Kisah Dede Kurnia, Bertahan Hidup di Tengah Keterbatasan
MAJENANG | DETIKREPORTASE.COM – Kisah pilu datang dari Desa Jenang, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Dede Kurnia (50), seorang pedagang kecil yang sehari-hari berjualan dari sebuah grobak sederhana di depan alun-alun Kantor Kecamatan Majenang, mengaku belum pernah sekalipun menerima bantuan dari pemerintah, baik dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten, maupun desa.Dede tinggal di Jalan Kauman Nomor 24 RT 02 RW 11 Desa Jenang. Dalam kesehariannya, ia berjuang bersama sang suami, Edi, menjalani hidup dengan kondisi ekonomi yang jauh dari kata sejahtera. Ironisnya, meski hidup dalam keterbatasan dan memenuhi kriteria sebagai keluarga rentan, nama mereka tak pernah tercatat sebagai penerima manfaat berbagai program bantuan sosial.
“Saya benar-benar belum pernah dapat bantuan apa pun dari pemerintah,” ujar Dede lirih saat diwawancarai tim DetikReportase.com.
Mengandalkan Grobak Kecil untuk Menyambung Hidup
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Dede mengandalkan hasil jualan kopi dan makanan ringan dari grobak kecil yang ditempatkan di sekitar alun-alun depan Kantor Kecamatan Majenang. Dari pagi hingga sore hari, ia setia menunggu pembeli dengan penghasilan yang tak menentu.Sementara itu, sang suami, Edi, bekerja sebagai pegawai honorer di RSUD Majenang. Ia bertugas di Instalasi Pemulasaraan Jenazah (IPJ), sebuah pekerjaan dengan tanggung jawab besar namun berpenghasilan minim. Status honorer membuat pendapatan Edi jauh dari cukup untuk menutup kebutuhan rumah tangga.
“Kami hanya mengandalkan hasil jualan dan gaji honorer suami. Kadang cukup, kadang tidak,” tutur Dede.
Kondisi tersebut semakin berat karena Dede dan suaminya masih tinggal di rumah orang tua. Selain itu, mereka juga merawat salah satu adik dari suaminya yang sedang sakit dan membutuhkan perhatian serta perawatan secara rutin.
Sudah Mengadu, Namun Tak Kunjung Ada Bantuan
Dede mengungkapkan bahwa upaya untuk mendapatkan bantuan sebenarnya sudah dilakukan. Ia bersama suaminya pernah mengajukan permohonan bantuan langsung kepada Bupati Cilacap dan Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap. Namun hingga saat ini, belum ada respons nyata maupun bantuan yang diterima.“Suami saya sudah memohon bantuan ke Pak Bupati dan Pak Sekda. Tapi sampai detik ini tidak ada bantuan sama sekali,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Sebagai warga kecil, Dede hanya berharap ada keadilan sosial yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat bawah. Ia mengaku tidak meminta banyak, hanya ingin diperhatikan agar bisa bertahan hidup dengan lebih layak.
“Kami cuma ingin keadilan. Kalau memang ada program bantuan, kami berharap bisa merasakannya juga,” ujarnya.
Pemerintah Desa: Data dari Kepala Dusun
Terkait pengakuan Dede, Kepala Desa Jenang, Hermawan Santoso, memberikan penjelasan saat dikonfirmasi oleh tim media. Ia menyampaikan bahwa pihak desa tidak secara langsung menentukan siapa saja warga yang menerima bantuan.“Yang benar-benar tahu kondisi warga, mana yang mampu dan mana yang tidak, itu kepala dusun. Kami di desa hanya menerima laporan berapa orang dari tiap dusun yang mendapatkan bantuan,” jelas Hermawan.
Menurutnya, data penerima bantuan biasanya disusun di tingkat dusun, kemudian dilaporkan ke pemerintah desa sebagai dasar pengusulan program bantuan sosial. Namun ia tidak menjelaskan lebih jauh mengapa Dede dan keluarganya belum pernah masuk dalam daftar penerima bantuan.
Pernyataan tersebut justru menimbulkan pertanyaan publik mengenai akurasi pendataan dan mekanisme penyaluran bantuan sosial di tingkat desa hingga kecamatan.
Harapan Akan Keadilan Sosial
Kasus yang dialami Dede Kurnia menjadi cermin persoalan klasik dalam penyaluran bantuan sosial: data yang tidak mutakhir, koordinasi antarlevel yang lemah, serta warga rentan yang terlewatkan. Padahal, bantuan sosial seharusnya hadir sebagai jaring pengaman bagi masyarakat kecil yang berjuang di tengah keterbatasan ekonomi.Keberadaan Dede yang setiap hari berjualan di depan kantor kecamatan juga menjadi simbol ironi. Bantuan yang seharusnya paling dekat justru tak pernah dirasakannya.
Kini, Dede hanya bisa berharap kisahnya mendapat perhatian dari pihak-pihak terkait, agar ada evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendataan dan distribusi bantuan sosial di Desa Jenang dan wilayah sekitarnya.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Kecamatan Majenang maupun instansi terkait di Kabupaten Cilacap mengenai tindak lanjut atas pengaduan warga tersebut.
✍️ Tim | detikreportase.com | Cilacap – Jawa Tengah
DETIKREPORTASE.COM : Keadilan Sosial, Suara Warga, dan Tanggung Jawab Negara


