Statemen Saat Pelantikan PB IKA PMII Dianggap Singgung Jutaan Kader
JAKARTA | DETIKREPORTASE.COM – Pernyataan **Muhaimin Iskandar** atau yang akrab disapa **Cak Imin**, saat menghadiri acara pelantikan **Pengurus Besar Ikatan Alumni PMII (PB IKA PMII)** periode 2025–2030 pada Minggu malam (13/7/2025), menuai kritik keras. Ucapan Cak Imin yang menyebut _“kalau ada yang tidak tumbuh dari bawah, itu bukan PMII, itu HMI”_ dinilai provokatif dan berpotensi **memecah belah semangat ukhuwah antarorganisasi kemahasiswaan**.Pernyataan yang disampaikan di hadapan publik di Hotel Bidakara Jakarta itu menuai reaksi luas, terutama dari kalangan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan organisasi kepemudaan lintas latar belakang.
Ketua Umum KNPI: Tidak Bijak dan Melukai Semangat Persatuan
Menanggapi hal tersebut, **Ketua Umum DPP KNPI, Putri Khairunnisa**, yang juga dikenal sebagai kader HMI, menyayangkan pernyataan Cak Imin. Ia menyebut, sebagai pejabat publik dan tokoh nasional, **Cak Imin seharusnya lebih bijak dalam menyampaikan pendapat**, apalagi dalam forum yang mewakili organisasi mahasiswa besar seperti PMII.> “Apa yang disampaikan Cak Imin sangat tidak mencerminkan sikap kenegarawanan. Ucapan itu justru berpotensi mengadu domba dan menyinggung jutaan kader HMI di seluruh Indonesia,” ujar Nissa, sapaan akrab Putri Khairunnisa, dalam pernyataannya kepada media, Senin (14/7/2025).
Ia menekankan bahwa baik PMII, HMI, GMNI, IMM, KAMMI, maupun organisasi lainnya, telah berkontribusi besar bagi pembangunan dan peradaban Indonesia. Tidak seharusnya ada pernyataan yang merendahkan atau menyepelekan eksistensi dan nilai-nilai historis organisasi lain.
Desakan Permintaan Maaf Terbuka kepada Kader HMI
Putri Khairunnisa menuntut agar **Cak Imin segera menyampaikan permintaan maaf secara terbuka** kepada seluruh kader HMI atas pernyataan yang dinilainya telah mencederai semangat kebersamaan antarorganisasi.> “Kami meminta dengan tegas agar Cak Imin meminta maaf secara terbuka. Jangan sampai pernyataan ini merusak hubungan baik antarorganisasi mahasiswa yang selama ini dibangun dengan ukhuwah dan etika,” ucap Nissa.
Ia menegaskan bahwa tokoh politik dan pejabat negara mesti memberikan contoh sikap yang merawat persatuan, bukan memperkeruh ruang publik dengan pernyataan yang mengandung sentimen kelompok.
Jaga Etika, Hormati Sejarah Organisasi Mahasiswa
Dalam pernyataannya, Putri juga mengajak seluruh kader organisasi kepemudaan untuk **tidak terpancing** dengan narasi-narasi yang berpotensi menimbulkan konflik horizontal.> “Kita semua perlu mengawal ruang publik agar tetap sehat, inklusif, dan konstruktif. Kritik boleh, tetapi jangan mencederai sejarah organisasi lain. HMI, PMII, dan organisasi mahasiswa lainnya punya peran besar dalam perjalanan bangsa,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa ucapan seorang tokoh akan selalu menjadi referensi publik. Oleh karena itu, kehati-hatian dalam berbicara, terutama dalam konteks organisasi dan sejarah, adalah tanggung jawab moral yang tidak bisa diabaikan.
> “Mungkin itu hanya spontanitas, tapi bagi kami, itu menyakiti. Seorang pemimpin harus mampu mengendalikan narasi agar tidak memecah belah,” pungkasnya.
Redaksi Upayakan Konfirmasi dan Hak Jawab
Hingga berita ini diturunkan, **DetikReportase.com** belum menerima tanggapan resmi dari pihak Cak Imin atau timnya. Sebagai bagian dari komitmen pada **Kode Etik Jurnalistik dan prinsip cover both sides**, redaksi akan mengupayakan konfirmasi serta memberikan **hak jawab** apabila diminta.Pemberitaan ini bertujuan menjaga keberimbangan informasi dan memastikan ruang publik tetap dalam koridor demokratis, edukatif, dan menghindari polarisasi yang merugikan pemuda dan mahasiswa Indonesia.
✍️ Tim | detikreportase.com | Jakarta – DKI Jakarta
DETIKREPORTASE.COM : Suara Pemuda, Suara Keadaban, Suara Bangsa


