Sikka, Detikreportase.com
– Persoalan kesehatan jiwa menjadi isu penting bagi masyarakat di Kabupaten Sikka. Data mencatat jumlah Orang dengan Disabilitas Psikososial (ODDP) di Sikka pada tahun 2023 mencapai 1.179 orang, sementara hingga September 2024, angka tersebut meningkat menjadi 1.200 orang. Selain itu, angka kasus bunuh diri pada tahun 2024 mencapai 11 kasus.
Sebagai bagian dari upaya menangani masalah ini, proyek BERSAHAJA (Bersama untuk Flores yang Sehat Jiwa) yang dijalankan oleh Yayasan PAPHA Indonesia di Sikka—dalam konsorsium bersama Yayasan JPM Kupang dan Yayasan AYO Indonesia Manggarai serta didukung oleh CBM Disability Inclusion dan Australian Aid—mendorong pendekatan kesehatan jiwa berbasis masyarakat.
Salah satu langkah konkret dalam proyek ini adalah mendukung pemerintah desa dan kelurahan untuk menunjuk kader kesehatan jiwa (Keswa) guna mendampingi ODDP dan keluarganya dalam pemulihan baik secara farmakologi maupun non-farmakologi. Kader Keswa juga berperan dalam memantau ketaatan minum obat serta mengadvokasi pemerintah agar ODDP memiliki aktivitas produktif dan sosial.
Pelatihan Dua Hari untuk 30 Kader Keswa
Sebagai bagian dari penguatan kapasitas, Yayasan PAPHA Indonesia menggelar Pelatihan Dukungan Kesehatan Mental dan Psikososial selama dua hari, bertempat di Aula Kamilian Maumere pada Jumat dan Sabtu (21-22/3/2025).
Pelatihan ini menghadirkan dua narasumber dari Universitas Nusa Nipa (UNIPA) Maumere, yaitu:
✅ Epifani M. Ladapase, S.Psi., M.Psi.
✅ Maria Nona Nancy, S.Psi., M.Psi.
Mereka membawakan materi yang meliputi:
1. Konsep Dasar Kesehatan Mental dan Psikososial (MHPSS) serta tantangan psikososial seperti trauma, stres, dan dinamika keluarga.
2. Keterampilan Komunikasi dan Konseling untuk membangun hubungan terapeutik dengan ODDP dan keluarga, termasuk empati, active listening, dan teknik dasar intervensi psikososial seperti manajemen stres, merespons perilaku bunuh diri, dan strategi coping.
3. Mobilisasi Masyarakat, mencakup promosi kesehatan jiwa, pengelolaan kelompok swabantu untuk terapi kelompok, pemanfaatan sumber daya lokal, serta penguatan jaringan.
Selain itu, peserta juga dibekali dengan pengenalan dan penggunaan alat skrining serta sistem rujukan dari Desa–Puskesmas–Rumah Sakit, yang dibawakan oleh Erfenti Armijanti, Amd, Keb. (Seksi PTM Keswa).
Harapan dan Tujuan Pelatihan
Pelatihan ini dibuka oleh Emilianus Soge, selaku CO PAPHA mewakili Direktur PAPHA. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa pemahaman dan usia kader Keswa menjadi faktor penting dalam efektivitas pendampingan ODDP.
“Diharapkan dengan pelatihan ini, proses pendampingan ODDP dan terapi non-farmakologi yang dilakukan dapat memberikan dampak positif bagi pemulihan ODDP di wilayah dampingan proyek BERSAHAJA,” ujar Emil.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa tujuan utama pelatihan ini adalah:
✔ Merefresh pemahaman kader Keswa tentang kesehatan jiwa.
✔ Meningkatkan pengetahuan tentang dukungan psikososial dan terapi non-farmakologi.
✔ Melatih keterampilan kader dalam memberikan dukungan psikososial kepada ODDP dan keluarganya.
Peserta dari 10 Desa/Kelurahan di Sikka
Sebanyak 30 kader Keswa yang mengikuti pelatihan ini berasal dari 10 desa/kelurahan dampingan PAPHA, yaitu:
1. Geliting
2. Wairkoja
3. Watumilok
4. Langir
5. Nelle Wutung
6. Nelle Lorang
7. Kelurahan Waioti
8. Kota Baru
9. Kota Uneng
10. Madawat
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan kader Keswa semakin siap dalam mendukung pemulihan ODDP dan membangun sistem kesehatan jiwa berbasis masyarakat yang lebih kuat di Kabupaten Sikka.
(Yuven Fernandez, red)


