RIAU,DETIKREPORTASE.COM
— Pada hari Jumat 3 Mei 2025, dunia memperingati Hari Kebebasan Pers Internasional—sebuah tonggak penting untuk menegaskan kembali bahwa informasi yang bebas, akurat, dan bertanggung jawab adalah fondasi utama demokrasi. Peringatan ini pertama kali ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1993 dan hingga kini terus menjadi peringatan keras bagi rezim yang mencoba membungkam suara rakyat lewat represi terhadap insan pers.
Di era informasi digital yang kian cepat, wartawan dan jurnalis menghadapi tantangan yang tak kalah besar: dari tekanan ekonomi media, ancaman fisik, hingga kriminalisasi terhadap karya jurnalistik. Namun satu hal pasti, tanpa pers yang bebas dan berani, maka demokrasi tinggal nama—tak lebih dari sekadar formalitas tanpa ruh.
Jurnalis Adalah Garda Terdepan Demokrasi
Profesi jurnalis—baik wartawan, reporter, maupun wartawati—bukan sekadar pemburu berita. Mereka adalah penjaga moral publik, pemecah kebisuan, dan penyalur suara-suara terpinggirkan. Dalam setiap liputan, investigasi, dan artikel opini, ada semangat perjuangan yang dibawa: menyampaikan kebenaran, meski pahit dan berisiko.
Indonesia sendiri memiliki dasar hukum kuat yang melindungi kebebasan pers melalui Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Undang-undang ini menegaskan asas, fungsi, hak, dan kewajiban pers sebagai kekuatan keempat demokrasi setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Namun sayangnya, dalam praktiknya, masih banyak jurnalis yang diintimidasi, dilaporkan balik karena liputannya, atau bahkan kehilangan nyawa saat menjalankan tugas.
Pesan Tegas Presiden Prabowo: Pers Adalah Pilar Bangsa!
Dalam pernyataan resmi memperingati Hari Pers Nasional sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan penghormatan mendalam kepada para insan pers yang tetap berdiri tegak di tengah tantangan.
“Pers Indonesia telah menjadi pilar penting dalam kehidupan demokrasi. Mereka menyuarakan kebenaran dan memberikan informasi yang akurat kepada rakyat,” ujar Presiden Prabowo.
Namun, beliau juga menegaskan bahwa media harus tetap memegang teguh nilai-nilai kebangsaan dan tidak boleh menjadi alat kekuatan modal atau kekuasaan untuk membelokkan opini publik.
“Pers Indonesia harus menjadi pers Pancasila. Pers yang setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia dan terlibat aktif dalam pembangunan bangsa,” tandasnya.
Pernyataan ini menjadi penegasan bahwa negara wajib hadir dalam melindungi kebebasan pers, bukan justru menjadi aktor penindasan informasi melalui regulasi yang mengekang atau intervensi terhadap redaksi media.
Kebebasan Pers Harus Diiringi Profesionalisme & Integritas
Menjadi insan pers bukan perkara mudah. Di balik berita yang dibaca masyarakat setiap hari, ada kerja keras, keberanian, dan pengorbanan. Dari medan konflik hingga pengungkapan korupsi, banyak jurnalis yang mempertaruhkan keselamatan demi menyampaikan kebenaran.
Namun di sisi lain, tanggung jawab moral dan profesionalisme juga tidak boleh dilupakan. Pers bebas bukan berarti pers liar. Setiap berita harus dikaji, diverifikasi, dan disajikan secara adil dan proporsional. Itulah sebabnya integritas dan etika jurnalistik adalah fondasi yang tidak bisa ditawar.
“Pers bukan hanya tentang kecepatan, tapi tentang ketepatan dan keberanian bersikap,” ujar seorang jurnalis senior saat ditemui Detikreportase.com beberapa hari lalu.
Saatnya Pers Indonesia Kembali Bangkit dan Maju Bersama Rakyat
Hari Kebebasan Pers Internasional ini bukan sekadar seremonial, melainkan panggilan untuk seluruh insan pers di Indonesia agar terus menyuarakan kebenaran. Dari Sabang sampai Merauke, dari media nasional hingga lokal, setiap suara dan tulisan adalah amunisi melawan penindasan, kebohongan, dan manipulasi.
Kami, insan pers Indonesia, menyatakan komitmen kami:
Menjadi mata, telinga, dan suara masyarakat.
Menjadi penjaga demokrasi yang tak gentar oleh ancaman.
Menjadi jurnalis yang berani, adil, dan berintegritas tinggi.
Selamat Hari Kebebasan Pers Internasional!
Maju terus insan pers dunia! Semoga setiap langkah dan karya kita diberkahi oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Tetap kuat, tetap merdeka!
✍️


