BeritaSulawesi Selatan

Panen Pedet di Kampung Sapi: Inovasi Peternakan Bulukumba Berbuah Manis

352
×

Panen Pedet di Kampung Sapi: Inovasi Peternakan Bulukumba Berbuah Manis

Sebarkan artikel ini
Inovasi Peternakan Bulukumba Berbuah Manis

Kampung Sapi, bukti petani bisa sejahtera lewat inovasi

BULUKUMBA | DETIKREPORTASE.COM – Harapan tidak hanya tumbuh dari tanah, tetapi juga dari kandang. Di Desa Benteng Gantarang, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, gema suara kehidupan terdengar dari lenguhan puluhan pedet (anak sapi) yang lahir dari rahim sapi-sapi lokal.

Pada Kamis, 24 Juli 2025, masyarakat setempat bersama jajaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan merayakan panen pedet sebagai hasil dari Program Kampung Sapi yang menjadi unggulan Pemerintah Kabupaten Bulukumba.

Sebanyak 21 ekor pedet lahir melalui metode Inseminasi Buatan (IB), menandai keberhasilan teknologi dan semangat gotong royong dalam mendorong kemandirian pangan hewani.

> “Di Desa Benteng Gantarang saja, sudah lahir 21 ekor pedet dari program IB. Ini capaian luar biasa untuk skala desa,” ujar Suriya Darma, Kepala UPT Pembibitan dan Hijauan Pakan Ternak (HPT) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bulukumba.

Menurut Suriya, Inseminasi Buatan telah terbukti meningkatkan kualitas genetik ternak, mempercepat pertumbuhan, dan pada akhirnya mendorong nilai jual yang lebih baik bagi peternak.

Program unggulan yang menjawab tantangan zaman

Kampung Sapi bukan sekadar branding, melainkan kawasan nyata yang dikembangkan secara terpadu oleh Pemkab Bulukumba di bawah kepemimpinan Bupati Andi Muhtar Ali Yusuf. Program ini tidak hanya mengedepankan produksi, tetapi juga menyentuh berbagai aspek peternakan modern: teknologi reproduksi, pakan unggul, pelatihan, hingga jaminan asuransi bagi ternak.

> “Tujuan utamanya adalah meningkatkan populasi dan mutu genetik sapi potong, sekaligus memperkuat kesejahteraan peternak lokal,” terang Suriya Darma.

Dari Januari hingga Juni 2025, Dinas Pertanian mencatat sebanyak 1.240 pedet telah lahir melalui IB di seluruh Bulukumba. Angka ini mengindikasikan respon positif petani terhadap program yang menitikberatkan pada efisiensi dan efektivitas reproduksi ternak.

Saat ini, populasi sapi potong di Bulukumba telah mencapai 63.861 ekor, menjadikan kabupaten ini sebagai salah satu pusat populasi sapi terbesar di Sulawesi Selatan.

Lima kecamatan strategis, satu visi peternakan berdaulat

Program Kampung Sapi dikembangkan di lima kecamatan potensial yakni Bulukumpa, Kajang, Rilau Ale, Gantarang, dan Ujungloe. Masing-masing wilayah dipilih berdasarkan potensi lahan, kesiapan masyarakat, dan dukungan kelembagaan desa.

Dalam wilayah ini, peternakan rakyat dikelola dengan pendekatan modern. Petani tak lagi hanya menggantungkan hidup dari pertanian konvensional, tetapi juga mulai menjadikan sapi sebagai aset yang produktif dan berkelanjutan.

Infrastruktur yang dibangun mencakup kandang komunal, fasilitas pelatihan, pusat IB, klinik hewan keliling, dan sistem pencatatan ternak digital. Bahkan kini para peternak didorong untuk mendaftarkan asuransi ternak sebagai bentuk mitigasi risiko ekonomi.

> “Kami tidak hanya memberikan bibit dan inseminasi, tetapi juga ilmu. Setiap peternak didampingi secara intensif,” tambah Suriya Darma.

Kemandirian pangan hewani dimulai dari desa

Kampung Sapi telah menjadi ikon kebangkitan peternakan rakyat di Bulukumba. Melalui pendekatan berbasis komunitas, setiap rumah tangga petani kini mulai melihat ternak sebagai bagian dari investasi masa depan. Tidak sedikit pula anak-anak muda desa yang kembali tertarik mengembangkan peternakan karena adanya jaminan pasar dan dukungan penuh dari pemerintah.

Di sisi lain, program ini juga membawa efek ganda: hijauan pakan ternak turut dikembangkan melalui kebun-kebun kolektif, sehingga tidak hanya mendukung kesehatan ternak tetapi juga membuka lapangan kerja baru.

> “Kita ingin Kampung Sapi menjadi model nasional bahwa desa bisa mandiri pangan hewani. Tidak harus bergantung pada impor,” kata salah satu tokoh peternak, Haji Muktar, yang ikut mendampingi acara panen pedet.

Semangat kebersamaan dan gotong royong juga tampak dari cara masyarakat merawat sapi-sapi mereka. Tidak sedikit warga yang secara sukarela ikut membantu proses perawatan, pembersihan kandang, dan pendataan IB secara berkala.

Dari Bulukumba untuk Indonesia

Keberhasilan Program Kampung Sapi di Kabupaten Bulukumba bukan hanya kebanggaan lokal, tetapi juga menjadi inspirasi nasional. Di tengah tantangan global terkait ketahanan pangan dan krisis pasokan daging, langkah-langkah strategis seperti ini menunjukkan bahwa solusi bisa datang dari desa-desa yang inovatif.

Bupati Andi Muhtar Ali Yusuf, dalam berbagai kesempatan, menyatakan komitmennya untuk menjadikan sektor peternakan sebagai penggerak utama ekonomi desa.

> “Petani dan peternak adalah pahlawan. Kita bantu dengan teknologi dan pendampingan agar mereka bangga dengan profesinya dan sejahtera bersama,” ujarnya dalam rilis terpisah beberapa waktu lalu.

Kini, Kampung Sapi bukan sekadar tempat, tetapi semangat. Ia tumbuh dari kepedulian, berkembang dari inovasi, dan memberi masa depan bagi generasi Bulukumba.

Dari kandang ke harapan, dari petani ke kemandirian bangsa.

✍️ Kaharahuddin | detikreportase.com | Bulukumba – Sulawesi Selatan
DETIKREPORTASE.COM : Peternak Bangkit, Desa Kuat, Indonesia Hebat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250