Satgas TNI Hadir di Tengah Anak-anak Perbatasan
TTU | DETIKREPORTASE.COM – Suasana berbeda terasa di halaman **SD Sitnoni Aplal**, Desa Tasinifu, Kecamatan Mutis, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), pada Selasa, 15 Juli 2025. Beberapa prajurit berseragam loreng dari **Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yon Arhanud 15/DBY**, tampak berbaur akrab dengan siswa-siswi sekolah dasar di kawasan perbatasan Republik Indonesia – Timor Leste.Tiga personel dari Pos Aplal, termasuk Pratu Fajar, datang bukan dengan senjata, tetapi dengan semangat edukasi dan wawasan kebangsaan (wasbang). Mereka menggelar kegiatan penyuluhan nasionalisme kepada puluhan anak-anak SD dalam upaya memperkuat nilai-nilai Pancasila, cinta tanah air, dan kesadaran bela negara sejak dini.
> “Kami ingin anak-anak tidak hanya menghafal pelajaran, tetapi juga memahami arti penting menjadi warga negara Indonesia. Menumbuhkan rasa cinta tanah air harus dimulai dari sekolah,” ujar Pratu Fajar.
Interaktif dan Menggugah Nasionalisme Anak
Sesi edukasi berlangsung santai dan menyenangkan. Anak-anak diajak menyanyikan lagu kebangsaan, menyebutkan sila-sila Pancasila, hingga berdiskusi ringan tentang makna bendera merah putih dan lambang Garuda Pancasila. Metode penyampaian yang komunikatif membuat mereka antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.Menurut Pratu Fajar, kegiatan ini dirancang agar mudah diterima oleh siswa sekolah dasar yang berada di wilayah perbatasan, di mana akses terhadap informasi kebangsaan kadang masih terbatas.
> “Kami ingin mereka merasa bangga menjadi bagian dari Indonesia. Perbatasan bukan berarti pinggiran dalam perhatian negara,” tambahnya.
Pihak Satgas menyadari bahwa menjaga perbatasan tidak cukup hanya dengan pengawasan fisik, tetapi juga membangun ketahanan ideologi di kalangan masyarakat, khususnya anak-anak yang kelak menjadi generasi penerus bangsa.
Disambut Antusias oleh Guru dan Siswa
Kegiatan wasbang yang dilaksanakan oleh TNI ini mendapat sambutan luar biasa dari pihak sekolah. Guru-guru merasa terbantu dengan pendekatan yang dilakukan para prajurit, karena selain memberikan motivasi, mereka juga menguatkan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang selama ini diajarkan secara teori.Kepala Sekolah SD Sitnoni Aplal, yang ikut hadir menyaksikan kegiatan, menyampaikan apresiasi tinggi kepada Satgas Pamtas RI-RDTL.
> “Ini bentuk perhatian nyata dari negara. Anak-anak senang dan terinspirasi. Mereka jadi tahu bahwa cinta tanah air bisa diwujudkan lewat hal-hal sederhana seperti disiplin, hormat pada guru, dan menjaga lingkungan,” katanya.
Para siswa pun terlihat gembira. Mereka mengaku senang bisa belajar bersama TNI yang selama ini mereka kenal hanya dari televisi atau cerita orang tua.
> “Saya senang ada tentara datang. Mereka baik, ngajarin kami tentang Indonesia,” ujar Ardin, salah satu siswa kelas 5 dengan polosnya.
TNI Tak Hanya Jaga Batas, Tapi Juga Bangun Bangsa
Komandan Satgas Pamtas Yon Arhanud 15/DBY dalam keterangannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan program berkelanjutan yang menyasar sekolah-sekolah di sekitar garis perbatasan. Tujuannya bukan hanya memberi rasa aman, tetapi juga mengedukasi masyarakat soal pentingnya menjaga persatuan dan semangat kebangsaan.> “Wilayah perbatasan adalah beranda terdepan NKRI. Kalau generasi mudanya tidak paham kebangsaan, itu ancaman bagi kedaulatan. Maka kami hadir lewat pendidikan karakter,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kegiatan non-tempur seperti penyuluhan kebangsaan, bakti sosial, dan pelayanan kesehatan rutin dilakukan untuk menunjukkan bahwa prajurit TNI tidak hanya hadir saat konflik, tapi juga saat damai, sebagai bagian dari solusi atas persoalan sosial dan pendidikan.
Membentuk Generasi Perbatasan yang Berkarakter
Wilayah TTU yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dikenal sebagai daerah dengan tantangan geografis dan akses informasi yang terbatas. Namun, keterbatasan itu tak menjadi penghalang bagi semangat anak-anak untuk belajar dan bermimpi besar.Melalui kegiatan seperti ini, Satgas TNI turut mengambil peran sebagai fasilitator pendidikan karakter dan pembangunan nasionalisme. Anak-anak diharapkan tumbuh dengan pemahaman bahwa mereka adalah bagian penting dari bangsa yang besar.
> “Kami ingin menyiapkan generasi perbatasan yang tidak inferior. Justru mereka adalah kebanggaan bangsa,” kata Pratu Fajar, menutup kegiatan dengan foto bersama para siswa.
Dengan pendekatan edukatif dan penuh kasih, Satgas Pamtas RI-RDTL membuktikan bahwa bela negara bisa dimulai dari ruang kelas – dengan bendera, Pancasila, dan senyum anak-anak perbatasan.
✍️ Tim | detikreportase.com | TTU – Nusa Tenggara Timur
DETIKREPORTASE.COM : Dari Perbatasan untuk Indonesia, Pendidikan Bangun Masa Depan Bangsa


