BeritaSumatra Selatan

Wali Kota Lubuk Linggau Sidak Pasar Inpres: Pungli Dihapus, Pasar Akan Dibangun Ulang Semi Modern

349
×

Wali Kota Lubuk Linggau Sidak Pasar Inpres: Pungli Dihapus, Pasar Akan Dibangun Ulang Semi Modern

Sebarkan artikel ini

Gerakan Pangan Murah Bantu Kendalikan Harga

LUBUK LINGGAU | DETIKREPORTASE.COM – Rabu pagi (24/9/2025) suasana Halaman Gedung Kesenian Kota Lubuk Linggau tampak ramai dipadati warga. Mereka antusias menghadiri Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar pemerintah kota bekerja sama dengan Bulog. Sejak pagi, antrean pembeli sudah mengular untuk mendapatkan beras kemasan 5 kilogram yang dijual lebih murah dari harga pasar. Bulog menyalurkan 2 ton beras untuk kegiatan ini. Tak hanya beras, sejumlah komoditas pangan seperti minyak goreng dan gula pasir juga dijual dengan harga terjangkau. Bagi warga, kegiatan ini menjadi angin segar di tengah harga pangan yang belakangan melonjak.

“Melalui GPM, masyarakat dapat membeli kebutuhan pokok dengan harga lebih terjangkau. Ini adalah salah satu upaya kita menjaga daya beli masyarakat di tengah tekanan inflasi,” tegas Wali Kota H Rachmat Hidayat yang hadir langsung memantau kegiatan.

Salah seorang warga, Yanti (43), mengaku senang bisa membeli beras dengan harga lebih murah. “Saya bisa hemat sampai Rp10 ribu per karung. Lumayan untuk belanja kebutuhan lain. Harapannya kegiatan ini sering dilakukan,” ujarnya.

Sidak Pasar, Terima Keluhan Pedagang

Usai meninjau GPM, Wali Kota bersama jajaran Pemkot langsung bergerak menuju Pasar Inpres. Ia berkeliling ke area los sayur, daging, hingga kios pakaian sambil berdialog dengan pedagang dan pembeli. Beberapa pedagang mengeluhkan tingginya harga sembako, sepi pembeli, serta pungutan yang memberatkan. “Pak Wali, kami sering dimintai uang tambahan untuk kebersihan, padahal sudah bayar karcis,” kata salah satu pedagang sayur.

Menanggapi itu, H Rachmat Hidayat mengambil langkah tegas. “Mulai 1 Oktober 2025, seluruh pungutan liar di pasar akan dihapuskan. Yang berlaku hanya karcis resmi sesuai ketentuan Disperindag. Kami sudah siapkan anggaran untuk jasa keamanan, jadi tidak ada alasan lagi untuk menarik pungutan lain,” ujarnya disambut tepuk tangan pedagang.

Kebijakan ini diharapkan bisa mengurangi beban biaya operasional pedagang dan membuat harga barang tetap bersaing. Pemerintah juga berencana menambah fasilitas kebersihan agar pasar tetap nyaman tanpa memberatkan pedagang.

Pasar Inpres Akan Dibangun Ulang

Selain soal pungutan, Wali Kota menyoroti kondisi fisik Pasar Inpres yang dinilai sudah tidak layak. Banyak lantai los yang rusak, saluran drainase tersumbat, hingga atap yang bocor. “Kondisi ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama karena berpengaruh pada kesehatan dan kenyamanan pengunjung,” ujarnya. Pemkot Lubuk Linggau sudah menyiapkan rencana pembangunan ulang pasar dengan konsep semi modern yang akan dimulai pada 2026. Desainnya akan memisahkan area pasar basah (ikan, daging, sayur) dan pasar kering (sembako, pakaian) sehingga lebih tertata.

“Pedagang kios akan ditempatkan sesuai peruntukan agar tidak semrawut. Dengan kondisi baru ini, InsyaAllah Pasar Inpres akan lebih representatif, bersih, dan menjadi pusat perdagangan yang dikenal luas,” jelas Wali Kota.

Ia juga memastikan pedagang lama tidak akan digusur begitu saja. “Semua akan diatur melalui mekanisme yang adil. Pedagang lama akan diprioritaskan mendapatkan tempat sesuai zonasi yang ditetapkan,” tambahnya.

Perda Pengelolaan Pasar Disiapkan

Untuk memperkuat kebijakan, Pemkot akan menggandeng DPRD menyusun peraturan daerah (Perda) baru tentang pengelolaan pasar. Aturan ini akan mengatur tarif sewa kios, mekanisme penempatan pedagang, hingga pengelolaan kebersihan dan keamanan secara transparan. “Dengan Perda ini, tidak ada lagi ruang untuk praktik pungli. Semua biaya akan jelas, resmi, dan sesuai kemampuan pedagang,” kata H Rachmat Hidayat.

Langkah ini juga sejalan dengan misi pemerintah daerah meningkatkan kualitas fasilitas perdagangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Diharapkan ke depan, pasar rakyat bukan hanya menjadi tempat transaksi jual beli, tetapi juga ruang interaksi sosial dan penggerak ekonomi kerakyatan.

Pedagang berharap rencana pembangunan pasar segera terealisasi. “Kami senang kalau pasar dibangun ulang. Semoga cepat dikerjakan, jangan lama-lama, karena pasar ini sudah banyak yang rusak,” kata Sarman, pedagang ikan yang sudah 15 tahun berjualan di Pasar Inpres.

✍️ Heri | detikreportase.com | Lubuk Linggau – Sumatera Selatan

DETIKREPORTASE.COM : Pengawasan Pasar, Penghapusan Pungli, dan Ekonomi Rakyat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250