Kebersamaan Dua RW Gelar Peringatan
CILACAP | DETIKREPORTASE.COM – Malam kemerdekaan di Dusun Tinggar Mangir, Desa Karang Jati, Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap, berubah menjadi momen penuh makna. Warga dari dua wilayah, RW 13 dan RW 14, tumpah ruah meramaikan acara tasakuran sekaligus renungan suci dalam rangka memperingati **Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia**, Sabtu (16/8/2025) malam. Suasana malam terasa syahdu ketika ratusan warga, dari anak-anak hingga orang tua, berkumpul di balai dusun. Mereka datang dengan penuh antusias, mengenakan pakaian sederhana namun bersemangat, untuk mengikuti doa bersama mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan.
Tradisi tahunan ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga menjadi perekat kebersamaan warga Karang Jati. Tasakuran dimulai dengan pembacaan doa bersama, dilanjutkan dengan berbagai lomba rakyat, hingga puncak acara berupa pemotongan tumpeng sukuran sebagai wujud syukur atas nikmat kemerdekaan yang kini dinikmati bangsa Indonesia.
Doa Bersama untuk Para Pahlawan
Acara inti malam itu adalah **renungan suci**, di mana seluruh warga hening sejenak sambil menundukkan kepala, mendoakan arwah para pahlawan yang gugur di medan perang. Lampu-lampu sengaja diredupkan, hanya menyisakan cahaya obor dan lilin, menambah suasana khidmat dan penuh haru. Dalam sambutannya, salah seorang tokoh masyarakat RW 14, Bapak Sutrisno, menekankan pentingnya generasi muda memahami arti kemerdekaan.
> “Kemerdekaan ini bukan hadiah, tapi hasil perjuangan berdarah-darah para pahlawan. Malam renungan suci ini kita laksanakan agar anak-anak kita tidak melupakan sejarah. Mereka harus tahu, kita bisa berkumpul dengan damai seperti ini karena ada pengorbanan besar di masa lalu,” ujarnya dengan nada tegas.
Ucapan itu disambut anggukan penuh haru dari warga yang hadir. Anak-anak sekolah dasar hingga remaja tampak khusyuk mendengarkan, seolah menyerap makna mendalam dari pesan yang disampaikan.
Lomba Rakyat Meriahkan Perayaan
Tak hanya doa bersama, perayaan malam 17 Agustus di Karang Jati juga dimeriahkan dengan **berbagai lomba khas 17-an** yang selalu ditunggu warga. Mulai dari lomba balap karung, makan kerupuk, tarik tambang, hingga lomba memasak antar-ibu rumah tangga. Sorak sorai dan tawa pecah di sepanjang jalan desa. Anak-anak bersorak memberi semangat teman-temannya, sementara para orang tua ikut tertawa menyaksikan kelucuan lomba.
“Biar sederhana, tapi semangatnya luar biasa. Ini bukan sekadar lomba, tapi cara kita menjaga kekompakan antarwarga,” ungkap Ibu Sulastri, salah satu panitia dari RW 13.
Acara semakin hangat ketika panitia mengumumkan pemenang lomba, disertai hadiah sederhana berupa alat sekolah dan sembako. Hadiah tersebut, menurut panitia, bukan soal besar kecilnya, melainkan bentuk penghargaan atas partisipasi semua warga.
Simbol Syukur dan Persatuan
Puncak acara malam itu adalah **pemotongan tumpeng sukuran**. Dengan penuh khidmat, tumpeng dibagikan kepada perwakilan warga dari masing-masing RW, sebagai simbol persatuan dan kebersamaan dalam menjaga nilai-nilai kemerdekaan. Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh ustaz setempat, memohon agar bangsa Indonesia selalu diberi kedamaian, kesejahteraan, serta dijauhkan dari perpecahan.
Bagi warga Karang Jati, malam 17 Agustus bukan sekadar pesta rakyat, tetapi juga momentum memperkuat solidaritas sosial. Kemeriahan yang sederhana justru menghadirkan makna mendalam: bahwa kemerdekaan harus selalu dirayakan dengan rasa syukur, doa, dan kebersamaan.
“Semoga tahun depan lebih meriah lagi. Yang penting kita semua tetap kompak, saling membantu, dan terus menjaga tradisi ini agar anak cucu kita tahu betapa berharganya kemerdekaan,” tutup Bapak Sutrisno dengan senyum.
✍️ Tim | detikreportase.com | Cilacap – Jawa Tengah
DETIKREPORTASE.COM : Merawat Tradisi, Menghormati Pahlawan, Menguatkan Persatuan


