BeritaNusa Tenggara TimurSosok

Stefanus Tafaib: Putra Timor Tengah Utara yang Membangun Peradaban di Pulau Rote Melalui Pendidikan dan Iman

131
×

Stefanus Tafaib: Putra Timor Tengah Utara yang Membangun Peradaban di Pulau Rote Melalui Pendidikan dan Iman

Sebarkan artikel ini

DETIKREPORTASE,COM| ROTE, NTT

Dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote, setiap jengkal tanah Indonesia memiliki kisah perjuangan dan pengabdian. Salah satunya adalah kisah Stefanus Tafaib Amloki (53), putra Noemuti, Timor Tengah Utara (TTU), yang mengabdikan dirinya untuk membangun peradaban di Pulau Rote melalui pendidikan dan spiritualitas.

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Nemberala, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, pada 12 Maret 1998, Stef—demikian ia akrab disapa—menyadari bahwa daerah ini membutuhkan perubahan besar, terutama dalam akses pendidikan dan sarana ibadah. Dengan semangat dan tekad yang kuat, ia berkontribusi dalam membangun sekolah-sekolah di wilayah terpencil ini, meskipun harus menghadapi berbagai keterbatasan infrastruktur dan kondisi alam yang sulit.

Merintis Pendidikan, Membangun Masa Depan

Sebagai seorang guru yang lulus dari FKIP Undana Kupang, Stef pertama kali ditempatkan di SMP Negeri 3 Rote Barat Daya, Nemberala pada tahun 1998. Namun, pengabdiannya tidak berhenti sebagai pengajar biasa. Ia mulai merintis berdirinya sekolah menengah atas di daerah tersebut demi memberikan kesempatan lebih luas bagi generasi muda Rote.

Tahun 2000-2005, ia mendirikan SMA Swasta Ondamuri, yang kemudian dinegerikan menjadi SMA Negeri 1 Rote Barat pada tahun 2002.

Tahun 2004-2007, ia kembali merintis SMK Swasta Ondamuri, yang akhirnya berubah status menjadi SMK Negeri 1 Rote Barat pada tahun 2007.

Tahun 2010-2018, ia dipercaya sebagai Kepala SMP Negeri 1 Rote Barat di Oenitas.

Tahun 2016-2018, ia kembali berperan penting dalam mendirikan SMP Negeri 3 Rote Barat di Mbuein sebagai Plt Kepala Sekolah.

Tahun 2018 hingga sekarang, ia menjabat sebagai Kepala SMP Negeri 2 Rote Barat di Nemberala.

Baginya, jabatan kepala sekolah bukanlah sesuatu yang istimewa, melainkan sebuah amanah untuk melayani. “Seorang pemimpin adalah pelayan. Kepemimpinan yang melayani (servant leadership) adalah kunci utama dalam membangun pendidikan,” ujar Stef kepada DetikReportase, Senin (24/2/2025).

Menurutnya, pendidikan bukan hanya sekadar transfer ilmu, tetapi juga sarana membangun peradaban. “Ketika segalanya sirna, pendidikan tetap menjadi satu-satunya harapan,” tegasnya.

Membangun Kapela, Menguatkan Iman

Selain pendidikan, Stef juga memiliki kepedulian tinggi terhadap kehidupan spiritual masyarakat setempat. Pada Juli 2007, bersama empat keluarga Katolik dari Flores Timur, Maumere, Belu, dan Sumba, ia membangun Kapela St. Maria Ratu Rosari Dela, Rote Barat.

“Sebelumnya, hampir 10 tahun umat Katolik hanya bisa beribadat dari rumah ke rumah karena tidak ada tempat ibadah. Gereja Katolik terdekat berada di Ba’a, ibu kota kabupaten, sekitar 45 kilometer dari Nemberala,” kenangnya.

Kini, Kapela St. Maria Ratu Rosari Dela telah menjadi pusat ibadah bagi umat Katolik setempat. Setiap Minggu, pastor dari paroki pusat datang untuk memimpin misa. Stef sendiri telah menjabat sebagai Ketua Stasi St. Maria Ratu Rosari sejak 1998 hingga sekarang.

Pengabdian yang Tak Mengenal Lelah

Perjalanan hidup Stefanus Tafaib Amloki menjadi bukti bahwa satu orang dapat membawa perubahan besar bagi masyarakat. Dengan dedikasi tinggi, ia telah meletakkan fondasi pendidikan yang kokoh di Pulau Rote, sekaligus menghadirkan kehidupan spiritual yang lebih baik bagi umat Katolik setempat.

Di tengah keterbatasan dan tantangan, Stef tetap berpegang teguh pada prinsipnya: pendidikan adalah kunci peradaban, dan seorang pemimpin sejati adalah mereka yang melayani.(Fernando, Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250