BeritaSumatra Selatan

Warga Bumi Agung Muara Beliti Keluhkan Sering Mati Lampu dan Tagihan PLN Terus Naik

343
×

Warga Bumi Agung Muara Beliti Keluhkan Sering Mati Lampu dan Tagihan PLN Terus Naik

Sebarkan artikel ini

Suara keresahan dari dusun kecil

MUSI RAWAS | DETIKREPORTASE.COM – Sabtu, 6 September 2025, tim awak media kembali menemukan jeritan hati masyarakat terkait pelayanan listrik PLN di Kabupaten Musi Rawas. Kali ini keluhan datang dari warga Dusun I, Desa Bumi Agung, Kecamatan Muara Beliti, yang mengaku resah akibat pemadaman listrik yang kerap terjadi tanpa pemberitahuan. Dalam sepekan terakhir, listrik di desa tersebut padam hingga tiga kali. Kondisi itu membuat aktivitas warga terganggu, mulai dari pekerjaan rumah tangga, kegiatan usaha kecil, hingga waktu belajar anak-anak yang terhambat. Lebih dari itu, suasana gelap gulita pada malam hari sering menimbulkan ketakutan bagi anak-anak kecil.

Sukaisih (48), seorang ibu rumah tangga sekaligus buruh harian, menceritakan beban yang ia rasakan. Meski pemakaian listriknya minim, tagihan bulanan justru semakin meningkat.

Tagihan naik, pemakaian minim

“Dalam satu bulan saya bayar Rp150 ribu. Padahal di rumah cuma ada empat lampu, mesin air, dan mejikom. Kami tidak punya kulkas, tidak ada TV, apalagi barang elektronik lain. Tapi tagihan selalu naik, walaupun kadang hanya Rp5 ribu per bulan. Itu tetap memberatkan kami yang hanya buruh harian,” ungkap Sukaisih dengan nada kecewa. Kondisi ini dinilai warga sangat tidak seimbang. Di satu sisi, mereka dituntut untuk selalu tepat waktu dalam pembayaran. Bahkan keterlambatan sedikit saja sudah berujung denda. Namun di sisi lain, pelayanan yang diterima jauh dari kata maksimal.

“Kalau mati lampu, anak-anak menjerit ketakutan. Kami juga selalu bayar tepat waktu. Kalau terlambat sedikit saja, PLN langsung denda. Tapi kenapa pelayanannya seperti ini?” lanjut Sukaisih.

Dampak sosial dan psikologis bagi warga

Masalah listrik ternyata tidak hanya soal biaya, melainkan juga menyangkut kenyamanan dan kualitas hidup masyarakat. Pemadaman listrik berulang kali membuat warga sulit menjalankan aktivitas sehari-hari. Para pelajar tidak bisa belajar dengan tenang di malam hari, pedagang kecil terhambat usahanya, dan keluarga terpaksa hidup dalam kegelapan yang menimbulkan rasa cemas. “Pemadaman ini bukan sekadar mematikan lampu, tapi mematikan harapan kami untuk bisa beraktivitas dengan normal. Anak-anak jadi takut, orang tua susah bekerja, dan kami merasa benar-benar tidak diperhatikan,” keluh salah satu warga lainnya yang enggan disebutkan namanya.

Situasi ini juga berdampak pada hubungan sosial masyarakat. Banyak warga mulai saling bertanya-tanya soal tagihan yang tidak masuk akal. Sebagian bahkan merasa khawatir ada kesalahan sistem pencatatan meteran yang dibiarkan berlarut-larut.

Tuntutan keadilan bagi pelanggan

Warga Desa Bumi Agung berharap PLN Muara Beliti segera merespons keluhan mereka. Bagi masyarakat, listrik bukan lagi sekadar fasilitas tambahan, melainkan kebutuhan pokok yang sangat menentukan kualitas hidup. “Kalau PLN mau tegas soal pembayaran, kami juga minta PLN tegas memberi pelayanan. Jangan sampai masyarakat selalu dirugikan,” tegas Sukaisih.

Keluhan ini menambah daftar panjang protes masyarakat Musi Rawas terhadap pelayanan PLN. Mereka menuntut adanya perbaikan manajemen, transparansi dalam perhitungan tagihan, serta jadwal pemeliharaan yang jelas agar pemadaman tidak merugikan warga.

Masyarakat berharap suara mereka tidak hanya didengar, tetapi juga ditindaklanjuti dengan solusi nyata. Sebab bagi mereka, keadilan dalam pelayanan publik adalah hak yang seharusnya dijamin oleh negara.

✍️ Heri | detikreportase.com | Musi Rawas – Sumatera Selatan

DETIKREPORTASE.COM : Suara rakyat kecil, tanggung jawab pelayanan publik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250