EkonomiNusa Tenggara Timur

SILC, Lokomotif Ketangguhan Ekonomi Desa Mokantarak

481
×

SILC, Lokomotif Ketangguhan Ekonomi Desa Mokantarak

Sebarkan artikel ini

FLORES TİMUR,DETİKREPORTASE.COM –

Program Simpan Pinjam Internal Kelompok (Saving and Internal Lending Communities/SILC) hadir di Desa Mokantarak, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Kehadiran SILC menjadi bagian nyata dari implementasi program Increasing Resiliency through Climate Change Adaptation and Disaster Risk Reduction in Nusa Tenggara (INCIDENT), khususnya pada pilar penguatan ketahanan ekonomi mikro.

Program INCIDENT ini merupakan hasil kolaborasi Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) bersama Catholic Relief Services Indonesia (CRS-ID), bertujuan memperluas akses keuangan yang inklusif bagi kelompok rentan yang sulit mengakses layanan perbankan konvensional.

Semangat Warga Menggugah Perubahan

SILC bukan hanya sekadar lembaga simpan pinjam, melainkan gerakan membangun kemandirian, transparansi, disiplin, dan solidaritas ekonomi. Dengan sistem keanggotaan yang terbuka dan berlandaskan nilai kejujuran, SILC menghapus batasan latar belakang sosial, ekonomi, maupun demografis.

Di Desa Mokantarak, pembentukan SILC dimulai pada Maret 2023 di bawah bimbingan fasilitator program INCIDENT, Bung Sila. Antusiasme masyarakat begitu tinggi sehingga dalam tahun pertama saja, terbentuk delapan kelompok SILC sekaligus, melewati standar awal program CRS yang biasanya hanya satu kelompok per desa.

“Mengapa sistem keuangan sebaik ini baru hadir sekarang di Mokantarak?” keluh warga saat sosialisasi, mendorong percepatan pembentukan kelompok.

Perjuangan panjang pun berbuah manis. Setelah perdebatan dengan pihak CRS, akhirnya delapan kelompok SILC Mokantarak diakui secara resmi dalam sistem MEAL (Monitoring, Evaluation, Accountability, and Learning) CRS, menjadikan Mokantarak sebagai desa dengan pencapaian terbanyak di tingkat internasional.

Konstitusi SILC, Pilar Disiplin dan Transparansi

Setiap SILC di Mokantarak beroperasi berdasarkan konstitusi yang disusun secara demokratis. Aturan tersebut mengatur kedisiplinan anggota, termasuk sanksi denda bagi keterlambatan atau ketidaktertiban saat pertemuan mingguan. Selain itu, setiap siklus SILC berlangsung selama 9–12 bulan, diakhiri dengan pembagian hasil secara transparan kepada seluruh anggota.

Pada siklus kedua, pertumbuhan SILC di Mokantarak melesat. Kini terbentuk 11 kelompok dengan 246 anggota aktif, dan total aset mencapai Rp738.469.500 per 27 April 2025. Dari 10 kelompok yang sudah menutup siklus, nilai pembagian hasil usaha mencapai Rp619.751.500, dinikmati oleh 216 penerima manfaat.

Kepala Desa Mokantarak, Petrus Baga Maran, menyampaikan apresiasinya atas kehadiran SILC saat membuka kegiatan pembagian hasil SILC Delastrada, Minggu, 27 April 2025, di Balai Serba Guna.

“SILC adalah rahmat Tuhan untuk Desa Mokantarak. Masyarakat mulai sadar pentingnya usaha produktif dan budaya menabung. Kini, koperasi rentenir mulai tersingkir,” ungkap Petrus.

Solidaritas dan Kepedulian Tumbuh Bersama

Vikjen Keuskupan Larantuka, RD. Ancis Kwaelaga, Pr, yang turut hadir, membagikan kisah uniknya mengenal SILC. Ia mengisahkan semula merasa heran setiap melewati desa dan melihat warga berkumpul membentuk lingkaran, namun tidak satu pun menanggapi sapaan.

Belakangan RD. Ancis memahami, dalam konstitusi SILC, anggota dilarang diganggu saat pertemuan resmi demi menjaga ketertiban. RD. Ancis bahkan membagikan kisah inspiratif tentang Mama Etha, seorang janda penjual kayu bakar yang berhasil menabung terbesar di kelompoknya dan membantu tetangganya yang kesulitan pangan melalui dana sosial SILC.

“Kalau saja semua Komunitas Basis Gereja (KBG) memiliki SILC, pasti umat lebih tertolong, tidak hanya dalam doa dan kolekte, tapi juga dalam karya nyata,” tandas RD. Ancis.

Kisah serupa juga datang dari Mama Maria Botha Ritan, anggota SILC Delastrada, yang mengaku kini lebih disiplin dalam keuangan untuk masa depan cucu-cucunya. Sementara itu, ibu Natalia, peraih hasil tertinggi di SILC Delastrada, meraih laba usaha Rp2 juta dari total simpanan Rp9 juta, dan berhasil membawa pulang Rp11 juta saat pembagian hasil, tepat ketika anaknya membutuhkan biaya pendidikan.

Ketua SILC Delastrada, Rosaria Bota Ritan, menegaskan perkembangan luar biasa kelompoknya. Dari semula hanya Rp26,8 juta di siklus pertama dengan 17 anggota, kini meningkat menjadi Rp115,9 juta dengan 28 anggota pada siklus kedua.

“Kami bangga. SILC membangkitkan budaya menabung, hidup disiplin, dan peduli sesama di Desa Mokantarak,” ujar Rosaria.

✍️ Yuven Fernandez | detikreportase.com | Flores Timur, Nusa Tenggara Timur

DETIKREPORTASE.COM – Mencerdaskan, Menginspirasi, Membawa Harapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250Example 728x250