulian yang Nyata, Bukan Sekadar Seremoni
Selasa, 15 April 2025, AKBP Widi bersama rombongan tiba di lokasi dengan membawa bantuan sembako dan kebutuhan pokok lainnya. Kunjungan ini bukan sebatas kunjungan dinas, tapi wujud nyata empati dari aparat penegak hukum kepada warganya yang hidup dalam kesusahan.
“Kami hadir di sini bukan hanya membawa bantuan, tapi juga ingin menunjukkan bahwa Ibu Saripa tidak sendirian. Ada kami yang peduli dan siap membantu,” ujar AKBP Widi dengan nada tulus.
Ia juga menyampaikan rasa hormat atas semangat hidup Ibu Saripa. Meski telah berusia lanjut, ia tidak pernah meminta-minta. Ia tetap mencari nafkah dengan caranya sendiri—mengumpulkan botol bekas dari jalanan, lalu dijual demi sesuap nasi.
“Ibu Saripa usianya sudah 72 tahun, tapi masih kuat mencari botol bekas untuk dijual. Ini bukan hanya menyentuh, tapi juga menjadi pelajaran tentang keteguhan hidup,” tambahnya.
Pemerintah Daerah Diminta Bergerak, Bukan Diam
Kondisi rumah yang roboh dan kehidupan Ibu Saripa yang sangat memprihatinkan mendorong Kapolres Jeneponto untuk segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk pemerintah daerah. Ia menegaskan bahwa kasus seperti ini tak bisa dibiarkan. Harus ada langkah konkret agar warga seperti Ibu Saripa tak terus-menerus hidup dalam ketidakpastian.
“Kami akan teruskan laporan ini ke instansi terkait agar mendapat perhatian yang layak. Pembangunan kembali rumah yang layak huni sangat penting agar beliau bisa hidup tenang dan aman,” ujar AKBP Widi Setiawan.
Langkah cepat dari Polres Jeneponto ini diharapkan menjadi pemantik bagi berbagai pihak—terutama Pemkab Jeneponto—untuk tidak tinggal diam. Ketika aparat kepolisian saja bisa hadir dan bertindak langsung, maka sudah seharusnya lembaga lain pun melakukan hal yang sama, bahkan lebih.
“Terima Kasih Karaeng, Saya Sudah Tak Tahu Harus ke Mana Lagi”
Mata Saripa berkaca-kaca saat menyambut kedatangan Kapolres dan rombongan. Di tengah rumah tetangga yang ia tumpangi sementara, ia hanya bisa berucap lirih, “Terima kasih Karaeng, saya sangat bersyukur atas kedatangan Bapak Kapolres.”
Kalimat sederhana itu mengandung banyak makna. Harapan, rasa lega, dan juga keputusasaan yang perlahan berubah menjadi semangat baru. Ia tidak berharap mewah, hanya ingin tempat tinggal yang aman dari hujan dan panas.
Turut mendampingi Kapolres dalam kunjungan tersebut, Kasat Binmas AKP M. Natsir, Kasat Intelkam Iptu Suframono, dan Bhabinkamtibmas Aiptu Ibrahim. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa Polri hadir tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai pengayom yang hadir di tengah derita rakyat kecil.
Jangan Biarkan Ibu Saripa Menjadi Simbol Kegagalan Sosial Kita
Kisah Ibu Saripa adalah cermin nyata wajah kemiskinan dan ketidakadilan sosial di negeri ini. Di saat banyak bangunan megah berdiri, di tengah proyek-proyek besar dijalankan, masih ada lansia yang harus tidur di bawah atap genteng pinjaman, makan dari hasil memungut sampah, dan hidup dalam ketidakpastian.
Pemerintah, lembaga sosial, bahkan masyarakat luas harus menjadikan kasus ini sebagai cambuk untuk peduli dan bertindak. Karena jika hari ini kita tutup mata pada Ibu Saripa, bisa jadi besok kita akan temukan ratusan Saripa lainnya yang bernasib sama.
✍️ Rusli | Detikreportase.com| Sulawesi Selatan


