BeritaSulawesi Selatan

Langkah Kemanusiaan: PMI Jeneponto dan PMR WIRA SMAN 10 Salurkan Sembako untuk Warga Miskin Ekstrem

360
×

Langkah Kemanusiaan: PMI Jeneponto dan PMR WIRA SMAN 10 Salurkan Sembako untuk Warga Miskin Ekstrem

Sebarkan artikel ini

JENEPONTO, DETIKREPORTASE.COM

Memasuki usia ke-11 tahun, Palang Merah Remaja (PMR) WIRA UNIT 010 SMAN 10 Jeneponto membuktikan bahwa usia bukan hanya angka, tetapi tentang seberapa besar dampak yang dapat diberikan kepada sesama. Dalam momen milad yang jatuh pada awal Juli ini, para relawan muda tersebut memilih cara yang berbeda untuk merayakan: **aksi nyata kemanusiaan**.Selama tiga hari, sejak 2 hingga 4 Juli 2025, PMR WIRA SMAN 10 Jeneponto berkolaborasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jeneponto dalam menggelar Bakti Sosial bertajuk penyaluran sembako kepada warga yang hidup dalam kemiskinan ekstrem.

Sasar Warga di Pelosok Bontoramba

Kegiatan sosial ini tidak dilakukan di pusat kota, melainkan di **daerah-daerah yang kerap luput dari perhatian bantuan pemerintah maupun lembaga sosial**. Beberapa penerima bantuan adalah warga dari pelosok Kecamatan Bontoramba, seperti Kaharuddin dari Tuangloe Buttaleleng (Desa Datara), Malang dari Tappalalo (Desa Bulusuka), Capa’ dari Batujala, dan Soho dari Panaikang (Desa Balumbungan).> “Kami menyasar mereka yang benar-benar hidup dalam keterbatasan, yang bahkan untuk kebutuhan harian pun sulit terpenuhi. Mereka bukan hanya miskin, tapi ekstrem dalam kondisi,” ungkap Wildamayanti, Ketua PMR WIRA SMAN 10 Jeneponto.

Bantuan sembako yang disalurkan mencakup bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, mi instan, dan kebutuhan dasar lainnya. Bantuan ini menjadi oase harapan bagi warga yang hidup dalam sunyi, jauh dari sorotan dan gemerlap kota.

30 Relawan Muda Turun Langsung

Yang membuat kegiatan ini istimewa adalah keterlibatan langsung 30 anggota PMR WIRA SMAN 10. Mereka menyusuri jalanan terjal, naik turun bukit, melewati kebun, dan mendatangi rumah warga satu per satu dengan penuh empati dan semangat.> “Kami ingin menunjukkan bahwa di usia ke-11 ini, kami bukan hanya pelajar di kelas, tapi juga pejuang kemanusiaan di lapangan. Ini cara kami belajar memahami kehidupan nyata,” ujar Wildamayanti dengan mata berkaca-kaca.

Para siswa tersebut membuktikan bahwa nilai kepedulian sosial bisa tumbuh kuat jika ditanam sejak dini, terutama dalam lingkungan pendidikan yang mendukung dan mengedepankan pembentukan karakter.

PMI Apresiasi Gerakan Anak Muda

Ketua PMI Kabupaten Jeneponto menyampaikan **apresiasi yang mendalam terhadap kegiatan tersebut**, terutama karena dilakukan oleh generasi muda.> “Ini bukan sekadar distribusi bantuan. Ini adalah pendidikan karakter yang sesungguhnya. Anak-anak PMR ini adalah wajah masa depan Jeneponto yang penuh harapan dan cinta kasih,” tegasnya.

PMI juga menyatakan komitmen untuk terus menjadi mitra aktif sekolah-sekolah yang memiliki program kemanusiaan, dan mendorong lahirnya lebih banyak relawan muda di seluruh wilayah Kabupaten Jeneponto.

Sekolah Dukung Pendidikan Berbasis Kepedulian

Kepala UPT SMAN 10 Jeneponto, Abdul Hakim, menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak, terutama PMI yang telah memberi ruang dan dukungan kepada siswa-siswinya untuk terlibat langsung dalam kegiatan sosial.> “Kami percaya bahwa pendidikan terbaik adalah yang tidak hanya mengajarkan teori, tapi juga cinta pada sesama. Anak-anak kami telah memberi warna berbeda pada ulang tahun PMR tahun ini. Terima kasih atas dedikasi mereka,” ungkapnya.

Ia juga berharap kegiatan ini bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk menanamkan nilai empati, tanggung jawab sosial, dan gotong royong di kalangan pelajar.

Lebih dari Sekadar Sembako

Bagi para penerima bantuan, apa yang dilakukan PMR dan PMI ini bukan hanya soal sembako, tetapi tentang **pengakuan dan perhatian**. Banyak dari mereka yang merasa terharu karena merasa dilihat dan didengar oleh generasi muda.Sementara bagi para relawan muda, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam perjalanan hidup mereka. Menyaksikan langsung kehidupan warga miskin ekstrem, membuat mereka menyadari bahwa kemanusiaan harus terus dihidupkan, meski dalam skala kecil.

> “Kami belajar bahwa kemanusiaan tidak mengenal usia atau status. Ia hanya butuh keberanian untuk peduli dan bergerak,” tutup Wildamayanti.

✍️ Rusli | Detikreportase.com | Jeneponto – Sulawesi Selatan
DETIKREPORTASE.COM : Mengabarkan Kebaikan, Menyalakan Kesadaran Sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250