Transformasi Data Menuju Pembangunan Tangguh
SIKKA | DETIKREPORTASE.COM – Pemerintah Kabupaten Sikka kembali membuat langkah strategis dalam memperkuat fondasi pembangunan daerah. Melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida), proyek perubahan bertajuk SIKKA RinTA (Sikka Riset dan Inovasi Terpadu untuk Akselerasi Perencanaan) resmi diluncurkan dalam Rapat Evaluasi Renja Perangkat Daerah Triwulan II Tahun 2025, yang digelar di Aula Bapperida, Rabu (16/07/2025).
Gagasan ini dipaparkan langsung oleh Kepala Bapperida Kabupaten Sikka, Margaretha Movaldes da Maga Bapa, ST., M.Eng., yang akrab disapa Femy Bapa. Dalam paparannya, ia menekankan bahwa SIKKA RinTA merupakan jawaban atas tantangan keterbatasan tata kelola riset dan inovasi di lingkup birokrasi daerah, yang selama ini belum terintegrasi dan belum dimanfaatkan maksimal dalam proses perencanaan pembangunan.
> “Kita ingin memastikan bahwa pembangunan di Sikka tidak lagi berbasis asumsi, tapi pada bukti yang kuat, riset yang valid, dan inovasi yang aplikatif. SIKKA RinTA adalah upaya membangun Sikka yang adaptif, inklusif, dan tahan terhadap dinamika zaman,” ujar Femy Bapa, disambut tepuk tangan para peserta.
Tiga Pilar: Riset Andal, Inovasi Tumbuh, Pembangunan Tangguh
Proyek perubahan ini disusun sejalan dengan arah kebijakan nasional dalam RPJMN 2025–2029, yang menempatkan riset dan inovasi sebagai pilar penting pembangunan berbasis bukti. Femy memaparkan tiga kata kunci utama yang menjadi dasar SIKKA RinTA, yakni:
Riset Andal: Artinya riset yang dihasilkan harus kredibel, berkualitas, dan benar-benar menjawab kebutuhan pembangunan.
Inovasi Tumbuh: Menumbuhkan budaya inovatif di internal birokrasi maupun di masyarakat.
Pembangunan Tangguh: Mewujudkan pembangunan inklusif dan berkelanjutan, yang mampu menjawab tantangan zaman.
Menurut Femy, ketiganya adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Tanpa riset andal, kebijakan akan rapuh. Tanpa inovasi, birokrasi akan stagnan. Dan tanpa keduanya, pembangunan akan berjalan di tempat.
Potret Riset dan Inovasi OPD Sikka: Masih Terfragmentasi
Dalam pemetaan awal terhadap 40 OPD di Kabupaten Sikka, Bapperida mencatat sejumlah temuan penting terkait praktik riset dan inovasi:
23 OPD telah memiliki aktivitas riset dan inovasi, sedangkan 17 OPD belum memulainya.
Untuk penyimpanan hasil riset: 18 OPD masih menyimpan secara manual, hanya 5 OPD yang sudah memanfaatkan sistem digital.
Hanya 5 OPD yang dinilai sudah mengelola data dengan baik, dan 12 OPD rutin memperbarui data. Namun, 11 OPD tidak melakukan pembaruan data riset secara berkala.
Uji konsistensi data bersama BPS baru dilakukan oleh 6 OPD, sedangkan 17 OPD belum pernah melakukan hal serupa.
Terkait pemanfaatan hasil riset dalam perencanaan: hanya 2 OPD yang benar-benar menggunakannya, 4 OPD pernah mencoba, dan 17 OPD belum memanfaatkannya sama sekali.
> “Ini potret awal yang jujur. Kita tidak bisa membangun kebijakan berbasis bukti bila buktinya tidak dikonsolidasikan dengan baik. Tantangan ini justru jadi titik tolak perubahan yang kita dorong melalui SIKKA RinTA,” tegas Femy.
Langkah Strategis: Dari Repositori Digital hingga SDM Riset
Melalui SIKKA RinTA, Bapperida merancang sejumlah strategi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut secara terstruktur dan sistematis, di antaranya:
Membangun sistem koordinasi dan kolaborasi riset antar-OPD, agar tidak berjalan sendiri-sendiri (tidak silo).
Membentuk repositori digital sebagai wadah penyimpanan dan akses data riset terpusat, yang bisa dimanfaatkan lintas sektor.
Mengintegrasikan evidence ke dalam proses perencanaan pembangunan, mulai dari musrenbang hingga penyusunan program prioritas.
Meningkatkan kapasitas SDM birokrasi melalui pelatihan riset dan perancangan kebijakan berbasis data.
Mendorong lahirnya inovasi pelayanan publik, dengan pendekatan berbasis kebutuhan riil masyarakat.
> “Jika Sikka ingin maju dan tahan uji di masa depan, maka fondasinya harus kokoh: data yang berkualitas, riset yang andal, dan inovasi yang berkelanjutan,” tambah Femy Bapa menutup presentasinya.
Dukungan Penuh dari Pimpinan Daerah
Rapat evaluasi ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sikka, Adrianus Firminus Parera, SE., M.Si, yang memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif SIKKA RinTA. Dalam arahannya, Sekda mengingatkan agar seluruh perangkat daerah tidak lagi bekerja secara parsial, melainkan membangun ekosistem kolaboratif yang memanfaatkan data dan riset sebagai dasar setiap kebijakan.
> “Jangan bekerja dalam silo. Riset dan data adalah aset bersama yang harus dimanfaatkan lintas sektor. Saya berharap semua OPD mulai berubah pola pikirnya, dari berbasis proyek menjadi berbasis evidence,” ujar Adrianus.
Hadir dalam rapat ini para kepala perangkat daerah, camat, sekretaris dinas, kepala bagian, dan fungsional perencana dari seluruh OPD Kabupaten Sikka. Forum ini sekaligus menjadi momen penguatan komitmen bersama untuk mewujudkan birokrasi yang lebih inovatif, adaptif, dan kolaboratif.
Dengan peluncuran SIKKA RinTA, harapan besar pun tumbuh: bahwa Kabupaten Sikka bisa menjadi salah satu pelopor daerah berbasis perencanaan cerdas, bukan hanya reaktif terhadap perubahan, tetapi mampu mengantisipasi dan mengelolanya secara sistematis.
✍️ Yuven Fernandez | detikreportase.com | Sikka – Nusa Tenggara Timur
DETIKREPORTASE.COM : Inovasi Tumbuh, Bukti Bicara, Sikka Maju


